*BISNIS KEHORMATAN*
Oleh: Anis Lc.
Menegakkan wajah dan mempertahankan kehormatan pribadi di atas kemiskinan yang panjang, bukanlah perkara gampang. Tapi bertahan dalam kemiskinan yang panjang di tengah gemerlap dunia materi dengan tetap mempertahankan tingkat produktivitas ilmiah yang tinggi, tentu saja jauh lebih sulit.
Tapi itulah inti semua tantangan yang dihadapi para ulama pewaris nabi. Itu akan menjadi lebih rumit bila mereka hidup pada suatu masa di mana para penguasa bersikap anti ulama, meremehkan peranan ilmu pengetahuan, dan suka merendahkan ulama. Kemiskinan adalah pilihan hidup mereka, tapi kehormatan adalah tameng mereka.
Masalahnya adalah bahwa sebagian dari kehormatan itu harus dipertahankan dengan materi atau harta. Harta itu sendiri tidak secara langsung berhubungan dengan produktivitas dalam dunia mereka. Tapi itulah masalahnya: harta, kata Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam, adalah sumber kebanggaan manusia dalam hidup. Maka, perintah menjadi kaya beralasan di sini: agar kita juga memiliki kebanggaan itu, agar kita dihormati dalam pergaulan masyarakat.
Bisnis adalah jalannya. Itu sebabnya kita menemukan para ulama besar yang juga pebisnis. Abu Hanifah, misalnya, adalah pengusaha garmen. Beliau bahkan membiayai hidup sebagian besar murid-muridnya. Itu membuat beliau terhormat di mata para penguasa, relatif uncountable.
Tapi itu juga memberikan beliau kedalaman dalam fiqih, khususnya dalam bidang muamalah. Beberapa literatur awal dalam masalah keuangan negara kemudian lahir dari tangan murid beliau. Misalnya, Kitab Al Kharaj yang ditulis Abu Yusuf. Untuk sebagiannya, pemikiran ekonomi Islam pada mulanya diwarisi dari fiqih Abu Hanifah.
Walaupun begitu, popularitas mereka tidak datang dari kekayaan mereka yang melimpah ruah. Sebab, bisnis tidak boleh mengganggu 'bisnis' mereka yang lain.
Sebab, mereka hanya ingin menjadi orang bebas dengan bisnis itu. Sebab, mereka hanya ingin mempertahankan kehormatan mereka dengan bisnis itu. Itu berarti bahwa mereka harus mampu mengelola bisnis paruh waktu dengan sukses.
Demikianlah kejadiannya. Suatu saat Abdullah Ibnul Mubarak, guru para ahli zuhud, ulama dan perawi hadits yang tsiqah, jago panah dan petarung sejati, ditanya tentang mengapa beliau masih berbisnis. Beliau yang terlibat dalam sebagian besar pertempuran di masa hidupnya, menulis beberapa buku monumental seperti Kitab Al Zuhd, memang dikenal sebagai seorang pebisnis yang sukses. Namun, beliau hanya menjawab dengan enteng:
"Aku berbisnis untuk menjaga kehormatan para ulama agar mereka tidak terbeli oleh para penguasa."
Setidaknya harta yg kita miliki, sebagian mampu membantu izzah umat Islam yg kekurangan atau kurang beruntung dalam harta. Barakallahu fiikum.
Selamat untuk Antum....
=====================
Mohon maaf Bapak dan ibu, mohon sejenak waktunya utk sharing info berbagi kebaikan dalam Program Kitanan Massal RZ Jogja.
Penerima Manfaat adalah
keluarga kurang mampu (fakir miskin) anak yatim/yatim piatu/dhuafa.
Adapun Donasi Program kitanan masal @. Rp. 680.000/anak.
Kami akan berikan kemudahan bagi Donatur utk berdonasi Program Kitanan ini dgn sistem Patungan utk 3 Donatur, dengan besaran donasi @. Rp. 227.000/ donatur.
Besar harapan kami, Bapak dan Ibu Donatur dapat berpartisipasi dlm program ini, semoga Allah swt, senantiasa memberikan kemudahan, keberkahan dalam setiap hidup serta di berikan kemudah beraktifitas dan di berikan kesehatan, amin.
Rekening Donasi :
BCA 094 301 6001
mandiri 132000 481 974 5
BNI Syariah 155 555 5589
A/n Yayasan Rumah Zakat Indonesia
Konfirmasi Berdonasi :
Istiawan
ZIS konsultan Rumah Zakat
Melayani transfer dan jemput donasi.
Mobile phone :
081578787505
082220106991
085103806544 ( WA )
Branch Office :
Jl. Veteran no. 9 muja muju umbulharjo Yogyakarta.
Phone 0274377671
Berbagi itu Gaya,
Berbagi itu Gampang,
Berbagi itu Gue Banget...!