FILOSOFI JAWA

*SEMBILAN FILOSOFI JAWA YANG DIAJARKAN OLEH SUNAN KALIJOGO*

1. _*URIP IKU URUP*_
"Hidup itu Nyala. Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik"

2. _*MEMAYU HAYUNING BAWONO*_
Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak

3. _*SURO DIRO JOYO JAYADININGRAT, LEBUR DENING PANGASTUTI*_  
"Segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar"

4. _*NGLURUK TANPO BOLO, MENANG TANPO NGASORAKE, SEKTI TANPO AJI-AJI, SUGIH TANPO BONDHO*_ 
"Berjuang tanpa perlu membawa massa; Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan; Berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan; Kaya tanpa didasari kebendaan"

5. _*DATAN SERIK LAMUN KETAMAN, DATAN SUSAH LAMUN KALANGAN*_ 
"Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri; Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu"

6. _*OJO GUMUNAN, OJO GETUNAN, OJO KAGETAN, OJO ALEMAN*_ 
"Jangan mudah terheran-heran; Jangan mudah menyesal; Jangan mudah terkejut-kejut; Jangan mudah kolokan atau manja"

7. _*OJO KETUNGKUL MARANG KALUNGGUHAN, KADONYAN LAN KEMAREMAN*_
"Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi"

8. _*OJO KUMINTER MUNDAK KEBLINGER, OJO CIDRO MUNDAK CILOKO*_
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah; Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka
9. _*OJO ADIGANG, ADIGUNG, ADIGUNO*_
Jangan sok kuasa, sok besar, sok hebat. 

Filsafat yg masih banyak dipakai orang jawa 😀

Saya orang miskin, saya orang kaya

Seseorang bertanya pada Bill Gates, "Adakah orang yang lebih kaya dari dirimu?"

• Bill Gates menjawab hanya satu orang.

Bill Gates mulai cerita:
Bertahun-tahun yang lalu, ketika aku belum sekaya ini, aku pergi ke bandara New York. Aku membaca surat kabar yang digelar di sana. 

Aku tertarik pada salah satu surat kabar tersebut, aku ingin membelinya ternyata uangku tidak cukup. 

Tiba-tiba seorang pria kulit hitam memanggil saya dan mengatakan, "Koran ini untuk Anda"
 
Aku berkata, "Tapi uangku tidak cukup"
Dia berkata "Tidak masalah, aku memberikan anda gratis"

• Setelah 3 bulan, aku pergi lagi ke bandara New York. Secara kebetulan cerita itu terjadi lagi, anak yang sama memberiku koran gratis. Aku bilang aku tidak bisa menerimanya
lalu ia berkata, "Aku akan memberimu keuntungan dari apa yang telah aku lakukan"

Setelah lewat 19 thn, aku sudah kaya dan aku memutuskan untuk menemui anak itu. 
Aku menemukannya setelah satu setengah bulan mencarinya. 
Aku bertanya padanya, "Kau kenal aku?" 
Dia bilang, "Ya, kau terkenal. Namamu Bill Gates"

Aku bilang,  "Beberapa tahun yang lalu kau memberiku surat kabar gratis 2 kali, sekarang aku ingin mengimbangimu. Aku akan memberikan semua yang kau inginkan"

Pemuda kulit hitam itu menjawab, "Anda tidak dapat mengimbangiku" 

Aku tanya kenapa?  Dia berkata : 
*"Karena aku memberimu ketika aku miskin sedangkan Anda ingin memberi saya ketika Anda kaya. Jadi bagaimana Anda bisa mengimbangiku?*

Bill Gates bilang:
Kurasa pria kulit hitam itu lebih kaya dari aku. Pelajaran berharga yang kuambil darinya adalah kita tidak harus menunggu kaya untuk memberi sesuatu.

Memberi dari kelebihan itu biasa, tetapi memberi dari kekurangan kita itu tidak biasa dan sangat luar biasa dan tidak banyak orang yg melakukannya. 

Jangan menunda untuk memberi, 
Jangan terlalu banyak berpikir/hitung2an untuk memberi,
Jangan memandang bulu/status sosial untuk memberi. 

Berilah, maka kamu akan diberi Lebih banyak berkat memberi daripada menerima! 

I am not a beggar

*WHAT AN ATTITUDE!!!*
(By : Mardigu WP)

Sebagaimana banyak teman yang mengetahui bahwa dalam organisasi saya, ada 6 tenaga asing, di 4 anak usaha saya. Dari 6 orang tersebut 4 ber kewarga negaraan singapura keturunan india.

Master degree dan doctoral degreenya masih di dapat dari indian institute of technology Bombay dan indian institute of science di banglore. Sebelum 15 tahun yang lalu mereka menjadi warga negara singapura. Dengan saya, sudah hampir 5 tahun bersama, dan saya merasakan manfaatnya kehadiran mereka.

Ke depan saya berencana akan menaikan jumlah pekerja - employ dengan mereka dengan memperkerjakan pekerjaan detail engineering dan technology. Sebatas kontrak kerja, di india tentunya. Tak perlu bawa ke indonesia. Dari sisi pekerjaan, saya hanya memberikan basic design, algoritmanya deh kalau bahasa IT, lalu mereka merangkainya dan membuat DED detail engineering dan drawing.

Karena itu minggu lalu ada kesempatan saya harus ke jaipur India, mendarat new delhi langsung ke wilayah rajastan, yang ibukotanya jaipur. Tugas utama menginterview beberapa kandidat pekerjaan yang saya akan out source. Ada 2 lokasi setelah jaipur yaitu ke wilayah selatan india tamil setelahnya. Kita diskusi di tulisan berikutnya.

Singkat cerita saya melihat meningkat ke gairahan baru di india. Ekonomi nya terasa meningkat di banding 5 tahun lalu saya ke sana.

Dua tahun berturut turut ekonomi india tumbuh di atas 7 % dan bisa di bayangkan dengan populasi 4 kali indonesia, tumbuh 7% itu raksasa sekali pergerakannya. Tahun ini dan selanjutnya mereka "mark" tandai dengan pertumbuhan di atas 8%.

Namun india tetap india, kumuh, pliket, bau, terutama di city dweler atau urban problem dengan banyaknya gelandangan dan kaum slum ini.

Sore, saya keluar hotel cuci mata, sepanjang jalan banyak anak-anak menjual souvenir. Dan sangat annoying, mengganggu sekali. Mendesak-desak terus. Terutama ada satu anak usian 12 tahun an kira-kira. Saya sampai gerah karena hampir 1 jam dia buntuti saya dengan berbagai cara jualan.

Kalau sebagai sales saya akui ini anak tough deal. Tapi sebagai korbannya, saya seperti di bully.

Puncaknya saya berkata, sorry kid, not interest.

But sir, this good souvenir for you family and frinds, katanya beralasan.

Dalam hati, waduh, magnet tempelan kulkas sudah banyak nak!

Saya pun berkata lagi, dengan muka jutek. Listen kid, 200 rupee its good price but i dont need that souvenir. Catatan 1 dollar amerika 65 rupee, atau harga tersebut sekitar 40 ribu rupiah lah kira-kira.

Saya mengeluarkan uang 50 rupee dengan niatan supaya dia stop draging ngekorin saya kemana-mana. There you go..saya sodorkan 50 rupee tadi ke tangannya, sekitar 10.000 rupiah.

What is this sir? Di bertanya dengan muka mengkerut.

Take it, its your! Saya jawab.

Do you think i m beggar ? katanya nyolot, i am a sounevir sales sir, take back your money. Just buy my souvenir , we all done.

Saya tersentak kaget dengan jawabannya, not beggar! Kata saya dalam hati, saya kagum dengan attitude nya. saya bukan pengemis, saya penjual souvenir!

Mengapa saya tersentak dengan jawaban itu?

Kemarinnya, kami ber 10 mengadakan tour visit ke sebuah tempat wisata 1 jam dari jaiupur, tengah jalan bus kami ban nya kempes. Lalu kami turun dari bus. Di luar panas sekali dan ada seorang bapak tua lewat jualan es teh, di panggul.

Kami memesan beberapa minuman karena memang udara panas terik. Ketika bus akan jalan kami bertanya berapa harga nya atas 12 gelas es teh tadi, dia berkata 150 rupee. Murah sekali, itu komentar kami saat itu

Saya pun mengeluarkan dan memberinya 300 rupee dan berkata, take the change. Kata-kata : "ambil saja kembaliannya" adalah bentuk apresiasi kami atas jasanya. Yang di jawab, no sir, this your 150 rupee..i am not a beggar, i am a tea seller. Kata-kata not a beggar membekas sekali di hati saya.

Dan besoknya, seorang anak 12 tahun, di hadapan saya berkata yang sama, i am not a beggar!!! What an attitude!!!! Ini kalau begini India bisa menjadi negara yang besar seperti jaman bharat sebelum inggris masuk mengoyak tradisi dan kebesaran bangsa bharat ini.

(Mardigu Wowiek, April 2017)

Sudut pandang

*"MENGUBAH SUDUT PANDANG"*

Ada seorang ibu rumah tangga yang memiliki 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan & kerapihan rumah ditanganinya sendiri. Suami serta anak-anaknya menghargai pengabdiannya itu.

Cuma ada satu masalah, ibu yg pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor. Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan hanya gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak akan berlangsung seharian. 

Padahal, ... dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya.

Atas saran keluarganya, ia pergi menemui seorang psikolog bernama Virginia Satir, dan menceritakan masalahnya. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum & berkata kepada sang ibu : Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan.

Ibu itu kemudian menutup matanya.

"Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?"

Sambil tetap menutup mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yg murung berubah cerah. Ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya.

Virginia Satir melanjutkan ; Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. 

Tak ada suami, tak ada anak2, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang-orang yang ibu kasihi".

Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
"Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu & kotoran di sana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang-orang yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadiran mereka menghangatkan hati ibu". 

Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tsb.

"Sekarang bukalah mata ibu" Ibu itu membuka matanya

"Bagaimana, apakah karpet kotor masih menjadi kekhawatiran buat ibu?" Ibu itu tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Aku tahu maksud anda, ujar sang ibu,
_*"Jika kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif".*_

Sejak saat itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya yang kotor, karena setiap melihat jejak sepatu disana, ia tahu, keluarga yg dikasihinya ada di rumah.

Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder & John Adler untuk menciptakan *NLP* _(Neurolinguistic Programming)._

Dan teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yaitu bagaimana kita 'membingkai ulang' sudut pandang kita sehingga sesuatu yg tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya.

Berikut beberapa contoh pengubahan sudut pandang :

Saya BERSYUKUR;
_*1. Untuk istri yang mengatakan malam ini kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.*_

*2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa menonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.*

_*3. Untuk anak-anak yang ribut mengeluh tentang banyak hal, karena itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.*_

*4. Untuk Tagihan Pajak yang cukup besar, itu berarti syukur Allah memberikan rezeki utk kita berpenghasilan.*

_*5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, karena itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.*_

*6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.*

_*7. Untuk rasa lelah, capai dan penat di penghujung hari, karena itu artinya saya masih mampu bekerja keras.*_

*8. Untuk semua kritik yang saya dengar tentang Pemerintah, karena itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.*

_*9. Untuk bunyi alarm keras jam 4.30 pagi yg membangunkan saya, karena itu artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.*_

*10. Untuk yang memposting broadcast panjang dan 'mengganggu' ini artinya masih ada orang Baik yang mau berbagi Nasihat dan CINTA kepada kita.*

Selamat Pagi & Have a Great Monday🌹

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan