CEO Words
Selasa, 30 Agustus 2016
Alhamdulillah, setelah sekian lama tidak menulis, akhirnya Saya menulis kembali. Dua pekan terakhir adalah masa-masa belajar. Alhamdulillah, banyak ilmu dan jejaring yang didapatkan.
Tepatnya sepekan yang lalu, Saya mengikuti Grounded Business Coaching yang dihelat oleh Coach Imam Elfahmi. Pelatihan yang memakan waktu 5 hari dengan komposisi peserta merata dari seluruh Indonesia.
Ada yang menarik dalam perjalanan pelatihan tersebut, seorang peserta bertanya dengan nada yang menantang,
"Coach, sebenarnya di bisnis ini, kita membela siapa sih? Apakah bisnis ini membela uang, membela diri sendiri, atau membela pasar? Gimana kita mau ngajak orang untuk loyal kalo yang kita bela adalah kepentingan diri kita?"
Pertanyaan ini memang sering berputar di hati para pebisnis. Sebenarnya bisnis ini untuk apa? Berlelah-lelah untuk apa, bahkan sebagian menganggapnya hanya masalah dunia.
Saya juga jadi takjub, kok bisa nyambung dengan kejadian sebelumnya. Saat saya mendarat di Malang, Saya dijemput oleh sahabat yang mengenal Saya lewat FB. Pokoknya dia memaksa menjemput Saya, agar dia bisa berkonsultasi dengan Saya di mobil.
Kecepatan mobilpun dipacu sangat lambat sekali. Hehehehe. Saya faham, banyak hal yang ingin ia ungkapkan.
"Mas, aku rasanya capek, memang bisnis tumbuh, aku bersyukur, tapi kayaknya hidupku ini duniawi banget, aku pengen mikir akhirat sekarang, pengen istirahat bisnis. Aku harus gimana ya kang?"
Saya pun mendengar dengan baik dan jawaban dari dua pertanyaan adalah sama, keduanya perlu dibawa untuk memahami tentang apa itu bisnis.
*****
Dengan begitu gemilang, Coach Ridwan Abadi dari Grounded Business Coaching menjelaskan makna bisnis yang sangat mendalam,
"It is not your business" apa artinya?
Ini bukan urusanmu!
Jadi akar kata bisnis ini adalah "urusan". Berbisnis berarti mengurus sesuatu. Ketika kita berhasil mengurus urusan masyarakat, maka masyarakat akan serta merta rela membayar. Masyarakat ini kemudian disebut dengan market.
Masyarakat membutuhkan layanan transportasi. Manusia membutuhkan layanan perpindahan dari suatu tempat ke tempat lainnya. Maka lahirlah bisnis jasa transportasi. Bisnis jasa transportasi adalah aktivitas mengurus perjalanan masyarakat.
Masyarakat membutuhkan sandang pakaian. Maka lahirlah bisnis busana. Bisnis busana adalah aktivitas mengurus kebutuhan busana masyarakat. Lahirlah transaksi.
Masyarakat membutuhkan makanan untuk mencukupi nutrisi, lahirlah bisnis FnB. Lahirlah bisnis kuliner. Sebuah bisnis yang mengurus kebutuhan makan masyarakat.
Masalah mengurus masyarakat ini sebenarnya mwnjadi bagian dari misi hidup manusia. Manusia diciptakan dengan dua misi utama : penghambaan dan pengelolaan kehidupan.
Misi penghambaan dijelaskan dalam Adz dzariyat ayat 56, wa maa khlaqtul jinna wal insa illa liya'budun. Dan misi pengelolaan kehidupan itu tertera di Surah Al Baqarah ayat 30, wa idz qo la robbuka lill malaikati inni ja'ilun fil ardhi khalifah.
Khalifah yang maknanya adalah wakil Allah di muka bumi dapat diartikan pula sebagai pengelola kehidupan. Maka manusia memang dihadirkan untuk membangun sebuah kehidupan yang lebih baik, yang lebih berkualitas, yang lebih nyaman untuk ditinggali.
Merinding diri ini ketika Coach Fahmi berpesan dengan keras,
"Bapak ibu, bayangkan jika sebuah Rumah sakit beroperasi dengan lebih layak, bayangkan jika restoran Anda melayani dengan lebih cepat, bayangkan jika pabrik Anda memproduksi lebih murah dan berkualitas, pastilah bumi ini akan menjadi tempat yang lebih indah untuk dihuni"
Filosofi inilah yang juga Saya sering ulang terus menerus di Sekolah Bisnis DuaKodiKartika.com, berkali-kali saya berbicara tentang value, bahwa bisnis ini adalah proses mentransfer value ke market. Jadi bisnis ini adalah proses melayani orang lain. Uang adalah dampak dari pelayanan yang baik.
*****
Pemahaman ini bersambung ke Nasehat ust Abu Syauqi dalam pembukaan President Summit Genpro Nasional di Bandung beberapa waktu lalu,
"Sulit rasanya, jika mencari uang, harus ditenagai dengan semangat uang."
Maka kita akhirnya melihat bisnis-bisnis yang tumbuh hari ini. Mereka dibangun dengan semangat kekhalifahan yang begitu luar biasa. Bisnis mereka dibangun dengan semangat mengurus manusia, agar memiliki kehidupan yang lebih baik.
Dewa Eka Prayoga dengan Billionaire Store nya berhasil tumbuh signifikan dengan produk-produk edukasi untuk UKM. Karena Dewa pernah mengalami sebuah episode kekurangan uang, gagal jualan, hingga butuh penghasilan. Sebuah dialog sederhana terjadi diantara kami,
"Saya buat Billionaire Corp, bener-bener pengen bantu orang supaya bisa punya pebghasilan, jangan kayak saya dulu-dulu.
Lalu mari kita lihat Jamil Azzaini dengan KUBIKnya. Perusahaan KUBIK sebagai bisnis jasa penyedia layanan training dan coaching kemudian membesar ditengah perusahaan sejenis. Rahasianya sederhana, karena KUBIK tidak pernah berniat menjual training, mereka hadir membantu perusahaan agar mengalami dampak positif atas program edukasi mereka.
Itu juga yang akhirnya mentenagai Brother Mark dengan Facebook nya. Dia mengawali FB dengan semangat ingin membangun dunia yang lebih terbuka dan terhubung. Terlepas dari kontroversi isu privacy yang ada. Tapi Mark membuktikan tenaga dari misinya.
Saya pun harus buka rahasia tentang KeKe. Bunda Tika pemilik KeKe Busana adalah seorang pebisnis yang sangat mencintai dunia anak yang penuh warna.
"Anak-anak harus berwarna, jangan kelihatan tua."
Semangat itu akhirnya mentenagai KeKe hingga saat ini. Alhamdulillah. 10 tahun berlalu dengan gerak bisnia yang terus membesar dan menanjak.
*****
Lalu apa yang sebenarnya kita bela didalam bisnis?
Paparan yang sudah Saya jabarkan membawa kita kepada sebuah kesimpulan mendasar, bahwa bisnis adalah misi mulia dari langit, karena bisnis adalah kegiatan mengurus kehidupan manusia. Jadi jangan begitu merasa bersalah ketika Anda aktif berbisnis. Luruskan saja makna bisnisnya.
Keyakinan ini akhirnya mendorong Saya untuk menasehati saudara Saya yang menjemput Saya di Bandara Abd Saleh Malang kemarin lalu,
"Mas, jangan pernah merasa bersalah sibuk dalam bisnis. Saya sibuk di KeKe dari pagi sampe malam, menulis FB setelah membersamai anak-anak. Dan Saya tidak pernah merasa bersalah. Karena bisnis ini adalah jihad Saya. Dan begitu juga mas.
Jalan kita masih panjang, mas baru 300 juta sebulan omsetnya, belum sebesar bisnis-bisnis makanan kudapan nasional. Mereka triliunan mas. Dan sebagian bahkan bukan milik Indonesia.
Apa yang Saya dan Mas lakukan adalah perjuangan. Mengurus urusan manusia dan bermanfaat kepada sesama lebih baik daripada i'tikaf sepanjang malam. Karena ada manfaat dan mashlahat untuk banyak orang.
Hayuk mas, aku temenin, Mas gak sendiri."
Kami berdua akhirnya berkaca-kaca.
Rendy Saputraj
CEO KeKe Busana
Pengajar di Sekolah Bisnis
http://duakodikartika.com/
Mentor di http://melekfinansial.co/