REZEKIMU AKAN MENGEJARMU SEPERTI MAUT MENGEJARMU
( Belajar Kehidupan dari Tukang Ketoprak)
Pulang kerja , mampir dulu beli titipan orang rumah.
Kali ini dititipin ketoprak.
Akhirnya ketemu gerobak ketoprak, kok ini gerobaknya kosong ga ada orang yang jaga.
"Pak, ini tukangnya mana Pak? " tanyaku ke tukang cukur di sebelahnya.
"Oh, lagi sholat dzuhur Pak. Dah dari tadi, bentar lagi datang" , jawabnya.
Sehubungan ini pesenan orang rumah, terpaksalah menunggu agak lama, kalo untuk diri sendiri mah sudah saya tinggal langsung.
Sedikit terlintas dalam hati, betapa banyak potensi pembeli yang akan hilang, kalo ditinggal lama begini.
Tak berapa lama datanglah tukang ketoprak tersebut,
"Beli ketoprak Pak satu". Ucapku.
Entah mengapa, tiba - tiba berubah pikiran, " dua deh Pak".
Kemudian datanglah beberapa orang yang antri ingin beli ketoprak. Entah darimana mereka, tadi saya menunggu sendiri ga ada orang lain, tiba - tiba mereka datang memesan ketoprak .
Masya Allah, tidak sedikit pedagang yang rela meninggalkan sholat demi menjaga dagangannya yang belum tentu ada orang beli.
Apalagi jika pelanggan sedang ramai. Atau mungkin pegawai kantoran, rela menunda sholat bahkan meninggalkan sholat hanya karena alasan sibuk kerja, meeting dan lain sebagainya. Mereka (dan juga kita) seakan lupa kalo Allah lah yang mengatur rezeki.
Tukang ketoprak ini, dengan yakinnya meninggalkan jualannya tuk sholat, seakan ia lari meninggalkan rezekinya, sekembalinya dari sholat ternyata rezeki datang bak lebah mengerumuni bunga. Bahkan Allah pun menggerakkan hati saya sendiri untuk membeli lebih dari yang seharusnya.
Sungguh benar perkataanmu wahai Nabiku,
لو أن ابن آدم هرب من رزقه كما يهرب من الموت لأدركه رزقه كما يدركه الموت
"Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya (untuk menjalankan perintah Allah) sebagaimana ia lari dari kematian,, niscaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya."
( HR Ibnu Hibban No. 1084)
Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang selalu bertakwa, yg selalu mengutamakanNya.
Alkisah ada seorang Fakir Miskin melewati jalan Madinah.
Di sepanjang jalan, dia sering melihat oran g-orang makan Daging.
Diapun merasa sedih karena jarang sekali bisa makan Daging.
Dia pulang ke rumahnya dngan hati mendongkol.
Sesampai di rumah, istrinya menyuguhkan kedelai rebus.
Dngan hati terpaksa, dia memakan Kedelai itu seraya membuang kupasan Kulitnya ke luar jendela.
Dia sangat bosan dngan Kedelai.
Dia bilang kpada istrinya "Bagaimana hidup kita ini..?
Orang-orang makan Daging, kita masih makan Kedelai"
Tak lama kemudian, dia keluar ke jalan di pinggir rumahnya. Alangkah Terkejut, dia melihat seorang Lelaki Tua duduk di bawah jendela rumahnya sambil memungut Kulit-Kulit Kedelai yg tadi ia buang dan memakannya seraya bergumam:
الحمدلله الذي رزقني من غير حول مني ولا قوة
"Segala Puji bagi Allah SWT yg telah memberiku Rezeki tanpa harus mengeluarkan Tenaga"
Mendengar Ucapan Lelaki Tua itu, dia menitikkan Air Mata, seraya bergumam:
رضيت يا رب
"Sejak Detik ini, aku Rela dengan apapun yg Engkau berikan, ya Allah.."
👇👇
Rejeki itu yg penting Mengalir,,
Besar Kecil yg penting ada Alirannya..
Jngan harap mengalir seperti banjir,,
Kalau tak bisa berenang bisa tenggelam..
ﺇﻟﻰ ﻣﺘﻰ ﺃﻧﺖ ﺑﺎﻟﻠﺬﺍﺕ ﻣﺸﻐﻮﻝ#
ﻭﺃﻧﺖ ﻋﻦ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﺖ ﻣﺴﺌﻮﻝ.
Sampai kapan engkau Sibuk dngn Kelezatan,
Sedangkan engkau akan di tanya tentang semua yg kau lakukan.
#sebarkan kebaikan
LAWAN BISIKAN ITU!
Jika setan membisiki dan menakut-nakutimu dengan kefakiran dan kemiskinan maka ingat-ingatlah dengan rejeki yang telah ditentukan,
{وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَاٍ} [هود : 6]
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya". (QS. Hūd 6)
~ DR. Musthofā As-Sibāì
# sugengsonten