Indikator Kebahagiaan Dunia

TUJUH INDIKATOR KEBAHAGIAAN DI DUNIA:

1. QOLBUN SYAKIRUN (hati yg selalu bersyukur). Artinya selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.(QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7)

2. AL-AZWAJU SHALIHAH (pasangan hidup yang sholeh). Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan, suasana rumah dan keluarga yg sholeh pula(QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26)

3. AL-AULADUL ABRAR (anak yg sholeh/sholehah). Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT, berbahagialah orang tua yang memiliki anak sholeh/sholehah.(QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74)

4. AL-BAIATU SHOLIHAH (lingkungan yg kondusif untuk iman kita). Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.(QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2)

5. AL-MALUL HALAL (harta yang halal). Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup. Berbahagialah orang yang selalu dengan teliti menjaga kehalalan hartanya.(QS 2:267, 43:36-37, 2:269, 2:155)

6. TAFAKUH FID-DIEN (semangat untuk memahami agama). Dengan belajar ilmu agama, akan. semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada Allah SWT dan Rasulnya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.(QS 45:20, 3:138, 5:16, 4:174, 2:269)

7. UMUR YANG BAROKAH
Artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Inilah semangat hidup orang2 yang barokah umurnya. (QS 2:96, 35:37, 36:68, 225).

terkenal di langit dan bumi

📝  RENUNGAN HIKMAH ....

ﺃﺧﻔﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻘﺒﻮﻝ ﻟﺘﺒﻘﻰ ﺍﻟﻘﻠﻮﺏ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻞ.                                                                و أبقى باب التوبة مفتوحا ليبقى الإنسان على أمل

Allah Merahasiakan  terkabulnya amal/do'a, agar hati tetap berada dalam rasa takut..                                           
Dan Allah senantiasa membuka pintu taubat, agar setiap orang tetap ada harapan..

ﻭﺟﻌﻞ ﺍﻟﻌﺒﺮﺓ ﺑﺎﻟﺨﻮﺍﺗﻴﻢ : ﻟﺌﻼ‌ ﻳﻐﺘﺮ ﺃﺣﺪ ﺑﺎﻟﻌﻤﻞ

Dan Allah jadikan husnul khatimah sebagai ukuran kebaikan, agar tiada seorang pun tertipu dengan amalnya

ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﺸﻜﻞ ﻭﺍﻟﺠﺴﻢ ﺃﻫﻢ ﻣﻦ ﺍﻟﺮﻭﺡ….
ﻣﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﺗﺼﻌﺪ ﻟﻠﺴﻤﺎﺀ…..ﻭﺍﻟﺠﺴﻢ ﻳﺪﻓﻦ ﺗﺤﺖ ﺍﻟﺘﺮﺍﺏ!!

Seandainya rupa dan tubuh itu lebih penting dari ruh,  maka ruh tak akan naik ke langit…dan tubuh tidak akan dikubur di tanah!!

ﻛﻢ ﻣﻦ ﻣﺸﻬﻮﺭ ﻓﻲ ﺍﻸ‌ﺭﺽ
ﻣﺠﻬﻮﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﺎﺀ…                                  و كم من مجهول فى الأرض معروف فى السماء

Betapa banyak orang yang terkenal di bumi, tapi tidak dikenal di langit

Dan betapa banyak orang yang tidak dikenal di bumi, tapi terkenal di langit.

ﺍﻟﻤﻌﻴﺎﺭ ﺍﻟﺘﻘﻮﻯ ﻭﻟﻴﺲ ﺍﻸ‌ﻗﻮﻯ
"ﺇﻥ ﺃﻛﺮﻣﻜﻢ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺗﻘﺎﻛﻢ "

Tolak ukur kemuliaan adalah ketakwaan, dan bukan kekuatan!
"Sesungguhnya yg paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa"

ﻻ‌ ﺗﺤﺰﻥ ﺇﻥ ﺟﻬﻠﻮﺍ ﻗﻴﻤﺘﻚ
ﺍﻟﺘﻔﺖ ﺇﻟﻰ ﻗﻴﻤﺘﻚ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ…
ﻭﺩَﻉ ﺍﻟﺒﺸﺮ !!!

Jangan bersedih jika manusia
tidak mengenal
kedudukanmu..
Fokuskan diri agar meraih kedudukan tinggi di sisi Allah... 
Dan  jangan pernah peduli dengan penilaian orang...

Baarakallahu fiikum jamii'an.  
Semoga bermanfaat

nafsu tersembunyi.

Renungan sebelum tidur

■ ■ NAFSU TERSEMBUNYI ■ ■

Beberapa pakar sejarah Islacccm meriwayatkan sebuah kisah menarik. Kisah Ahmad bin Miskin, seorang ulama abad ke-3 Hijriah dari kota Basrah, Irak.

Menuturkan lembaran episode hidupnya, Ahmad bin Miskin bercerita:

Aku pernah diuji dengan kemiskinan pada tahun 219 Hijriyah. Saat itu, aku sama sekali tidak memiliki apapun, sementara aku harus menafkahi seorang istri dan seorang anak. Lilitan hebat rasa lapar terbiasa mengiringi hari-hari kami.

Maka aku berazam untuk menjual rumah dan pindah ke tempat lain. Akupun berjalan jalan mencari orang yang bersedia membeli rumahku.

Bertemulah aku dengan sahabatku Abu Nashr dan kuceritakan kondisiku. Lantas, dia malah memberiku 2 lembar roti isi manisan dan berkata: "berikan makanan ini kepada keluargamu."

Di tengah perjalanan pulang, aku berpapasan dengan seorang wanita fakir bersama anaknya. Tatapannya jatuh di kedua lembar rotiku. Dengan memelas dia memohon:

"Tuanku, anak yatim ini belum makan, tak kuasa terlalu lama menahan siksa lapar. Tolong beri dia sesuatu yang bisa dia makan. Semoga Allah merahmati Tuan."

Sementara itu, si anak menatapku polos dengan tatapan yang takkan kulupakan sepanjang hayat. Tatapan matanya menghanyutkan akalku dalam khayalan ukhrowi, seolah-olah surga turun ke bumi, menawarkan dirinya kepada siapapun yang ingin meminangnya, dengan mahar mengenyangkan anak yatim miskin dan ibunya ini.

Tanpa ragu sedetikpun, kuserahkan semua yang ada ditanganku. "Ambillah, beri dia makan", kataku pada si ibu.

Demi Allah, padahal waktu itu tak sepeserpun dinar atau dirham kumiliki. Sementara di rumah, keluargaku sangat membutuhkan makanan itu.

Spontan, si ibu tak kuasa membendung air mata dan si kecilpun tersenyum indah bak purnama.

Kutinggalkan mereka berdua dan kulanjutkan langkah gontaiku, sementara beban hidup terus bergelayutan dipikiranku.

Sejenak, kusandarkan tubuh ini di sebuah dinding, sambil terus memikirkan rencanaku menjual rumah.

Dalam posisi seperti itu, tiba tiba Abu Nashr terbang kegirangan mendatangiku.

"Hei, Abu Muhammad! Kenapa kau duduk duduk di sini sementara limpahan harta sedang memenuhi rumahmu?", tanyanya.

"Subhanallah....!", jawabku kaget. "Dari mana datangnya?"

"Tadi ada pria datang dari Khurasan. Dia bertanya tanya tentang ayahmu atau siapapun yang punya hubungan kerabat dengannya. Dia membawa berduyun-duyun angkutan barang penuh berisi harta", ujarnya.
"Terus?", tanyaku keheranan.
"Dia itu dahulu saudagar kaya di Bashroh ini. Kawan ayahmu. Dulu ayahmu pernah menitipkan kepadanya harta yang telah ia kumpulkan selama 30 tahun. Lantas dia rugi besar dan bangkrut. Semua hartanya musnah, termasuk harta ayahmu.

Lalu dia lari meninggalkan kota ini menuju Khurasan. Di sana, kondisi ekonominya berangsur-angsur membaik. Bisnisnya melajit sukses. Kesulitan hidupnya perlahan lahan pergi, berganti dengan limpahan kekayaan.

Lantas dia kembali ke kota ini, ingin meminta maaf dan memohon keikhlasan ayahmu atau keluarganya atas kesalahannya yang lalu.

Maka sekarang, dia datang membawa seluruh harta hasil keuntungan niaganya yang telah dia kumpulkan selama 30 tahun berbisnis. Dia ingin berikan semuanya kepadamu, berharap ayahmu dan keluarganya berkenan memaafkannya."

Mengisahkan awal episode baru hidupnya, Ahmad bin Miskin berujar :

"Kalimat puji dan syukur kepada-Nya berdesakan meluncur dari lisanku. Sebagai bentuk syukurku, segera kucari wanita faqir dan anaknya tadi. Aku menyantuni dan menanggung biaya hidup mereka seumur hidup.

Aku pun terjun di dunia bisnis seraya menyibukkan diri dengan kegiatan sosial, sedekah, santunan dan berbagai bentuk amal salih. Adapun hartaku, dia terus bertambah ruah tanpa berkurang.

Tanpa sadar, aku merasa takjub dengan amal salihku. Aku merasa, telah mengukir lembaran catatan malaikat dengan hiasan amal kebaikan. Ada semacam harapan pasti dalam diri, bahwa namaku mungkin telah tertulis di sisi Allah dalam daftar orang orang shalih.

Suatu malam, aku tidur dan bermimpi.
Aku lihat, diriku tengah berhadapan dengan hari kiamat.
Aku juga lihat, manusia bagaikan ombak, bertumpuk dan berbenturan satu sama lain.

Aku juga lihat, badan mereka membesar. Dosa dosa pada hari itu berwujud dan berupa, dan setiap orang memanggul dosa dosa itu masing-masing di punggungnya.

Bahkan aku melihat, ada seorang pendosa yang memanggul di punggungnya beban besar seukuran KOTA (kota tempat tinggal, pent), isinya hanyalah dosa-dosa dan hal hal yang menghinakan.

Kemudian, timbangan amal pun ditegakkan, dan tiba giliranku untuk perhitungan amal.

Seluruh amal burukku ditaruh di salah satu daun timbangan, sedangkan amal baikku di daun timbangan yang lain. Ternyata, amal burukku jauh lebih berat daripada amal baikku.

Tapi ternyata, perhitungan belum selesai. Mereka mulai menaruh satu persatu berbagai jenis amal baik yang pernah kulakukan.

Namun alangkah ruginya, ternyata dibalik semua amal itu terdapat NAFSU TERSEMBUNYI. Nafsu tersembunyi itu adalah riya, ingin dipuji, merasa bangga dengan amal shalih. Semua itu membuat amalku tak berharga. Lebih buruk lagi, ternyata tidak ada satupun amalku yang lepas dari nafsu nafsu itu.

Aku putus asa.
Aku yakin aku akan binasa.
Aku tidak punya alasan lagi untuk selamat dari siksa neraka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara, "masihkah orang ini punya amal baik?"

"Masih", jawab seseorang. "Masih tersisa ini."

Aku pun penasaran, amal baik apa gerangan yang masih tersisa?
Aku berusaha melihatnya. Ternyata, itu HANYALAH dua lembar roti isi manisan yang pernah kusedekahkan kepada wanita fakir dan anaknya.

Habis sudah harapanku.
Sekarang aku benar benar yakin akan binasa sejadi jadinya.

Bagaimana mungkin dua lembar roti ini menyelamatkanku, sedangkan dulu aku pernah bersedekah 100 dinar sekali sedekah (100 dinar = +/- 425 gram emas), dan itu tidak berguna sedikit pun. Aku merasa benar benar tertipu habis habisan.

Segera 2 lembar roti itu ditaruh di timbanganku. Tak kusangka, ternyata timbangan kebaikanku bergerak turun sedikit demi sedikit, dan terus bergerak turun sampai sampai lebih berat sedikit dibandingkan timbangan kejelekan.

Tak sampai disitu, tenyata masih ada lagi amal baikku. Yaitu berupa air mata wanita faqir itu yang mengalir saat aku berikan sedekah. Air mata tak terbendung yang mengalir kala terenyuh akan kebaikanku. Aku, yang kala itu lebih mementingkan dia dan anaknya dibanding keluargaku.

Sungguh tak terbayang, saat air mata itu ditaruh, ternyata timbangan baikku semakin turun dan terus turun. Hingga akhirnya aku mendengar seseorang berkata, "Orang ini telah selamat."

Adakah terselip dlm hati kita hawa nafsu ingin dilihat hebat oleh org lain pada amal-amal perbuatan kita?

Buang sekarang keinginan itu.. biarkan hanya untuk Allah saja. Karena segala sesuatu yang selain karena-Nya hanya tipuan kosong belaka.

anak yang barokah

Studium Generale
Parenting Nabawiyah
Akademi Keluarga Mustawa 2
Jumat, 27 November 2015
Oleh Ustadz Budi Ashari, Lc
Di Startup Center Depok

Resume oleh Niswah Ummu Faaid

حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ طَلْحَةَ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ مِنْ الشَّجَرِ شَجَرَةً تَكُونُ مِثْلَ الْمُسْلِمِ وَهِيَ النَّخْلَةُ

Sesungguhnya di antara jenis pohon ada yang seperti seorang Muslim (keberkahannya), yaitu pohon kurma. [HR. Bukhari No.5028].

Menanam pohon kurma membutuhkan keyakinan bertahun-tahun hingga nantinya bisa berbuah manis. Tanpa rekayasa genetika, kurma yang ditanam dari biji baru akan berbuah pada tahun kedelapan. Inilah buah kesabaran dari petani kurma. Namun keyakinan dan kesabaran dalam menanam kurma, kelak akan terbayar dengan hasil yang dicapai. Bayangkan, hasil satu pohon kurma selama satu tahun kira-kira setara dengan satu hektar padi jika diuangkan. Satu hektar padi rata-rata memberikan keuntungan 4 juta rupiah dalam satu musim tanam (4 bulan). Jika setahun sekitar 12 juta/hektar. Sedangkan satu pohon kurma dalam setahun menghasilkan 80 kg buah kurma. Jika ruthob dijual Rp. 150.000/kg saja maka menghasilkan 12 juta rupiah/pohon/tahun. Itu baru satu pohon kurma, bagaimana jika satu hektar kurma? Masya Allah...

Pohon kurma dapat hidup selama ratusan tahun, dan terus menerus memberikan buahnya saat panen tanpa perlu kita menggantinya dengan tanaman baru setiap musim. Tanpa perlu kita mengolah tanah kembali setiap musim. Pohon kurma mudah perawatannya. Jika penanaman sawit dalam skala luas merusak ekosistem, maka penanaman kurma dalam skala besar memunculkan mata air, seperti oase di padang pasir.

Keyakinan dan kesabaran seperti menanam kurma itulah bekal kita mendidik anak. Setiap muslim dalam setiap fase kehidupannya seharusnya mempunyai keberkahan, seperti keberkahan pohon kurma sepanjang hidupnya.

Begitu juga dengan hadirnya anak sebagai qurrota a'yun, penyejuk pandangan. Maka sepanjang usia anak seyogyanya terasa manis, menyejukkan, dan bermanfaat bagi orangtuanya. Jika ada anak yang bermasalah, mengesalkan, terasa sepet bagi orangtuanya, maka ada yang salah dalam mendidiknya.

Maka marilah kita belajar melalui keberkahan pohon kurma. Pohon kurma melewati 6 fase sejak keluarnya mayang (thala') hingga kurma kering (tamr).

1. Thala' (mayang) diibaratkan usia bayi 0-2 tahun. Fase ini, thala' berwarna krem, aroma dan fungsinya sama seperti sperma manusia. Satu pohon kurma jantan thola' dapat menyerbuki 20 pohon kurma betina. Namun mengapa jika kita menanam biji kurma, rasio pohon jantan : betina kira-kira 1:1? Jawabannya karena Allah memberikan keberkahan melalui thala' ini. Thala' bermanfaat untuk kesuburan manusia maupun hewan. Satu pohon jantan dapat menyerbuki 20 pohon betina, selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kesuburan manusia dan ternak.

Bagi anak, fase 0-2 tahun ini merupakan fase penyusuan sempurna. Menyusu langsung agar ia mendapatkan kenyamanan dan ikatan hati. Tentu saja kehadirannya secara fitrah membahagiakan kedua orangtuanya.

2. Fase kholal, ibarat anak usia 2-7 tahun.
Berwarna hijau, masih berupa pentil kurma. Rasanya sepet. Kurma hijau (pentil) juga dimanfaatkan untuk kesuburan. Fase ini terasa menyenangkan dalam pandangan walaupun belum terasa manis. Seperti itulah anak usia 2-7 tahun, menyenangkan dalam pandangan.

3. Fase balah, diibaratkan anak usia 7 tahun. Warnanya semburat merah, rasanya sepet-sepet manis seperti salak. Usia 7 tahun ini diberi tempat khusus, yaitu diperintahkan untuk sholat secara benar. Pada usia 7 tahun ini pembiasaan ibadah benar-benar diperhatikan dengan keteladanan dari orangtuanya.

4. Fase busr, seperti anak usia 10 tahun. Berwarna kuning, mulai terasa enak. Pada usia ini jika anak tidak sholat maka pukullah dengan pukulan yang mendidik. Evaluasi ibadah dan ruhiyahnya.

5. Fase ruthob (kurma masak), ibarat anak usia baligh.
Ruthob berwarna kecoklatan, rasanya manis sempurna dan enak, namun mudah rusak.

Dengan pembiasaan ibadah dan akhlak pada fase sebelumnya, fase baligh ini sudah saatnya memanen hasilnya. Anak sudah punya kewajiban ibadah. Jika pembiasaan pada fase sebelumnya berjalan dengan baik, maka pada fase ini anak akan melaksanakan kewajibannya dengan kesadaran sendiri.

Banyak orang beranggapan bahwa usia baligh ini usia labil dimana anak susah diatur. Padahal sebagai qurrota a'yun, di segala usia anak fitrahnya menyejukkan pandangan orangtua. Manisnya iman atas pendidikan yang benar dalam fase sebelumnya bisa dilihat di fase ini. Namun sifatnya seperti ruthob, mudah rusak. Maka perlu dijaga dan dinasihati agar tetap menjaga Allah dalam setiap aktivitasnya.

6. Fase tamr / kurma kering, ibarat pemuda (ar-rusyd). Berwarna hitam, mengandung nutrisi lengkap, rasanya manis.

Di usia ini, pemuda harus sudah siap berdaya guna. Tidak ada istilah usia remaja (10-19 tahun versi BKBBN) dimana umumnya digambarkan sebagai usia yang labil dan susah diatur. Dalam masa kejayaan Islam, rata-rata pemuda 19 tahun sudah bisa menjadi orang hebat bahkan ulama besar. Begitu pula seharusnya masa kini.

Indikator usia pemuda ada tiga : mampu menyimpan, membelanjakan, dan mengembangkan uang. Jika sudah bisa melaksanakan indikator tersebut, maka di usia rusyd ini ia sudah bisa menerima beban tanggung jawab, termasuk menikah. Jika ia sudah mampu dalam ketiga indikator tersebut, maka nikahkanlah agar bisa berkarya lebih besar.

-------
👉Ada dua dari enam fase kurma yang disebutkan dalam Alquran, yaitu thola'/mayang (QS Qof:10) dan ruthob (QS Maryam:25). Artinya, dalam usia penyusuan dan baligh, anak harus benar-benar diperhatikan.

👉Usia 7-12 tahun adalah masa kanak-kanak yang tenang. Beri bekal ruhiyah yang kuat agar ia memiliki akhlak mulia sebagai bekal bersosialisasi dengan teman-temannya.

Ini merupakan usia tamyiz yaitu fase menjelang baligh. Di usia tamyiz, anak bisa membedakan mana baik dan mana buruk termasuk dalam memilih teman. Di usia tamyiz, ia bersiap-siap menjadi orang dewasa.

Usia 7-12 tahun anak-anak sudah bisa bersikap amanah, jujur, dan adil. Jika ada indikator yang tidak terpenuhi, maka perlu dievaluasi.

Masa kanak-kanak yang tenang ini perlu dididik life skill untuk mengasah bakat dan keterampilannya. Tapi bukan semata-mata untuk menghasilkan uang. Belum saatnya 'panen' lebih awal. Ini hanyalah pembelajaran agar bisa survive di masa depan. Jika dipaksakan 'panen', maka kelak akan sepet buahnya, bukan manis.

Maka tetaplah dalam keyakinan dan kesabaran yang kuat dalam mendidik anak-anak. Tugas orangtua adalah menanamnya dengan baik, membekali anak dengan tauhid agar kelak berbuah manis dengan izin Allah.

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit," (QS: Ibrahim Ayat: 24)

تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا ۗ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

"Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS: Ibrahim Ayat: 25).

Wallahu a'lam bishshowab.
Semoga bermanfaat
Depok, 1 Desember 2015

5 cara didik anak

🌸🌸🌸🌸🌸

LIMA MODEL EFEKTIF DALAM MENDIDIK ANAK

(Ringkasan Pengajian PERMATA yang disampaikan oleh Pak Cah di rumah beliau Sabtu sore 21/ 11/ 2015).

Sore yang sejuk karena mendung ini, kami mengikuti Pengajian PERMATA (Pernik-pernik Rumah Tangga) yang rutin digelar di rumah ustadz Cahyadi Takariawan sebulan sekali.

Sudah lima pertemuan berturutan, Pak Cah mengupas dinamika kehidupan berumah tangga dari Kitab "Baitul Muslim Al Qudwah" karya Dr. Abu Al Hamd Rabee.

Sore tadi sampai pembahasan bab kedua sub bagian yang pertama, tentang metode efektif mendidik anak.

Dalam kitab tersebut, Al Ustadz Abu Al Hamd Rabee menjelaskan, ada 5 model yang efektif dalam mendidik anak.

Pertama, Model Qudwah

Mendidik anak akan efektif apabila ada contoh teladan yang nyata.

Sulit bagi anak untuk jujur apabila orang tuanya mencontohkan kebohongan.

Sulit bagi anak untuk rajin ibadah apabila orang tuanya tidak melaksanakan ibadah

Untuk itu orang tua harus menjadi contoh teladan dalam kebaikan bagi anak-anak. Dengan demikian anak bukan hanya mendapatkan teori, namun sekaligus mendapatkan contoh nyata.

Kedua, Model Pembiasaan

Pembiasaan yang dilakukan sejak kecil akan mampu menjadi pondasi kebaikan bagi anak hingga mereka dewasa.

Biasakan anak-anak dengan perasaan diawasi dan dijaga oleh Allah agar mereka selalu berada dalam kebaikan dimanapun mereka berada.

Biasakan anak-anak membenci dan menjauhi kemungkaran sejak kecil agar ketika dewasa mereka mudah menjauhinya.

Biasakan anak-anak menjalankan ibadah sejak kecil agar mereka selalu menjadi ahli ibadah.

Biasakan anak-anak mencintai Nabi Saw agar mereka selalu meneladani dan mengidolakan Nabi dalam kehidupan.

Ketiga, Model Kisah

Al Qur'an menyatakan bahwa kisah dapat meneguhkan hati dalam keimanan dan kebaikan (QS Hud : 120).

Sampaikan kisah-kisah teladan kepada anak-anak agar mereka menjadikan Nabi serta orang-orang salih sebagai panutan dan idola.

Ajak anak-anak berdiskusi tentang kisah-kisah keteladanan utama agar mereka mengerti makna dan hikmah yang bisa diambil dari kisah tersebut.

Jika anak-anak sudah bisa membaca, berikan buku-buku serta ensiklopedi tentang kisah para Nabi, kisah sahabat Nabi maupun kisah orang-orang salih.

Biasakan mereka membaca kisah kebaikan di setiap kesempatan yang mereka miliki. Agar waktu mereka optimal dalam kebaikan.

Keempat, Model Memanfaatkan Momentum

Di antara model mendidik anak adalah dengan memanfaatkan momentum, peristiwa, atau kejadian yang dialami atau yang ada di sekitarnya.

Ketika anak kehilangan mainan, misalnya, menjadi kesempatan bagi orang tua untuk mengajarkan sikap ikhlas, hati-hati sekaligus mengajarkan doa kehilangan.

"Allahumma raaddadh dhaallah wa haadiyadh dhalaalah, tahdi minadh dhalaalah, urdud 'alayya dhaallati biqudratika wa sulthaanika fa innaha min 'athaa-ika wa fadhlik" (HR Thabrani).

Ketika ada seseorang meninggal dunia, kesempatan bagi orang tua untuk mengajak anak mengambil pelajaran dari peristiwa kematian.

Demikian seterusnya, semua peristiwa dan kejadian selalu ada nilai pendidikannya jika kita mampu mengambil hikmahnya.

Kelima, Model Reward dan Punishment

Anak memerlukan pengakuan dan pujian atas kebaikan dan prestasi yang dilakukannya.

Orang tua harus seimbang dalam memberikan reward dan punishment kepada anak, karena keduanya diperlukan dalam mendidik dengan kadar yang tepat.

Jangan hanya bisa menghukum kesalahan anak, namun juga harus bisa mengapresiasi kebaikan anak.

Salam keluarga Indonesia.

Yogyakarta 21 Nov 2015

🌸🌸🌸🌸🌸
Tim Pengajian PERMATA

Ketika Bukan

Butir Butiran Kehidupan

🌑~KETIKA
Aku ingin hidup KAYA...
Aku lupa,
bahwa HIDUP itu sendiri adalah sebuah KEKAYAAN.

🌑~KETIKA...
Aku takut MEMBERI...
Aku lupa,
bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN.

🌑~KETIKA...
Aku ingin jadi yang TERKUAT...
Aku lupa,
bahwa dalam KELEMAHAN....
Tuhan memberikan aku KEKUATAN.

🌑~KETIKA...
Aku takut RUGI...
Aku lupa,
bahwa  HIDUPKU...
Adalah sebuah KEBERUNTUNGAN, karena AnugerahNYA.

Ternyata hidup ini sangat indah...
ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNYA

🌑~BUKAN...
karena hari ini INDAH kita BAHAGIA...
Tetapi karena kita BAHAGIA...
maka hari ini menjadi INDAH.

🌑~BUKAN...
karena tak ada RINTANGAN kita menjadi OPTIMIS...
Tetapi karena kita OPTIMIS...
RINTANGAN akan menjadi tak terasa.

🌑~BUKAN...
karena MUDAH kita YAKIN BISA...
Tetapi karena kita YAKIN BISA... semuanya menjadi MUDAH.

🌑~BUKAN...
karena semua BAIK kita TERSENYUM...
Tetapi karena kita TERSENYUM maka semua menjadi BAIK.

Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.

🌑~BILA...
kita tidak dapat menjadi jalan besar...
cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui orang.

🌑~BILA...
kita tidak dapat menjadi matahari...
cukuplah menjadi lilin yang dapat menerangi sekitar kita.

🌑~BILA...
kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang...
cukuplah berdoa untuknya.    👉🏿 tetap semangat.☝🏽🏃

tempatkan keyakinan anda dengan benar!

Pagi ini, saya ingin berbagi sedikit cerita, tentang keyakinan.
Ini adalah sebuah renungan bagi diri saya sendiri sebetulnya. Dialog ego-ego saya, pikiran dan hati.
Apa Anda yakin dengan bisnis ini? pertanyaan yang sebetulnya mudah saja saya jawab, "yakin". Namun, saya tidak yakin dengan fibrasinya.. apakah sampai ke dalam hati?
Akhirnya saya putuskan untuk bertanya lebih dalam lagi. Merenung lebih jauh lagi.
Di bisnis ini, kebetulan saya menjalaninya dengan suami, "Apakah saya yakin dengan suami saya?"
saya jawab, "Masa nggak yakin? harusnya yakin dooong, apa bener yakin?" sampai saya tersenyum sendiri.. sama suami saja saya kadang masih nggak yakin.. tapi di situlah saya justru ingin berbenah, memperbaiki keyakinan pada suami.
Hingga muncul sebuah protes, "kok sampai di situ saja? bukannya Allah belum kesebut?"
Lalu saya ingat seorang ustadz pernah berkata, "yakin adalah mengimani seluruhnya tanpa keraguan, tanpa tapi".

Tidak-tidak.. saya tidak terlalu yakin dengan bisnis ini, juga dengan suami, dengan leader, dengan anggota tim. Saya sering ragu... Namun, saya yakin pada Allah, yang mempertemukan saya dengan suami, dengan bisnis ini,dengan para leader, dan teman-teman yang lain. Dia yang tidak pernah main-main ketika memutuskan satu kejadian.

Ya, saya hanya harus menjalani qodrat-qodratnya.. sunatullahnya.. menjalankan peran sebaik-baiknya.. sebagai bagian dr bisnis ini, sebagai seorang istri, seorang anak, sebagai bagian dr tim ini, maka Allah lah yang akan menjamin rizky bagi setiap hamba-Nya yang yakin seluruhnya tanpa syarat..

ibadah acur, ekonomi ajur

"Masalah Kita Bukan Masalah Ekonomi"

#Artikel Ust.Yusuf Mansyur#

Masalah kita masalah ekonomi? Bukan banget-banget. Masalah kita itu, sebab ga tahajjud. Ga ada witir. Ga shubuh berjamaah. Ancur semua.

Masalah kita masalah ekonomi? Bukan. Masalah kita itu bukan di situ akarnya. Tapi lebih kita bisa jadi pada munafik dan fasik.

Ngaku Islam. Tapi ama masjid jauh. Ama ngaji, ga lancar. Plus ga ngerti. Tapi kalo ngomong soal agama, debat sampe keluar urat nadi, hehehe.

Nyepelein shalat, banyak menyekutukan Allah, ama Allah banyak lalainya, banyak ga ngehargainnya, banyak lupanya. Nyantai banget kalo ke Allah.

Ama Allah juga ga ada takutnya. Ama mati ga ada takutnya. Akhirnya, ummat Islam dibuat berantakan di semua sendi. Termasuk ekonomi.

Sangat-sangat belom terlambat. Saya bicara pada diri sendiri. Jika malam ini Kamu gagal shalat malam dan shubuh berjamaah, maka Kamu benar-benar akan trlambat.

Ga usah kejauhan nyari solusi. Benahin bener aja dulu shalat berjamaahnya. Ke masjid. Ke masjid. Ke masjid. Ada di sana tuh solusi.

Ini orang-orang pinter yang suka pada diskusi, debat, mikirin negara&agama, kadang suka pada berantakan shalat tepat waktu dan tiada berjamaah kecuali sedikit.

Semoga Allah memaafkan kita semua. Dan membimbing kita semua. Wabil khusus saya ini. Yang suka ngomong. Semoga Allah perbaiki saya juga..

Semangaat pagii  berkah..
Mari lbh dekatkan ke allah, agar semua nya terasa enteng dan mnjadi ibadah. untuk pencapaian apa yg kita inginkan. Aamiin..

                      By. UYM.

lihatlah apa yg dikatakan, jangan lihat siapa yg berkata!

Sang Imam-pun menangis

Nu'man bin Tsabit  dikenal dengan sebutan Abu Hanifah, atau populer disebut Imam Hanafi, pernah berpapasan dengan anak kecil yg berjalan mengenakan sepatu kayu (terompah kayu).

Sang imam berkata :
Hati-hati, Nak dengan sepatu kayumu itu Jangan sampai kau tergelincir.

Bocah ini pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih atas perhatian Abu Hanifah.
Bolehkah saya tahu namamu, Tuan? tanya si bocah.
Nu'man namaku, Jawab sang imam.

Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar al-imam al-a'dhom. (Imam agung) itu..?? Tanya si bocah.

Bukan aku yang memberi gelar itu, Masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku.

"Wahai Imam, hati - hati dengan gelarmu.
Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar...!

Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu dapat menjerumuskan mu ke dalam api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertainya.

Ulama besar yang diikuti banyak umat Islam itupun tersungkur menangis....
Imam Abu Hanifah bersyukur. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah.

Betapa banyak manusia tertipu karena jabatan, tertipu karena kedudukan, tertipu karena gelar, tertipu karena kemaqoman, tertipu karena status sosial...

Jangan sampai kita tergelincir... jadi angkuh dan sombong karena gelar, jabatan, status sosial dan kebesaran di dunia.

Pepatah mengata kan...
Sepasang tangan yang menarikmu kala terjatuh lebih harus kau percayai dari pada seribu tangan yg menyambutmu kala tiba di puncak kesuksesan.

selikur Selawe seket sewidak

Pitutur Jawi...
KEUNIKAN ANGKA DALAM BAHASA JAWA
"SELAWE - SEKET - SEWIDAK"

Dalam bahasa Indonesia urutan bilangan diucapkan :
Dua Puluh Satu, 
Dua Puluh Dua,...s/d
Dua Puluh Sembilan.

Dalam bhs Jawa tidak diberi nama 
Rongpuluh Siji, 
Rongpuluh Loro, dst; 
Melainkan 
Selikur, 
Rolikur,... 
Songo Likur.

Di sini terdapat satuan LIKUR 
Yang merupakan kependekan dari LIngguh KURsi, artinya duduk di kursi.
Pada usia 21-29 itulah pada umumnya manusia mendapatkan " TEMPAT DUDUKNYA", pekerjaannya, profesi yang akan ditekuni dalam kehidupannya; apakah sebagai pegawai, pedagang, seniman, penulis dan lain sebagainya.

Namun ada penyimpangan di atas penyimpangan tadi. 
Bilangan 25 tidak disebut sebagai LIMANG LIKUR, melainkan SELAWE.
SELAWE (SEneng-senenge LAnang lan WEdok).
Puncak asmaranya laki-laki dan perempuan, yang ditandai oleh pernikahan. Maka pada usia tersebut pada umumnya orang menikah (dadi manten).

Bilangan selanjutnya sesuai dengan pola :
Telung Puluh, 
Telung Puluh Siji, 
Telung Puluh Loro, dst.
Tapi ada penyimpangan lagi nanti pada bilangan 50. 
Setelah Sepuluh, 
Rongpuluh, 
Telung Puluh, 
Patang puluh, 
mestinya Limang Puluh.

Tapi 50 diucapkan menjadi SEKET. Pasti ada sesuatu di sini...
SEKET (SEneng KEthonan: suka memakai kethu/tutup kepala topi/kopiah). Tanda Usia semakin lanjut, tutup kepala bisa utk menutup botak atau rambut yg memutih karena semirnya habis... 
Di sisi lain bisa juga Kopiah atau tutup kepala melambangkan orang yang seharusnya lebih taat beribadah...
Pada usia 50 mestinya seseorang seharusnya lebih memperbanyak ibadahnya dan lebih ber-ISTIQOMAH

Setelah sejak umur likuran bekerja keras mencari kekayaan untuk kehidupan dunia, sekitar 25 tahun kemudian, yaitu pada usia 50 perbanyaklah ibadah, untuk bekal memasuki kehidupan akherat yg kekal dan abadi...

Dan kemudian masih ada satu bilangan lagi, yaitu 60, yang namanya menyimpang dari pola, 
Bukan Enem Puluh melainkan SEWIDAK atau SUWIDAK.
SEWIDAK (SEjatine WIs wayahe tinDAK). 
Artinya: sesungguhnya sudah saatnya pergi. Sudah matang...
Hrs sdh siap dipanggil mengahadap Allah ta'ala...(siapkah kita kalau hari ini tiba2 kita dipanggil untuk menghadap-NYA)....

Semoga bermanfaat ..

Rizki itu Kejutan!!!

🌿"Renungan Pagi"🌿
"di balik RAHASIA..."

☑ (M) Manusia
☑ (A) Allah SWT.

M : Yaa Allah, bolehkah aku bertanya pada-MU?
A : Tentu saja silahkan...!
M : Tapi janji ya, Engkau takkan marah.
A : Ya, Aku janji.
M : Kenapa Kau biarkan banyak HAL BURUK terjadi padaku hari ini?
A : Apa Maksudmu?
M : Aku bangun terlambat.
A : Ya, trus?
M : Mobilku mogok & butuh waktu lama tuk menyala.
A : Oke, trus?
M : Roti yg kupesan dibuat tak seperti pesananku, hingga kumalas memakannya.
A : Hmm, trus?
M : Di jalan pulang, HPku tiba-tiba mati saat aku berbicara bisnis besar!
A : Benar, trus?
M : Dan akhirnya, saat ku sampai di rumah, aku hanya ingin sedikit bersantai dgn mesin pijat refleksi yg baru kubeli, tapi MATI..!!?
Kenapa tak ada yg LANCAR hari ini?

A : Biar KU-perjelas..
Ada Malaikat kematian pagi tadi, dan Aku mengirimkan Malaikat-KU tuk berperang melawannya agar tak ada hal buruk terjadi padamu!
KU-biarkan kau terTIDUR disaat itu.
M : Oh, tapi...
A : AKU tak biarkan mobilmu menyala TEPAT WAKTU, karena ada pengemudi mabuk lewat didepan jalan & akan MENABRAKmu.
M : (merunduk)
A : Pembuat burgermu sedang sakit, AKU tak ingin kau tertular, oleh karenanya KU-buatnya salah bekerja!
M : (tarik nafas)
A : HPmu KU-buat mati, karena mereka PENIPU, KU-tak mungkin membiarkanmu tertipu.
Lagipula bisa mengacaukan KONSENTRASI-mu dlm mengemudi, bila ada yg menghubungimu kala HP menyala..
M : (mataku berkaca-kaca) aku mengerti Yaa Alloh...
A : Soal mesin pijat refleksi,,
KU-tau kau belum sempat beli voucher listrik, bila mesin itu dinyalakan, maka akan mengambil banyak daya listrikmu...
KU yakin kamu tak ingin berada dalam kegelapan ditengah malam.
M : (menangis tersedu) Ma'afkanku Yaa Alloh!
A : Tak apa, tak perlu meminta ma'af. Belajarlah tuk percaya PADA-KU. Karena Rencana-KU padamu JAUH lebih baik...

Mungkin kau tak tau, dimana rizkimu...
Tapi rizkimu tau dimana dirimu...
Dari lautan biru, bumi dan gunung...
Alloh SWT memerintahkannya menujumu...

Alloh SWT menjamin rizkimu, sejak 4 bulan 10 hari, saat kau dalam kandungan ibumu...

Amatlah keliru bila bertawakkal rizki, dimaknai dari hasil bekerja...
Karena bekerja adalah ibadah... sedang rizki itu urusan-Nya...

Melalaikan kebenaran demi mengkhawatirkan apa yang dijamin-Nya...
Adalah kekeliruan berganda...

Manusia membanting tulang, demi angka simpanan gaji...
Yang mungkin esok akan ditinggal mati...

Mereka lupa bahwa hakekat rizki bukan apa yang tertulis dalam angka...
Tapi apa yang telah dinikmatinya...

Rizki tak selalu terletak pada pekerjaan kita...
Alloh SWT menaruh sekehendak-Nya...

Diulang bolak balik 7x Shofa dan Marwah...
Tapi Zamzam, justru muncul dari kaki bayinya...

Ikhtiyar itu perbuatan...
Rizki itu kejutan...

Dan jangan lupa...
Tiap hakekat rizki akan ditanya...
"Darimana dan untuk apa"...
Karena Rizki adalah "Hak Pakai"...

Halalnya dihisab...
Haramnya diadzab...

Maka, jangan kau iri pada rizki orang lain...
Bila kau iri pada rizkinya, kau juga harus iri pada takdir matinya...

Karena Alloh SWT membagi rizki, jodoh dan usia ummatnya...
Tanpa bisa tertukar satu dan lainnya...

Jadi... Yakinlah semua adalah atas kehendak-Nya... Alloh SWT Maha Besar, Maha merencana...

Semoga bermanfaat...
Baarokalloohu fiikum.

alasan, gagal sukses

Quote hari ini:
"Lebih mudah beralih dari kegagalan ke kesuksesan, daripada beralih dari alasan ke kesuksesan"
~John C. Maxwell

Nikmati Masalah Anda!

Alkisah... Seorang lelaki yang sedang dirundung kesedihan datang menemui Ali bin Abi Tholib RA, ia pun berkata, "Wahai Amirul Mukminin, aku datang kepadamu karena aku sudah tidak mampu lagi menahan beban kesedihanku."
Ali menjawab, "Aku akan bertanya dua pertanyaan dan jawablah !"

Lelaki itu berkata, "Ya, tanyakanlah !"

"Apakah engkau datang ke dunia bersama dengan masalah-masalah ini?" kata Ali bin Abi Tholib

"Tentu tidak" jawabnya.

"Lalu apakah kau akan meninggalkan dunia dengan membawa masalah-masalah ini?" tanya Ali bin Abi Tholib

"Tidak juga" jawabnya.

Lalu Ali RA berkata,
"Lalu mengapa kau harus bersedih atas apa yang tidak kau bawa saat datang dan tidak mengikutimu saat kau pergi?"
"Seharusnya hal ini tidak membuatmu bersedih seperti ini. Bersabarlah atas urusan dunia..
Jadikanlah pandanganmu ke langit lebih panjang dari pandanganmu ke bumi dan kau pun akan mendapat apa yang kau inginkan….
Tersenyumlah ! karena rizkimu telah dibagi dan urusan hidupmu telah diatur….
Urusan dunia tidak layak untuk membuatmu bersedih semacam ini karena semuanya ada di tangan Yang Maha Hidup dan Maha Mengatur…."

Kemudian Ali bin Abi tholib meneruskan ungkapannya,

"Seorang mukmin hidup dalam dua hal, yaitu kesulitan dan kemudahan. Keduanya adalah nikmat jika ia sadari.
Dibalik kemudahan ada rasa syukur.
Sementara Allah berfirman,

"Allah akan Memberi balasan kepada orang yang bersyukur."
(QS.Ali Imran: 144)

Dan dibalik kesulitan ada kesabaran. Allah berfirman,
"Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas."
(QS.Az-Zumar: 10)

Bagi seorang mukmin, kesulitan dan kemudahan adalah ladang untuk menabung pahala dan hadiah dari Allah SWT. Lalu kenapa masih bersedih?

Jangan selalu mengeluh "Ohh masalahku begitu besar. Tapi katakan pada masalah itu, Sungguh aku punya Allah yang Maha Besar".

hindari dan jauhkan

Racun - Racun Maksiat Yang Mematikan Hati Tanpa Kita Sadari

Di era globalisasi ini kita melihat berbagai macam kemaksiatan yang semakin marak terjadi di bumi Indonesia ini. Mulai dari pembunuhan, perzinaan dan yang lainnya. Dan tidak sedikit pula dari kaum muslimin yang mulai meninggalkan ibadah kepada Allah dan tenggelam dalam berbagai praktek kesyirikan.
Barangkali tidak kita sadari bahwasanya kemaksiatan yang terus bermunculan dapat menjadi sebab mengapa negeri kita ini ditimpa berbagai bencana yang tak kunjung berhenti. Sebagai contohnya adalah kemakmuran rakyat yang terusik dan kebobrokan moral yang merajalela. Berikut ini ulasan singkat tentang bahaya dan pengaruh kemaksiatan terhadap diri seorang muslim.

MAKSIAT PENYEBAB TERJADINYA KERUSAKAN DI BUMI

Tidaklah suatu musibah itu menimpa suatu kaum kecuali itu semua disebabkan oleh perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Allah تعالى berfirman :

ظهر الفساد في البر و البحر بما كسبت أيدي الناس ليذيقهم بعض الذي عملوا لعلّهم يرجعون

" Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari ( akibat ) perbuatan mereka, agar mereka kembali ( ke jalan yang benar )." ( QS. Ar-Ruum:41 )

Marilah kita amati bencana-bencana yang telah melanda negeri kita. Banjir, Gempa bumi, Tanah longsor, Gunung meletus, dan masih banyak lagi bencana yang tidak kunjung berhenti. Mungkin ini adalah peringatan dari Allah تعالى kepada kita semua agar kita bertaubat kepada-Nya dan kembali kepada Al-Qur'an dan sunnah Rasul-Nya. Maka jadikanlah ini semua sebagai pelajaran, wahai orang-orang yang beriman!

MAKSIAT MEMBUTAKAN HATI

Hati adalah tolok ukur keimanan dan kebaikan seorang muslim. Apabila hati tersebut baik, maka seluruh anggota badan juga akan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila hati seseorang jelek maka seluruh anggota badannya juga akan jelek.

Oleh karena itu, sudah seharusnya bagi setiap muslim untuk selalu menjaga hatinya dan tidak mengotorinya dengan melakukan dosa, karena dosa bagaikan racun bagi hati. Sesungguhnya seorang hamba apabila bermaksiat kepada Allah maka hatinya akan diberikan satu titik hitam. Dan apabila dia terus-menerus berbuat dosa maka hatinya akan penuh dengan noda hitam sehingga hatinya pun menjadi mati. Dan apabila hati telah mati maka hati tersebut akan terkunci dari kebenaran dan taufik-Nya sehingga seseorang akan terjerumus dalam kebinasaan tanpa dia sadari.

MAKSIAT MENGHILANGKAN BERKAH KEHIDUPAN

Sesunnguhnya maksiat dapat menyebabkan hilangnya barokah dari harta dan umur seseorang. Dan dengan maksiat menyebabkan diangkatnya barokah dari muka bumi. Allah تعالى berfirman yang artinya:

"  Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ( ayat-ayat kami ) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." ( QS. Al-A'raaf:96 )

MAKSIAT MENYEBABKAN SESEORANG LUPA KEPADA ALLAH

Sesungguhnya maksiat dapat menyebabkan seorang muslim melupakan Rabbnya dan meninggalkan-Nya.

Dan apabila dia telah meninggalkan Rabbnya, maka syaithon pun akan menguasai jiwanya. Allah تعالى berfirman :

يٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ أٰمَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللّٰهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللّٰهَ ۚ إِنَّ ٱللّٰهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ ( ١٨)   وَلَا تَكُونُوا۟ كَٱلَّذِينَ نَسُوا۟ ٱللّٰهَ فَأَنسَىٰهُمْ أَنفُسَهُمْ ۚ أُو۟لٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفٰسِقُونَ(١٩)٩ 

" Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yng telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan."

" Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, sehingga Allah menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. Al-Hasyr: 18-19

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kita untuk tidak meniru perbuatan orang-orang yang telah melupakan-Nya. Lalu siapakah mereka itu? Mereka adalah orang-orang yang tidak bertaqwa kepada-Nya dan tenggelam dalam kemaksiatan kepada-Nya. Mereka melupakan Allah sehingga Allah membuat mereka lupa terhadap diri mereka sendiri.

obat sakit hati

Kekuatan untuk Mengobati Sakit Hati

Disebuah desa kecil di lereng pegunungan ada seorang penasehat yg bijaksana, suatu hari seorang wanita yang putra satu2nya telah meninggal, mendatangi penasehat tersebut dan bertanya, "Kekuatan apa yg anda miliki yang dapat mengobati rasa kecewa dan sakit hatiku?"

Ketika sang penasehat itu mendengar semua kisah hidup wanita ini, ia berkata; "ada nyonya, tapi syarat pertama anda harus membawakan saya segenggam benih padi dari sebuah keluarga yg tidak memiliki masalah."

Wanita itu segera pergi kesebuah rumah gedung termewah di desa itu, berpikir tentu tidak ada yg salah dirumah ini. Setelah ia menemui pemilik rumah, ia mendengar cerita hal yg sebaliknya, tuan rumah menceritakan ada banyak masalah yg jauh lebih besar yg belum pernah ia dengar.

Lalu ia datang kerumah yg lain:
Jawab penghuni rumah: oh anda datang kerumah yg salah

Setelah ia mengunjungi berpuluh rumah ia tetap tak dpt menemukan keluarga yg tdk memiliki masalah.

Setelah sebulan ia kembali ke penasehatnya: "maaf bapak saya tidak dapat menemukan keluarga yang tdk memiliki masalah"
"Malahan saya banyak menasehati dan menguatkan beberapa keluarga yang begitu menyedihkan"

Penasehat itu bertanya:
"Apakah hatimu masih sakit?"
Sambil tersenyum ia menjawab: "Tidak lagi, setelah saya tau orang yg nampaknya bahagia ternyata ia memiliki masalah yang jauh lebih banyak dari saya"

Banyak orang terjebak pada pola pikirnya sendiri, sehingga ia merasa menjadi orang yg paling malang, tidak seperti orang lain yang kelihatan begitu happy.

Kadang kita begitu sibuk memikirkan diri kita sendiri dan terlalu sibuk menjumlah kesulitan2 shg kita lupa menghitung berkat dan segala kebaikan yg telah kita terima.
Be gratefull ! Bersyukurlah...!!

amalan untuk orang sukses

Yuk, amalkan 7 sunnah Nabi.
🏡Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah🏡

🌴Pertama:🌴
➖➖➖➖➖
Tahajjud, karena kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya. Pastinya doa mudah termakbul dan menjadikan kita semakin dekat dengan Allah.

🌴Kedua:🌴
➖➖➖➖➖
Membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari, alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman. Paling tidak jika sesibuk apapun kita, bacalah walau beberapa ayat..

🌴Ketiga:🌴
➖➖➖➖➖
Jangan tinggalkan masjid terutama di waktu subuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke mesjid, karena masjid merupakan pusat keberkahan, bukan karena panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.

🌴Keempat:🌴
➖➖➖➖➖➖
Jaga sholat dhuha, karena kunci rezeki terletak pada sholat dhuha. Yakinlah, manfaat sholat dhuha sangat dasyat dalam mendatangkan rezeki.

🌴Kelima:🌴
➖➖➖➖➖
Jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari. Percayalah, sedekah yang diberikan akan dibalas oleh Allah dengan berlipat ganda.

🌴Keenam:🌴
➖➖➖➖➖
Jaga wudhu terus menerus karena Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu sholat walau ia sedang tidak sholat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, "ampuni dosanya dan sayangilah dia yaa Allah".

🌴Ketujuh:🌴
➖➖➖➖➖
Amalkan istighfar setiap saat. Dengan istighfar masalah yang terjadi karena dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.

Semoga memberi manfaat pada semuaa 👏 Aamiin...

tanda kebahagiaan dan keberhasilan

Ibnu Qayyim Al Jauziyyah rahimahullahu ta'ala mengatakan,
"Termasuk tanda-tanda kebahagiaan dan keberhasilan adalah ketika seorang hamba bertambah ilmunya bertambah pula tawadhu' dan kasih-sayangnya, ketika ia bertambah amalnya bertambah pula rasa takutnya kepada Allah dan kehati-hatiannya, ketika ia bertambah umurnya berkurang pula rakusnya [kepada dunia], ketika ia bertambah hartanya bertambah pula kedermawanan dan pemberiannya, dan ketika ia bertambah kekuasaan dan kedudukannya bertambah pula kedekatannya dengan manusia dan kesediaannya menolong orang-orang serta tawadhu'-nya kepada mereka.
Termasuk tanda-tanda kesengsaraan adalah ketika seseorang bertambah ilmunya bertambah pula ketakaburan dan kesombongannya; ketika ia bertambah amalnya bertambah pula keangkuhannya, sikap meremehkan manusia dan selalu menganggap baik dirinya; ketika ia bertambah umurnya bertambah pula ketamakannya [kepada dunia]; ketika ia bertambah hartanya bertambah pula kerakusan dan keengganannya untuk berbagi harta; dan ketika ia bertambah kekuasaan dan kedudukannya bertambah pula ketakaburan dan kesombongannya.

bersyukurlah....

🍀 Renungan Pagi 🍀
🌎🌍🌒🌓🌗🌘🌏🌏

🍁DUA HAL SAJA🍁

Dua hal yang tidak akan selamanya ada dalam diri seseorang : "masa mudanya dan kekuatannya."

Dan dua hal yang berguna untuk setiap orang : "hati yang mulia dan hati yang lapang".

Dan dua hal pula yang akan mengangkat derajat seseorang : "sikap rendah hati dan menolong kesulitan orang lain".

Dan dua hal pula yang menjadi penolak bala : "amal dan sosialisasi"    
                   
Ada tiga fase hidup yang tampak :

1. Masa puber: anda punya waktu dan kekuatan tetapi tidak punya UANG .

2. Masa bekerja: anda punya uang dan kekuatan, tetapi tidak punya WAKTU .

3. Masa tua: anda punya uang dan punya waktu, tetapi tidak punya KEKUATAN .

Inilah kehidupan, ketika kita mendapat sebuah karunia , maka akan hilang karunia lainnya.

Anda selalu yakin bahwa kehidupan orang lain, selalu lebih baik dari kehidupan anda ..

Dan orang lain pun meyakini, bahwa kehidupan anda lebih baik darinya.          
Hal itu dikarenakan kita melupakan
hal terpenting dalam hidup kita, yaitu berSYUKUR dgn apa yang kita MILIKI ....

Selamat Pagi Saudara2ku Rahimamullah...🍀💖🌺...

istriku terbaik

النصيحة النفيسة
Nasehat berharga

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ

Berkata seorang laki laki,

ﺣﻴﻦ ﺃﻋﺠﺒﺖ ﺑﺰﻭﺟﺘﻲ ﻛﺎﻧﺖ ﻓﻲ ﻧﻈﺮﻱ * ﻛﺄﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻟﻢ ﻳﺨﻠﻖ ﻣﺜﻠﻬﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ

Dulu di saat aku mengagumi istriku ia di mataku * Seakan akan Allah tidak menciptakan wanita sepertinya di dunia ini.

ﻭﻟﻤﺎ ﺧﻄﺒﺘﻬﺎ * ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮﻳﻦ ﻣﺜﻠﻬﺎ

Di saat aku meminangnya * Ternyata aku melihat banyak wanita yang sepertinya.

ﻭﻟﻤﺎ ﺗﺰﻭﺟﺘﻬﺎ * ﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻜﺜﻴﺮﻳﻦ ﺃﺟﻤﻞ ﻣﻨﻬﺎ

Di saat aku menikahinya * Ternyata aku melihat
banyak wanita yang lebih cantik darinya.

ﻓﻠﻤﺎ ﻣﻀﺖ ﺑﻀﻌﺔ ﺃﻋﻮﺍﻡ ﻋﻠﻰ ﺯﻭﺍﺟﻨﺎ * ﺭﺃﻳﺖ ﺃﻥ ﻛﻞُّ
ﺍﻟﻨَﺴَﺎﺀِ ﺃﺣْﻠَﻰ ﻣِﻦْ ﺯَﻭﺟَﺘِﻲ

Setelah beberapa tahun aku menikah dengannya *
Ternyata aku melihat semua wanita lbih cantik dari istriku.

ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ : ﺃﻓﺄﺧﺒﺮﻙ ﺑﻤﺎ ﻫﻮ ﺃﺩﻫﻰ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻭﺃﻣﺮّ؟

Salah seorang Sheikh berkata: Maukah aku kasih
tahu kepadamu dengan hal yang lebih parah dan lebih dahsyat dari itu.

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﺑﻠﻰ

Laki-laki itu menjawab: Ya

ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ : ﻭﻟﻮ ﺃﻧﻚ ﺗﺰﻭﺟﺖ ﻛﻞ ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ * ﻟﺮﺃﻳﺖ ﺍﻟﻜﻼﺏ ﺍﻟﻀﺎﻟﺔ ﻓﻲ ﺷﻮﺍﺭﻉ ﺍﻟﻤﻨﺎﻃﻖ ﺍﻟﺸﻌﺒﻴﺔ ﺃﺟﻤﻞ ﻣﻦ ﻛﻞّ ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ

Sheikh berkata: Sekiranya kamu menikah dengan
semua wanita yang ada di dunia ini * Maka kamu akan melihat anjing anjing (betina) yang tersesat di jalan lebih cantik dari semua wanita yang ada di dunia.

ﺍﺑﺘﺴﻢ ﺍﻟﺮﺟﻞ ﺍﺑﺘﺴﺎﻣﺔ ﺧﻔﻴﻔﺔ ﻭﻗﺎﻝ : ﻟﻤﺎﺫﺍ ﺗﻘﻮﻝ ﺫﻟﻚ؟

Laki-laki tadi tersenyum ringan lalu ia berkata:
Kenapa kamu berbicara seperti itu?

ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ :ﻷﻥ ﺍﻟﻤﺸﻜﻠﺔ ﻟﻴﺴﺖ ﻓﻲ ﺯﻭﺟﺘﻚ. ﺍﻟﻤﺸﻜﻠﺔ ﺃﻥﺍﻹﻧﺴﺎﻥ
ﺇﺫﺍ ﺃﻭﺗﻲ ﻗﻠﺒﺎً ﻃﻤّﺎﻋﺎً، ﻭﺑﺼﺮﺍً ﺯﺍﺋﻐﺎً، ﻭﺧﻼ ﻣﻦ ﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﻣﻦ ﺍﻟﻠﻪ
ﻓﺈﻧﻪ ﻻ ﻳﻤﻜﻦ ﺃﻥ ﻳﻤﻸ ﻋﻴﻨﻪ ﺇﻻ ﺗﺮﺍﺏ ﻣﻘﺒﺮﺗﻪ ﻣﺸﻜﻠﺘﻚ
ﺃﻧﻚ ﻻ ﺗﻐﺾّ ﺑﺼﺮﻙ ﻋﻤﺎ ﺣﺮّﻡ ﺍﻟﻠﻪ

Sheikh menjawab: Masalahnya bukan pada
istrimu, masalahnya jika manusia memiki hati
rakus dan mata keranjang, dan ia tidak punya rasa malu kepada Allah, maka tidak ada yang dapat menutup matanya kecuali tanah kuburannya.

ﺃﺗﺮﻳﺪ ﺷﻴﺌﺎً ﺗﺮﺟﻊ ﺑﻪ ﺍﻣﺮﺃﺗﻚ ﺇﻟﻰ ﺳﺎﻟﻒ ﻋﻬﺪﻫﺎ (ﺃﺟﻤﻞ
ﻧﺴﺎﺀ ﺍﻟﻌﺎﻟﻢ)؟

Sheikh berkata: Apakah kamu ingin sesuatu yang
menjadikan istrimu seperti dulu (wanitayang paling cantik di dunia )?

ﻗﺎﻝ ﺍﻟﺮﺟﻞ : ﻧﻌﻢ

Laki-laki itu menjawab: Ya

ﻓﻘﺎﻝ ﺍﻟﺸﻴﺦ : ﺍﻏﻀﺾ ﺑﺼﺮﻙ

Sheikh berkata: Tundukkan pandanganmu.

😊

siapa pemimpin kamu?

المسلمون الذين لا يهتمون بالسياسة يحكمهم سياسيون لا يهتمون بالمسلمين
"Orang Islam yg tidak peduli dengan politik, akan dipimpin oleh politikus yg tidak peduli pada orang Islam." (Dr. Najmuddin Erbakan)

antara dua dimensi

AKHIR ZAMAN

IRONI DAN REALITA DI ZAMAN KITA!

Banyak rumah besar --- keluarganya makin kecil

Gelar makin tinggi --- akal sehat makin rendah

Pengobatan makin canggih --- kesehatan makin buruk

Travelling keliling dunia --- tak kenal dengan tetangga

Penghasilan bertambah --- tak ada ketentraman jiwa

Kualitas ilmu tinggi --- kualitas emosi rendah

Manusia makin banyak --- rasa kemanusiaan makin menipis

Pengetahuan makin bagus --- kearifan makin berkurang

Perselingkuhan makin marak --- kesetiaan hampir punah

Banyak teman di dunia maya --- tak punya sahabat sejati

Minuman keras makin banyak --- air bersih makin berkurang

Pakai jam tangan mahal --- selalu kekurangan waktu

Ilmu semakin tersebar --- adab dan akhlak makin lenyap

Al Qur'an banyak dihafal --- sedikit sekali yang mengamalkan

Belajar semakin mudah --- guru makin tak berharga

Teknologi informasi kian canggih --- fitnah dan aib makin banyak tersebar

Orang yang sedikit ilmu banyak bicara --- orang yang banyak ilmu terdiam

Akhir zaman… tampak jelas dihadapan kita ya ikhwah!

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ . .

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati dan dari keburukan fitnah Al Masih Ad Dajjal" (HR. Muslim no. 588)

#maaf, saya tidak setuju?

Mengelola Ketidaksetujuan Terhadap Hasil Syuro
Oleh Anis Matta

"Taat dalam keadaan terpaksa bukanlah pekerjaan mudah. Itulah cobaan keikhlasan yang paling berat di sepanjang jalan dakwah dan dalam keseluruhan pengalaman spiritual kita sebagai dai. "

RASANYA PERBINCANGAN kita tentang syuro tidak akan lengkap tanpa membahas masalah yang satu ini. Apa yang harus kita lakukan seandainya tidak menyetujui hasil syuro? Bagaimana "mengelola" ketidaksetujuan itu?

Kenyataan seperti ini akan kita temukan dalam perjalanan dakwah dan pergerakan kita. Dan itu lumrah saja. Karena, merupakan implikasi dari fakta yang lebih besar, yaitu adanya perbedaan pendapat yang menjadi ciri kehidupan majemuk.

Kita semua hadir dan berpartisipasi dalam dakwah ini dengan latar belakang sosial dan keluarga yang berbeda, tingkat pengetahuan yang berbeda, tingkat kematangan tarbawi yang berbeda. Walaupun proses tarbawi berusaha menyamakan cara berpikir kita sebagai dai dengan meletakkan manhaj dakwah yang jelas, namun dinamika personal, organisasi, dan lingkungan strategis dakwah tetap saja akan menyisakan celah bagi semua kemungkinan perbedaan.

Di sinilah kita memperoleh "pengalaman keikhlasan" yang baru. Tunduk dan patuh pada sesuatu yang tidak kita setujui. Dan, taat dalam keadaan terpaksa bukanlah pekerjaan mudah. Itulah cobaan keikhlasan yang paling berat di sepanjang jalan dakwah dan dalam keseluruhan pengalaman spiritual kita sebagai dai. Banyak yang berguguran dari jalan dakwah, salah satunya karena mereka gagal mengelola ketidaksetujuannya terhadap hasil syuro.

Jadi, apa yang harus kita lakukan seandainya suatu saat kita menjalani "pengalaman keikhlasan" seperti itu?

Pertama, marilah kita bertanya kembali kepada diri kita, apakah pendapat kita telah terbentuk melalui suatu "upaya ilmiah" seperti kajian perenungan, pengalaman lapangan yang mendalam sehingga kita punya landasan yang kuat untuk mempertahankannya? Kita harus membedakan secara ketat antara pendapat yang lahir dari proses ilmiah yang sistematis dengan pendapat yang sebenarnya merupakan sekedar "lintasan pikiran" yang muncul dalam benak kita selama rapat berlangsung.

Seadainya pendapat kita hanya sekedar lintasan pikiran, sebaiknya hindari untuk berpendapat atau hanya untuk sekedar berbicara dalam syuro. Itu kebiasaan yang buruk dalam syuro. Namun, ngotot atas dasar lintasan pikiran adalah kebiasaan yang jauh lebih buruk. Alangkah menyedihkannya menyaksikan para duat yang ngotot mempertahankan pendapatnya tanpa landasan ilmiah yang kokoh.

Tapi, seandainya pendapat kita terbangun melalui proses ilmiah yang intens dan sistematis, mari kita belajar tawadhu. Karena, kaidah yang diwariskan para ulama kepada kita mengatakan, "Pendapat kita memang benar, tapi mungkin salah. Dan pendapat mereka memang salah, tapi mungkin benar."

Kedua, marilah kita bertanya secara jujur kepada diri kita sendiri, apakah pendapat yang kita bela itu merupakan "kebenaran objektif" atau sebenarnya ada "obsesi jiwa" tertentu di dalam diri kita, yang kita sadari atau tidak kita sadari, mendorong kita untuk "ngotot"? Misalnya, ketika kita merasakan perbedaan pendapat sebagai suatu persaingan. Sehingga, ketika pendapat kita ditolak, kita merasakannya sebagai kekalahan. Jadi, yang kita bela adalah "obsesi jiwa" kita. Bukan kebenaran objektif, walaupun —karena faktor setan— kita mengatakannya demikian.

Bila yang kita bela memang obsesi jiwa, kita harus segera berhenti memenangkan gengsi dan hawa nafsu. Segera bertaubat kepada Allah swt. Sebab, itu adalah jebakan setan yang boleh jadi akan mengantar kita kepada pembangkangan dan kemaksiatan. Tapi, seandainya yang kita bela adalah kebenaran objektif dan yakin bahwa kita terbebas dari segala bentuk obsesi jiwa semacam itu, kita harus yakin, syuro pun membela hal yang sama. Sebab, berlaku sabda Rasulullah saw., "Umatku tidak akan pernah bersepakat atas suatu kesesatan." Dengan begitu kita menjadi lega dan tidak perlu ngotot mempertahankan pendapat pribadi kita.

Ketiga, seandainya kita tetap percaya bahwa pendapat kita lebih benar dan pendapat umum yang kemudian menjadi keputusan syuro lebih lemah atau bahkan pilihan yang salah, hendaklah kita percaya mempertahankan kesatuan dan keutuhan shaff jamaah dakwah jauh lebih utama dan lebih penting dari pada sekadar memenangkan sebuah pendapat yang boleh jadi memang lebih benar.

Karena, berkah dan pertolongan hanya turun kepada jamaah yang bersatu padu dan utuh. Kesatuan dan keutuhan shaff jamaah bahkan jauh lebih penting dari kemenangan yang kita raih dalam peperangan. Jadi, seandainya kita kalah perang tapi tetap bersatu, itu jauh lebih baik daripada kita menang tapi kemudian bercerai berai. Persaudaraan adalah karunia Allah yang tidak tertandingi setelah iman kepada-Nya.

Seadainya kemudian pilihan syuro itu memang terbukti salah, dengan kesatuan dan keutuhan shaff dakwah, Allah swt. dengan mudah akan mengurangi dampak negatif dari kesalahan itu. Baik dengan mengurangi tingkat resikonya atau menciptakan kesadaran kolektif yang baru yang mungkin tidak akan pernah tercapai tanpa pengalaman salah seperti itu. Bisa juga berupa mengubah jalan peristiwa kehidupan sehingga muncul situasi baru yang memungkinkan pilihan syuro itu ditinggalkan dengan cara yang logis, tepat waktu, dan tanpa resiko. Itulah hikmah Allah swt. sekaligus merupakan satu dari sekian banyak rahasia ilmu-Nya.

Dengan begitu, hati kita menjadi lapang menerima pilihan syuro karena hikmah tertentu yang mungkin hanya akan muncul setelah berlalunya waktu. Dan, alangkah tepatnya sang waktu mengajarkan kita panorama hikmah Ilahi di sepanjang pengalaman dakwah kita.

Keempat, sesungguhnya dalam ketidaksetujuan itu kita belajar tentang begitu banyak makna imaniyah: tentang makna keikhlasan yang tidak terbatas, tentang makna tajarrud dari semua hawa nafsu, tentang makna ukhuwwah dan persatuan, tentang makna tawadhu dan kerendahan hati, tentang cara menempatkan diri yang tepat dalam kehidupan berjamaah, tentang cara kita memandang diri kita dan orang lain secara tepat, tentang makna tradisi ilmiah yang kokoh dan kelapangan dada yang tidak terbatas, tentang makna keterbatasan ilmu kita di hadapan ilmu Allah swt yang tidak terbatas, tentang makna tsiqoh (kepercayaan) kepada jamaah.

Jangan pernah merasa lebih besar dari jamaah atau merasa lebih cerdas dari kebanyakan orang. Tapi, kita harus memperkokoh tradisi ilmiah kita. Memperkokoh tradisi pemikiran dan perenungan yang mendalam. Dan pada waktu yang sama, memperkuat daya tampung hati kita terhadap beban perbedaan, memperkokoh kelapangan dada kita, dan kerendahan hati terhadap begitu banyak ilmu dan rahasia serta hikmah Allah swt. yang mungkin belum tampak di depan kita atau tersembunyi di hari-hari yang akan datang.

Perbedaan adalah sumber kekayaan dalam kehidupan berjamaah. Mereka yang tidak bisa menikmati perbedaan itu dengan cara yang benar akan kehilangan banyak sumber kekayaan. Dalam ketidaksetujuan itu sebuah rahasia kepribadian akan tampak ke permukaan: apakah kita matang secara tarbawi atau tidak. *


*diambil dari buku Anis Matta: 'Menikmati Demokrasi' (cetakan 1, Juli 2002)

itu adalah tanda cinta

🌾

Saat Harus Terluka di Jalan-Nya


Thawaf, mengelilingi Baitullah yang mulia, adalah salah satu ibadah yang utama.

Energi cinta kepada Allah membuat kita rela bergerak dalam kerumunan massa, berkeliling di tengah keramaian manusia.

Lihat, mereka orang salih semua. Mereka menunaikan ibadah karena ingin menggapai ridha-Nya. Bukankah pergerakan mereka mengitari Ka'bah selalu satu arah?

Ternyata bergerak bersama komunitas dakwah menghajatkan kedewasaan dan kematangan sikap. Karena hidup bersama orang-orang salih tidak berarti tanpa masalah. Walaupun sudah satu arah.

Kita berinteraksi dan berkomunikasi setiap hari --secara struktural maupun sosial--- berpeluang menimbulkan gesekan. Ada kalanya gesekan menimbulkan energi untuk bekerja, namun ada kalanya pula melahirkan luka.

Tidak setiap luka bersifat terbuka yang mudah diketahui dan dimengerti oleh orang lainnya. Banyak luka yang tersembunyi dan diam dalam keheningannya.

Bahkan ada luka yang teramat sangat rasa sakitnya, namun teriakan dan hentakan yang ditimbulkan sama sekali tidak terdengar suaranya.

Sadar atau tidak, suka atau tidak, ternyata kita bisa saling melukai. Atas nama kebijaksanaan dan kemaslahatan, bahkan. Atas nama cinta pula. Seperti saat kita bergesekan dalam thawaf karena banyaknya jama'ah yang berdesak-desakan.

Saat thawaf, mungkin saja secara tidak sengaja menabrak orang di depan kita. Atau menyenggol orang di samping kita hingga terjatuh yang membuatnya terluka.

Maka kita harus selalu berusaha mengikhlaskan dan merelakan atas setiap luka dan rasa sakit yang kita dapatkan dalam pergerakan. Karena hal itu munculnya tidak disengaja.

Namun juga harus selalu berusaha untuk tidak pernah sengaja menorehkan luka kepada siapapun yang berada di sekitar kita, akibat gesekan dalam pergerakan.

Sabar, karena kita diperintah untuk selalu bersabar. Bahkan ketika bersama orang-orang salih sekalipun. Washbir nafsaka ma'alladzina yad'una Rabbahum hil ghadati wal 'asyiyi yuriduna wajhah.

Jika merasa sakit dan terluka dalam bergerak bersama kafilah dakwah, ketahuilah bukan hanya antum dan saya yang pernah merasakannya. Kita semua pernah merasakan sakit dan luka.

Coba kumpulkan kader-kader dakwah. Minta kepada mereka untuk menceritakan tentang luka, kesedihan dan kekecewaan. Pasti semua fasih menceritakannya. Bahkan mungkin saling berlomba dalam "parade kasedihan dan kekecewaan".

Hal itu pertanda bahwa kita semua aktif bergerak bersama jama'ah. Karena semua bergerak ---walau sudah ke arah yang sama--- tetap dimungkinkan muncul gesekan yang bisa jadi terasa menyakitkan. Tanpa kita sengaja.

Maka jangan pernah berpikir untuk meninggalkan pergerakan. Karena di komunitas manapun kita berada, akan selalu ada rasa sakit dan luka. Itu adalah dinamika.

Wala ta'du 'ainaka 'anhum. Turidu zinatal hayatid dunya.

Jika mencari komunitas lain karena kecewa dengan orang-orang salih ini, lalu dengan siapa kita akan bergerak menggapai ridha-Nya?

Wala tuthi' man aghfalna qalbahu 'an dzikrina wat taba'a hawahu. Wa kana amruhu furutha.

Hendaknya kita terus bergerak bersama jama'ah. Karena di sinilah kita mendapatkan kenikmatan yang sebenarnya.

Dunia dan akhirat. Insyaallah.

@ PakCah
Pasarminggu 11 Nov 2015

tangga keberhasilan

📆 Rabu, 29 Muharram 1437H / 11 November 2015

📚 MOTIVASI ISLAM

📝 Pemateri: Ust. Abdullah Haidir Lc.

📋 Cara Kita Melihat 'Kegagalan'

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹

Kita seringkali begitu enteng menilai sebuah kegagalan sebagai 'kegagalan', lengkap dengan komentar-komentar yang meremehkan.

Padahal, umumnya kegagalan terjadi setelah terwujudnya sebuah amal. Atau bahkan, kegagalan terjadi setelah teraihnya sekian langkah keberhasilan.

Contoh sederhana, sebuah kesebelasan sepakbola yang dikatakan gagal masuk final, atau gagal menjuarai kejuaraan piala dunia, atau seorang atlit yang dianggap gagal meraih emas di arena olympiade, lalu orang-orang dengan mudah mencibirnya.

Sesungguhnya mereka telah melewati keberhasilan yang sangat jarang mampu dilewati oleh tim atau orang selevel mereka, apalagi orang yang bukan level mereka.

Maka, meskipun raut kesedihan itu terbayang diwajah mereka karena kegagalan saat itu, sebetulnya mereka telah melewati sekian banyak kebahagiaan dari sekian panjang perjalanan hingga berhasil masuk dalam even bergengsi tersebut.

Agenda DAKWAH, jika dipandang dari sisi target-target yang diharapkan, sering berujung pada penilaian 'gagal', atau paling tidak, dinilai 'tidak memuaskan atau belum sesuai harapan'.

Hanya saja, kita sering hanya melihat dari satu sisi saja, padahal, banyak point yang dapat diambil dari sebuah usaha yang belum mencapai target yang diharapkan.

Jika kita perhatikan, dibalik apa yang dikatakan kegagalan pada sejumlah masyru' (proyek) dakwah pada level tertentu, sesungguhnya kita telah melewati sekian banyak capaian dakwah yang sekian puluh tahun lalu masih merupakan khayalan dan impian. Jika obyektif, anda bisa jadi sulit menghitung banyaknya capaian-capaian dakwah yang cukup membanggakan jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.

Memang, sisi buram selalu saja ada dalam perjalanan dakwah dan tidak boleh pula diingkari. Hanya saja, jika ada sebagian orang begitu fasih menyebutkan satu persatu keburukan dalam agenda dakwah sehingga berpengaruh melemahkan langkah perjalanan, seharusnya kita lebih fasih lagi menyebutkan capaian-capaian dakwah yang dapat menyemangati langkah dalam perjalanan dan menerbitkan optimisme lebih besar.

💡🔑 Layak kita ingat, titik tekan dalam dakwah adalah 'amal' bukan 'hasil' (At-Taubah: 105).

Sebab kalau titik tekannya adalah hasil, maka Nabi Nuh dapat dianggap 'gagal', karena cuma segelintir saja yang bersedia ikut beriman bersamanya setelah 950 tahun berdakwah, bahkan termasuk anak isterinya tidak ikut beriman.

Nabi Zakaria juga dapat dianggap 'gagal' karena justeru dibunuh oleh kaumnya yang dia dakwahi. Ashahbul Ukhdud adalah kelompok yang 'gagal', karena perjuangan mereka berujung di kobaran api membara.

Namun nyatanya, Allah mengabadikan mereka dalam barisan pioner dakwah yang menjadi inspirasi para dai berikutnya.

💝Maka, ketika seorang dai selalu berada dalam arena 'amal' dan 'kerja nyata' sesungguhnya itulah kebehasilannya dalam dakwah. Perkara hasil, itu wewenang Allah yang menetapkan kapan dan dimana dia diberikan.💝

Sering terjadi dalam arena dakwah, kemenangan, Allah tentukan pada tempat dan waktu yang tidak diperkirakan. Namun yang pasti, Allah telah janjikan kemenangan bagi mereka yang berusaha dan beramal.

🔑 Yang pasti, kemenangan tidak akan Allah berikan kepada mereka yang tidak beramal.
🔑Juga yang pasti, orang yang berhasil, adalah orang yang pernah gagal dan orang gagal yang sesungguhnya adalah orang yang tidak pernah berusaha!

Kegagalan yang membuat kita terus bekerja dengan sabar untuk mencari peluang dan berharap kemenangan, jauh lebih mulia ketimbang kemenangan yang membuat kita sombong dan menghentikan langkah.

Bisa jadi, kegagalan merupakan cara Allah agar kita terus berada dalam kebaikan dan kemuliaan beramal seraya terus bersandar kepada-Nya.

Maka, langkah ini tidak boleh berhenti. Tak kan surut kaki melangkah, begitu kata sebait syair nasyid.

Medan amal begitu beragam dan luas terbentang menanti aksi kita. Sebab, surut melangkah karena sebuah agenda yang dianggap gagal, justeru lebih buruk dari kegagalan itu sendiri.

Lebih buruk lagi dari itu adalah, mereka yang senang dan tersenyum puas melihat usaha dan amal saudaranya yang dia anggap gagal…!

🌿🌺🍂🍀🌼🍄🌷🍁🌹

🌼Dipersembahkan oleh grup WA - MANIS - MAJELIS IMAN ISLAM 🌼

- Twitter: @GrupMANIS
- Web: www.iman-islam.com
- TG : https://telegram.me/grupmanis

📝 Pendaftaran: Klik http://goo.gl/forms/Dx2XkQ0Jtb

💼 Sebarkan! Raih pahala...

#nabi #rasul

BIODATA LENGKAP 25 NABI DAN RASUL

1. ADAM AS.
Nama: Adam As.
Usia: 930 tahun.
Periode sejarah: 5872-4942 SM.
Tempat turunnya di bumi: India, ada yang berpendapat di Jazirah Arab.
Jumlah keturunannya: 40 laki-laki dan perempuan.
Tempat wafat: India, ada yang berpendapat di Mekkah.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

2. IDRIS AS.
Nama: Idris/Akhnukh bin Yarid, nama Ibunya Asyut. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. 
Usia: 345 tahun di bumi. 
Periode sejarah: 4533-4188 SM. 
Tempat diutus: Irak Kuno (Babylon, Babilonia) dan Mesir (Memphis). 
Tempat wafat: Allah mengangkatnya ke langit dan ke surga. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

3. NUH AS. 
Nama: Nuh/Yasykur/Abdul Ghaffar bin Lamak. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As.
Usia: 950 tahun. 
Periode sejarah: 3993-3043 SM. 
Tempat diutus (lokasi): Selatan Irak. 
Jumlah keturunannya: 4 putra (Sam, Ham, Yafits dan Kan'an). 
Tempat wafat: Mekkah. 
Sebutan kaumnya: Kaum Nuh. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 43 kali.

4. HUD AS. 
Nama: Hud bin Abdullah. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ 'Aush ('Uks) ⇒ 'Ad ⇒ al-Khulud ⇒ Rabah ⇒ Abdullah ⇒ Hud As. 
Usia: 130 tahun. 
Periode sejarah: 2450-2320 SM. 
Tempat diutus: Al-Ahqaf (antara Yaman dan Oman). 
Tempat wafat: Bagian Timur Hadhramaut Yaman. 
Sebutan kaumnya: Kaum 'Ad. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 7 kali.

5. SHALIH AS. 
Nama: Shalih bin Ubaid. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Iram (Aram) ⇒ Amir ⇒ Tsamud ⇒ Hadzir ⇒ Ubaid ⇒ Masah ⇒ Asif ⇒ Ubaid ⇒ Shalih As.
Usia: 70 tahun. 
Periode sejarah: 2150-2080 SM. 
Tempat diutus: Daerah al-Hijr (Mada'in Shalih, antara Madinah dan Syria). 
Tempat wafat: Mekkah. 
Sebutan kaumnya: Kaum Tsamud. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 10 kali.

6. IBRAHIM AS. 
Nama: Ibrahim bin Tarakh. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. 
Usia: 175 tahun. 
Periode sejarah: 1997-1822 SM. 
Tempat diutus: Ur, daerah selatan Babylon (Irak). 
Jumlah keturunannya: 13 anak (termasuk Nabi Ismail As. dan Nabi Ishaq As.). Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron, Palestina/Israel). 
Sebutan kaumnya: Bangsa Kaldan. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 69 kali.

7. LUTH AS. 
Nama: Luth bin Haran. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Haran ⇒ Luth As.
Usia: 80 tahun. 
Periode sejarah: 1950-1870 SM.
Tempat diutus: Sodom dan Amurah (Laut Mati atau Danau Luth). 
Jumlah keturunannya: 2 putri (Ratsiya dan Za'rita). 
Tempat wafat: Desa Shafrah di Syam (Syria). 
Sebutan kaumnya: Kaum Luth. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 27 kali.

8. ISMAIL AS. 
Nama: Ismail bin Ibrahim. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. 
Usia: 137 tahun. 
Periode sejarah: 1911-1774 SM. 
Tempat diutus: Mekah. 
Jumlah keturunannya: 12 anak. 
Tempat wafat: Mekkah. 
Sebutan kaumnya: Amaliq dan Kabilah Yaman. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

9. ISHAQ AS. 
Nama: Ishaq bin Ibrahim. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. 
Usia: 180 tahun. 
Periode sejarah: 1897-1717 SM. 
Tempat diutus: Kota al-Khalil (Hebron) di daerah Kan'an (Kana'an). 
Jumlah keturunannya: 2 anak (termasuk Nabi Ya'qub As./Israel). 
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron). 
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan'an. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 17 kali.

10. YA'QUB AS. 
Nama: Ya'qub/Israel bin Ishaq. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya'qub As. 
Usia: 147 tahun. 
Periode sejarah: 1837-1690 SM. 
Tempat diutus: Syam (Syria). 
Jumlah keturunannya: 12 anak laki-laki (Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Dan, Naftali, Gad, Asyir, Isakhar, Zebulaon, Yusuf dan Benyamin) dan 2 anak perempuan (Dina dan Yathirah). 
Tempat wafat: Al-Khalil (Hebron), Palestina. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Kan'an. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

11. YUSUF AS. 
Nama: Yusuf bin Ya'qub. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya'qub As. ⇒ Yusuf As. 
Usia: 110 tahun. 
Periode sejarah: 1745-1635 SM. 
Tempat diutus: Mesir. 
Jumlah keturunannya: 3 anak; 2 laki-laki dan 1 perempuan. 
Tempat wafat: Nablus. 
Sebutan kaumnya: Heksos dan Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 58 kali.

12. AYYUB AS. 
Nama: Ayyub bin Amush. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-'Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayub As. 
Usia: 120 tahun. 
Periode sejarah: 1540-1420 SM. 
Tempat diutus: Dataran Hauran. 
Jumlah keturunannya: 26 anak. 
Tempat wafat: Dataran Hauran. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori, di daerah Syria dan Yordania. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

13. SYU'AIB AS. 
Nama: Syu'aib bin Mikail. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Madyan ⇒ Yasyjur ⇒ Mikail ⇒ Syu'aib As. 
Usia: 110 tahun. 
Periode sejarah: 1600-1490 SM. 
Tempat diutus: Madyan (pesisir Laut Merah di tenggara Gunung Sinai). 
Jumlah keturunannya: 2 anak perempuan. 
Tempat wafat: Yordania. 
Sebutan kaumnya: Madyan dan Ash-habul Aikah. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 11 kali.

14. MUSA AS. 
Nama: Musa bin Imran, nama Ibunya Yukabad atau Yuhanaz Bilzal. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya'qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As. 
Usia: 120 tahun. 
Periode sejarah: 1527-1407 SM. 
Tempat diutus: Sinai di Mesir. 
Jumlah keturunannya: 2 anak, Azir dan Jarsyun, dari istrinya bernama Shafura binti Syu'aib As. 
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu') di Jordania (sekarang). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir'aun (gelar raja Mesir). 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 136 kali.

15. HARUN AS. 
Nama: Harun bin Imran, istrinya bernama Ayariha. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya'qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. 
Usia: 123 tahun. 
Periode sejarah: 1531-1408 SM. 
Tempat diutus: Sinai di Mesir. 
Tempat wafat: Gunung Nebu (Bukit Nabu') di Jordania (sekarang). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel dan Fir'aun (gelar raja Mesir). 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 20 kali.

16. DZULKIFLI AS. 
Nama: Dzulkifli/Bisyr/Basyar bin Ayyub. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ al-'Aish ⇒ Rum ⇒ Tawakh ⇒ Amush ⇒ Ayyub As. ⇒ Dzulkifli As. 
Usia: 75 tahun. 
Periode sejarah: 1500-1425 SM. 
Tempat diutus: Damaskus dan sekitarnya. 
Tempat wafat: Damaskus. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Amori (Kaum Rom), Syria dan Yordania. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

17. DAUD AS. 
Nama: Daud bin Isya. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. 
Usia: 100 tahun. 
Periode sejarah: 1063-963 SM. 
Tempat diutus: Palestina (dan Israel). 
Jumlah keturunannya: 1 anak, Sulaiman As. 
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 18 kali.

18. SULAIMAN AS. 
Nama: Sulaiman bin Daud. 
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. 
Usia: 66 tahun. 
Periode sejarah: 989-923 SM. 
Tempat diutus: Palestina (dan Israel). 
Jumlah keturunannya: 1 anak, Rahab'an. 
Tempat wafat: Baitul Maqdis (Yerusalem). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali.

19. ILYAS AS. 
Nama: Ilyas bin Yasin.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya'qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Harun As. ⇒ Alzar ⇒ Fanhash ⇒ Yasin ⇒ Ilyas As. 
Usia: 60 tahun di bumi. 
Periode sejarah: 910-850 SM. 
Tempat diutus: Ba'labak (Lebanon). 
Tempat wafat: Diangkat Allah ke langit. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Fenisia. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 4 kali.

20. ILYASA' AS. 
Nama: Ilyasa' bin Akhthub.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya'qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Ifrayim ⇒ Syutlim ⇒ Akhthub ⇒ Ilyasa' As. 
Usia: 90 tahun. 
Periode sejarah: 885-795 SM. 
Tempat diutus: Jaubar, Damaskus. 
Tempat wafat: Palestina. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Arami dan Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 2 kali.

21. YUNUS AS. 
Nama: Yunus/Yunan/Dzan Nun bin Matta binti Abumatta, Matta adalah nama Ibunya. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya'qub As. ⇒ Yusuf As. ⇒ Bunyamin ⇒ Abumatta ⇒ Matta ⇒ Yunus As. 
Usia: 70 tahun. 
Periode sejarah: 820-750 SM. 
Tempat diutus: Ninawa, Irak. 
Tempat wafat: Ninawa, Irak. 
Sebutan kaumnya: Bangsa Asyiria, di utara Irak. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

22. ZAKARIYA AS. 
Nama: Zakariya bin Dan.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab'am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal'athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. 
Usia: 122 tahun. 
Periode sejarah: 91 SM-31 M. 
Tempat diutus: Palestina. 
Jumlah keturunannya: 1 anak. 
Tempat wafat: Halab (Aleppo). 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 12 kali.

23. YAHYA AS. 
Nama: Yahya bin Zakariya.
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab'am ⇒ Aynaman ⇒ Yahfayath ⇒ Syalum ⇒ Nahur ⇒ Bal'athah ⇒ Barkhiya ⇒ Shiddiqah ⇒ Muslim ⇒ Sulaiman ⇒ Daud ⇒ Hasyban ⇒ Shaduq ⇒ Muslim ⇒ Dan ⇒ Zakariya As. ⇒ Yahya As. 
Usia: 32 tahun. 
Periode sejarah: 1 SM-31 M. 
Tempat diutus: Palestina. 
Tempat wafat: Damaskus. 
Sebutan kaumnya: Bani Israel. 
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 5 kali.

24. ISA AS. 
Nama: Isa bin Maryam binti Imran. (Catatan: Tidak ada dari para nabi yang dinasabkan ke Ibunya kecuali Yunus dan Isa As.).
Garis Keturunan: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Yahudza ⇒ Farish ⇒ Hashrun ⇒ Aram ⇒ Aminadab ⇒ Hasyun ⇒ Salmun ⇒ Bu'az ⇒ Uwaibid ⇒ Isya ⇒ Daud As. ⇒ Sulaiman As. ⇒ Rahab'am ⇒ Radim ⇒ Yahusafat ⇒ Barid ⇒ Nausa ⇒ Nawas ⇒ Amsaya ⇒ Izazaya ⇒ Au'am ⇒ Ahrif ⇒ Hizkil ⇒ Misyam ⇒ Amur ⇒ Sahim ⇒ Imran ⇒ Maryam ⇒ Isa As.
Usia: 33 tahun di bumi. 
Periode sejarah: 1 SM-32 M. 
Tempat diutus: Palestina. 
Tempat wafat: Diangkat oleh Allah ke langit.
Sebutan kaumnya: Bani Israel.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 21 kali, sebutan al-Masih sebanyak 11 kali, dan sebutan Ibnu (Putra) Maryam sebanyak 23 kali.

25. MUHAMMAD SAW. 
Nama: Muhammad bin Abdullah.
Garis Keturunan Ayah: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya'rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma'ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu'ay ⇒ Ka'ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Hasyim ⇒ Abdul Muthalib ⇒ Abdullah ⇒ Muhammad Saw.
Garis Keturunan Ibu: Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matusyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ismail As. ⇒ Nabit ⇒ Yasyjub ⇒ Ya'rub ⇒ Tairah ⇒ Nahur ⇒ Muqawwim ⇒ Udad ⇒ Adnan ⇒ Ma'ad ⇒ Nizar ⇒ Mudhar ⇒ Ilyas ⇒ Mudrikah ⇒ Khuzaimah ⇒ Kinanah ⇒ an-Nadhar ⇒ Malik ⇒ Quraisy (Fihr) ⇒ Ghalib ⇒ Lu'ay ⇒ Ka'ab ⇒ Murrah ⇒ Kilab ⇒ Qushay ⇒ Zuhrah ⇒ Abdu Manaf ⇒ Wahab ⇒ Aminah ⇒ Muhammad Saw.
Usia: 62 tahun.
Periode sejarah: 570-632 M.
Tempat diutus: Mekkah.
Jumlah keturunannya: 7 anak; 3 laki-laki Qasim, Abdullah dan Ibrahim, dan 4 perempuan Zainab, Ruqayyah, Ummi Kultsum dan Fatimah az-Zahra.
Tempat wafat: Madinah.
Sebutan kaumnya: Bangsa Arab.
Al-Quran menyebutkan namanya sebanyak: 25 kali.

( Qashash al-Anbiya' Ibn Katsir, Badai' az-Zuhur Imam as-Suyuthi )

Hari Pahlawan

SELAMAT HARI PAHLAWAN

Pahlawan bukanlah orang suci yang diturunkan dari langit ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mukjizat.

Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang, sampai waktu mereka habis.

Mereka tidak harus tercatat dalam buku sejarah atau dimakamkan di taman makam pahlawan.

Mereka juga melakukan kesalahan dan dosa.

Mereka adalah manusia biasa yang berusaha memaksimalkan seluruh kemampuan untuk memberikan yang terbaik bagi orang-orang disekelilingnya.

Mereka merakit kerja-kerja kecil menjadi sebuah gunung karya
#Anis Matta

REVOLUSI adalah Palestina

Pidato singkat yang menggelegar, oleh Ustadz Anis Matta, di Al Jazair.....

" Apakah kalian mengetahui apa yang membawa saya ke sini bertemu dengan kalian semua pada hari ini?
Ia adalah cinta
Cinta kepada saudara seiman
Cinta kepada saudara Islam
Cinta kepada bangsa Al-Jazair
Cinta kepada revolusi Al-Jazair
Dan cinta kepada intifadhah Palestina.

Apakah kalian mengetahui apa yang mengumpulkan bangsa Indonesia dan bangsa Al-Jazair?

Ia adalah kepedihan penjajahan, ia adalah kepedihan penjajahan.
Jika bangsa Al-Jazair telah merasakan kepedihan penjajahan selama 130 tahun, maka bangsa Indonesia telah merasakan kepedihan penjajahan selama 350 tahun.

Namun selain itu, selain kepedihan penjajahan, kita juga dikumpulkan, di samping kepedihan penjajahan adalah darah revolusi yang suci.

Bangsa Indonesia melihat setiap bangsa mengalir di dalamnya darah revolusi.

Dan bahwa bangsa ini, pada hakikatnya adalah bangsa Indonesia.

Dan sekarang, risalah revolusi kita; revolusi Indonesia dan revolusi Al-Jazair belum selesai.

Apakah kalian mengetahui mengapa belum selesai?

Karena di sana ada negeri Palestina
Karena di sana ada al-Aqsa

Ia adalah risalah revolusi yang belum selesai
Karena Palestina masih menjadi luka di dalam tubuh kemanusiaan
Karena Palestina masih menjadi impian yang belum terwujud

Maka selama di sana masih ada tetesan darah di Palestina yang mengalir setiap hari maka ketahuilah wahai saudara-saudaraku semua bahwa risalah revolusi kita belum selesai.

Lalu apa artinya risalah kita belum selesai?

Artinya bahwa kita semua, wajib berdiri dalam satu shaf untuk kita berjuang bersama, melanjutkan bersama risalah revolusi yang belum selesai."

https://www.youtube.com/watch?v=BOD10xR_jVQ

sumber daya energi itu bernama IMAN

Oleh: ust H. M. Anis Matta, Lc

Iman adalah sumber energi jiwa yang senantiasa memberikan kita kekuatan untuk bergerak menyemai kebaikan, kebenaran dan keindahan dalam zaman kehidupan, atau bergerak mencegah kejahatan, kebatilan dan kerusakan di permukaan bumi. Iman adalah gelora yang memberi inspirasi kepada pikiran-pikiran kita, maka lahirlah bashirah. Iman adalah cahaya yang menerangi dan melapangkan jiwa kita, maka lahirlah taqwa. Iman adalah bekal yang menjalar di seluruh bagian tubuh kita, maka lahirlah harakah (gerakan). Iman menenteramkan perasaan, menguatkan tekad dan menggerakkan raga kita.

Iman merubah individu menjadi baik, dan kebaikan individu menjalar dalam kehidupan masyarakat, maka masyarakat menjadi erat dan dekat. Yang kaya diantara mereka menjadi dermawan, yang miskin menjadi iffah (menjaga kehormatan dan harga diri), yang berkuasa menjadi adil, yang ulama menjadi taqwa, yang kuat menjadi penyayang, yang pintar menjadi rendah hati, yang bodoh menjadi pembelajar. Ibadah mereka menjadi sumber kesalehan dan kedamaian, ilmu pengetahuan menjadi sumber kekuatan dan kemudahan, kesenian menjadi sumber inspirasi dan semangat kehidupan.

Jika Anda bertanya, mengapa Bilal dapat bertahan di bawah tekanan batu karang raksasa dengan terik matahari padang pasir yang membakar tubuh? Mengapa ia yang tadinya hanyalah seorang budak bisa berubah menjadi pembesar Islam? Lalu, mengapa Abu Bakar yang lembut menjadi sangat keras dan tegar saat perang Riddah? Mengapa Umar bin Khattab yang terhormat mau dengan sukarela membawa gandum ke rumah seorang perempuan miskin dan Mengapa Khalid bin Walid lebih menyukai malam-malam dingin dalam medan jihad fi sabilillah daripada seorang perempuan cantik di malam pengantin? Mengapa Ali bin Abu Thalib mau memakai selimut Rasulullah saw dan tidur di kasur beliau saat dikepung menjelang hijrah, atau hadir dalam pengadilan saat beliau menjadi khalifah untuk diperkarakan dengan seorang warganya yang Yahudi? Mengapa pula Utsman bin Affan bersedia menginfakkan seluruh hartanya, bahkan membiayai sebuah peperangan di masa Rasulullah saw seorang diri? Jawaban semua pertanyaan itu ada di sini: iman!

Sejarah Islam sepanjang lima belas abad ini mencatat, kaum muslimin meraih kemenangan-kemenangan dalam berbagai peperangan, menciptakan kemakmuran dan keadilan, mengembangkan berbagai macam ilmu pengetahuan dalam peradaban. Apa yang membuat mereka mencapai semua itu? Itulah saat di mana iman mewarnai seluruh aspek kepribadian setiap individu muslim, dan mewarnai seluruh sektor kehidupan.

Tapi sejarah juga menorehkan luka. Pasukan Tartar membantai 80.000 orang kaum muslimin di Baghdad, pasukan Salib menguasai Al-Quds selama 90 tahun, surga Andalusia hilang dari genggaman kaum muslimin dan direbut kembali oleh kaum Salib, Khilafah Utsmaniyah di Turki dihancurkan gerakan Zionisme internasional. Apa penyebab kehancuran ini? Itulah saat di mana iman hanya menjadi ucapan lisan dan tidak mempunyai hakikat dalam jiwa dan pikiran, tidak memberi vitalitas dan dinamika dalam kehidupan, lalu tenggelam dalam lumpur syahwat.

Karena itulah penguasa mereka menjadi zalim, orang kaya menjadi pelit, orang miskin menjadi pengkhianat, dan tentara mereka tidak punya nyali!

Abul Hasan Ali Al-Hasani Al-Nadwi mengatakan: saat kejayaan adalah saat iman, dan saat keruntuhan adalah saat hilangnya iman. Sebagaimana iman menciptakan keajaiban di alam jiwa, seperti itu juga ia menulis cerita keajaiban di alam kenyataan. Gelora dalam jiwa pun menjelma menjadi prestasi-prestasi sejarah.

Allah swt berfirman: "Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali sekali tidak dapat keluar daripadanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan." (QS Al-An'am: 122)

Sekarang, ketika kita berbicara tentang proyek kebangkitan Islam, kita bertemu lagi dengan aksioma ini; saat kejayaan adalah saat iman.

Iman Syahid Hasan Al-Banna mengatakan: "Orang-orang yang bekerja atau mengajak untuk membangun umat, mendidik bangsa, memperjuangkan dan mewujudkan misi dan nilai-nilai dalam kehidupan, haruslah mempunyai kekuatan jiwa yang dahsyat yang mengejawantah dalam beberapa hal:
• Tekad baja yang tak tersentuh oleh kelemahan
• Kesetiaan abadi yang tak terjamah oleh penyimpangan dan pengkhianatan
• Pengorbanan mahal yang tak terhalang oleh keserakahan atau kebakhilan
• Pengetahuan, keyakinan dan penghargaan terhadap konsep perjuangan yang dapat menghindarkan dari kesalahan, penyimpangan, tawar menawar atau tertipu dengan konsep yang lain.

Keempat hal tersebut sesungguhnya merupakan pekerjaan pekerjaan khusus jiwa. Hanya di atas pilar-pilar dasar itu, dan hanya di atas kekuatan spiritual yang dahsyat itu sajalah umat yang sedang bangkit terdidik dan bangsa yang kokoh terbentuk. Siklus kehidupan akan terbarui kembali bagi mereka yang tak pernah memiliki kehidupan dalam waktu yang lama. Bangsa yang tidak memiliki keempat sifat ini, atau setidak-tidaknya tidak dimiliki oleh para pemimpin dan pembaharunya, adalah bangsa yang miskin dan tersia-siakan yang tak pernah meraih kebaikan atau mewujudkan cita-cita. Mereka hanya akan hidup dalam dunia mimpi-mimpi, bayang-bayang dan kesemuan. "Sesungguhnya dugaan-dugaan itu sama sekali tidak berguna untuk (mendapatkan) kebenaran." (QS Yunus: 36).

Inilah sunnah Allah bagi seluruh makhluk-Nya, dan tidak akan ada penggantinya. "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu sendiri yang merubah diri-diri mereka sendiri. " (QS Al-Ra'd: 11)." (Majmu'atur Rosail, Hasan Al-Banna).

Demikianlah. Jelas sudah, apa yang dibutuhkan gerakan kebangkitan umat saat ini adalah mempertemukan umat dengan sumber energi spiritual mereka: iman! Itulah persoalan kita, bahwa ada banyak kabut yang menyelimuti pemahaman kita mengajarkan hakikat iman. Kesalahan atau kedangkalan dalam pemahaman tentang iman, disertai kesalahan dalam menyusun dan mengajarkannya, adalah sebab utama yang membuat iman kita tidak bekerja semestinya. Ia tidak memberi inspirasi pada pikiran, tidak menerangi jiwa, tidak melahirkan tekad dan tidak juga menggerakkan raga kita untuk bekerja menyamai kebenaran, kebaikan dan keindahan dalam taman hidup kita. Karenanya tidak ada keajaiban di alam jiwa, dan tidak akan terangkai keajaiban itu dalam sejarah kita.[]

jiwa yang lapang

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Share 01

Berhenti Menyalahkan Itu Meluaskan Jiwa

Aku tidak pernah menyesali apa yang tidak aku ucapkan,namun aku sering sekali menyesali perkataan yang aku ucapkan.Ketahuilah, lisan yang nista lebih membahayakan pemiliknya daripada embahayakan orang lain yang menjadi korbannya. (Dr. Aidh Bin Abdullah Al-Qarni. M.A.)

Ada penyakit mental yang banyak digemari orang tanpa disadarinya. Yakni menyalahkan orang lain. Padahal salah satu cara yang memudahkan dan melanggengkan interaksi antar manusia akan terjadi saat kita bermula menghentikan menyalahkan orang lain. Menyalahkan orang lain bagi sebagian orang lain sepintas melegakan hatinya. Tetapi sesungguhnya kita sedang memperpanjang penderitaan dan menyempitkan jiwa.

Bahkan menambah luka bagi orang lain. Lantaran seringnya kata terucap tanpa berasa. Lisan bertuah tanpa berjiwa. Ente ngomong tanpa logika. Sedang obyek yang diajak berkomunikasi sering kali kita sulit mengira kemana respon itu bergerak. Sebab, manusia mengenal politik, pura-pura, balas dendam dan serangkaian hal rumit lainnya terjadi. Bahkan apa yang ada di hati orang siapa yang tahu?

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

bahasa arab, kenapa engga?

PERCAKAPAN YG BIASA DIGUNAKAN DALAM DUNIA DAKWAH

Dalam percakapan maupun tulisan, para aktivis dakwah telah terbiasa menggunakan berbagai istilah bahasa Arab.

Mungkin bagi sebagian orang, istilah tersebut tidak dimengerti. Nah berikut ini kami rangkumkan istilah-istilah bahasa Arab yang sering muncul itu.

1. Akh (saudara pria 1 orang)
2. Akhi (saudaraku pria 1 orang)
3. Ukht (saudari perempuan 1 org)
4. Ukhti (saudariku perempuan 1 org)
5. Ikhwan/ikhwah (saudara pria banyak)
6. Akhawat (bukan akhwat, saudari perempuan banyak)

7. Ana (saya, dalam bahasa Betawi digunakan ane)
8. Anta (Anda, untuk laki-laki. Dalam bahasa Betawi digunakan ente)
9. Anti (Anda, untuk perempuan)
10. Antum (Kalian, untuk laki-laki banyak. Tapi kata ini sering juga digunakan untuk Anda (1 laki-laki), dalam rangka penghormatan). Misalnya ketika berbicara kepada yang lebih tua atau dihormati, digunakan kata Antum meskipun orangnya satu.

11. Jazaakallah khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, untuk saudara laki-laki 1 orang).
12. Jazakumullah khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan, untuk laki-laki banyak, bisa juga digunakan untuk campur laki-laki dan perempuan banyak)
13. Jazaakillah (perempuan 1 orang)
14. Wa iyyaka (semoga engkau juga dibalas dengan kebaikan, jawaban bagi yang mengucapkan jazaakallah, untuk laki-laki)

15. Wa iyyaki (sama dengan: no 14, tapi untuk perempuan)
16. Syukran (terima kasih, bisa untuk laki-laki atau perempuan)
17. Afwan (sama-sama, jawaban untuk org yg mengucapkan syukran) Tapi, afwan secara asal artinya: maaf. Karenanya biasa digunakan di awal pembicaraan. Misal : afwan, ana telat. (Maaf, saya terlambat). Padahal, kalimat ini jarang digunakan oleh orang Arab.

18. Ittaqillaah haitsumma kunta (bertaqwalah kamu kepada Allah dimanapun kamu berada)
19. Yassarallah/sahhalallah lanal khaira haitsumma kunna (semoga Allah mudahkan kita dalam kebaikan dimanapun berada)

20. Allahummaghfir lana wal muslimin (ya Allah ampunilah kami dan kaum muslimin)
21. Syafakallah (semoga Allah menyembuhkanmu : laki-laki, Syafakillah : perempuan) Syafahallah lebih dari satu orang.

22. Fii amaanillah (Semoga dalam lindungan Allah)
23. Ilalliqa' (Sampai ketemu lagi, diucapkan oleh orang yang mau pamit)
24. Ma'as salaamah (semoga dalam keselamatan, dijawab oleh yang dipamitin)
25. Baarakallah fiikum (semoga Allah memberkahi pada kalian) Barakallah fikum/Allahu yubarik fikum, semoga Allah memberikan kalian berkah.

26. Baarakallahu laka (sama dengan no 25, khusus buat laki-laki)

27. Baarakallahu laki (sama dengan no 26, khusus perempuan)

28. Ahsanta (Engkau bagus, untuk laki-laki 1 orang. Biasanya digunakan buat memberikan pujian ketika seseorang melakukan keberhasilan)
29. Ahsanti (sama dengan no 28 untuk perempuan 1 orang)

30. Na'am (Ya, buat laki-laki atau perempuan), La (Tidak, buat laki-laki atau perempuan)
31. Shahih (Benar)
32. Yakfi (Cukup. Dalam bahasa Inggris sama dengan kata enough).

33. Tafadhdhal (silakan, untuk laki-laki 1 orang, tapi bisa juga untuk umum).
34. Tafadhdhalii (silakan, untuk perempuan 1 orang)

35. Mumtaaz (Keren, bagus banget, untuk pujian)
36. Laa Adri (Tidak tahu)
37. Shadaqta (engkau benar, untuk laki-laki. untuk perempuan : shadaqti)
38. Allahul musta'an (hanya Allah-lah tempat kita memohon pertolongan)

39. Wa anta kadzalik : (begitu juga kamu)
40. Ayyu Khidmah ( ada yang bisa dibantu?)
41. Hafizhanallah (semoga Allah menjaga kita)
42. Zadanallah ilman wa hirsha (semoga Allah menambah kita ilmu dan semangat)

43. Allahu yahdik (semoga Allah memberimu petunjuk/hidayah)
44. Hadaanallah (semoga Allah memberikan kita petunjuk/hidayah).

oleh: Abu Hafsah Khonsa Ali

mendidik qur'ani sejak dini

🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Mengapa perlu menanamkan pendidikan Alqur'an sejak dini bagi anak-anak?

Wow, kecil-kecil belajar Alqur'an? Bukankah masa anak-anak adalah masanya untuk bermain?

Emm, kalau orangtua yang harus berperan...wah maaf kami belum siap. Atau adakah tips-tipsnya agar pendampingan belajar Alqur'an juga bisa dilakukan oleh orangtua yang masih tahap belajar seperti saya?

Mari, Ayah, Bunda, temukan jawabannya di Majlis Ilmu berikut ini:

🔊 Tabligh Akbar
"Mendidik Anak Cinta Qur'an Sejak Dini"
Ahad/Minggu, 15 NOVEMBER 2015
Pukul 08.00-11.30
Bertempat di Masjid Agung Manunggal Bantul.
Narasumber: Ustadzah DR. Sarmini  Lc., MA
(Dosen LIPIA Jakarta, Pendiri Rumah Qur'an Utrujjah Jakarta yang sukses mendidik penghafal qur'an anak-anak, penulis Buku Best Seller 'Alhamdulillah Balitaku Khatam Qur'an', Putra putri beliau Khatam dan Hafal Qur'an di usia yang sangat belia)

GRATIS!!!

Caranya? Silakan DAFTARKAN diri,keluarga&teman dengan cara menyebutkan:

NAMA_USIA_ALAMAT melalui sms (bukan telepon) ke 081215390360

Pendaftaran paling lambat 10 November 2015. Dafar sekarang, QUOTA TERBATAS 😊

Boleh mengajak anak? BOLEH BANGET! Disediakan acara untuk anak-anak, DONGENG ANAK ISLAMI bersama Kak Adin di lokasi. Full Doorprize. Putra-putrinya didaftarkan juga ya, Ayah, Bunda

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Acara dipersembahkan:
Forum Silaturahim Masyarakat Pecinta Quran (Fosma-Q) Bantul dan Dinas Sosial Bantul.

DAFTAR SEKARANG, QUOTA TERBATAS!!!
081215390360 - iing (SMS)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan