Sambil antri mesin keluar di kantor enagic, coba mengumpulkan dari beberapa tulisan ....
Semoga bisa memberikan pencerahan...
Semoga bermanfaat.....
"The first step towards getting somewhere is to decide you're not going to stay where you are." ~J.P. Morgan
Melakukan perjalanan ke luar kota dengan menjalani hidup sehari-hari adalah dua hal yang berbeda. Saat Anda tersesat saat ke luar kota, Anda dengan mudah dapat membuka GPS atau Google Map, sehingga Anda bisa menyesuaikan jalur Anda. Namun, apa yang terjadi bila Anda "tersesat" dalam perjalanan hidup Anda? Adakah GPS yang tersedia? Sayangnya, tidak ada.
Inilah mungkin sebabnya, banyak orang terdampar dalam kehidupan yang tidak mereka inginkan. Banyak orang menjalani kehidupan tanpa arah. Banyak orang tidak bahagia dalam hidupnya karena mereka tidak tahu ada dimana dan mau kemana. Mengapa seperti ini? Bisa jadi karena mereka menjalani hidup tanpa rencana. Mereka tidak memiliki Life Map Planing.
Sebenarnya, kita tahu manfaat sebuah rencana. Itu sebabnya, saat kita mau liburan kita membuat rencananya: kemana saja, menggunakan alat transportasi apa, butuh biaya berapa dan sebagainya. Demikian pula saat membangun rumah, kita membuat rencananya. Desain dan modelnya seperti apa, bahan yang mau dipakai apa saja, siapa yang akan mengerjakannya, berapa biaya yang diperlukannya dan sebagainya. Juga saat menentukan sekolah anak, kita membuat rencananya. Namun menariknya, kenapa kita tidak membuat rencana untuk hidup kita? Kita membuat rencana untuk perjalanan lima hari, namun kita tidak membuat rencana untuk perjalanan seumur hidup!
Kabar baiknya, kita bisa mulai merencanakan hidup dari sekarang. Hidup terbuka dengan berbagai pilihan dan kita memiliki "kendali" untuk menentukan pilihan-pilihan kita. Mengapa kita tidak mulai menjalankan kehidupan yang kita inginkan? Kehidupan yang terarah. Kehidupan yang secara sadar kita jalani prosesnya. Kita punya kapasitas untuk melakukannya.
Pak Covey mengatakan, memimpin diri sendiri mendahului memimpin orang lain. Kita tidak akan efektif memimpin keluarga kita, organisasi kita, bisnis kita, bila kita tidak mampu memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu. Inilah sebabnya Life Planning mendahului Family Planning. Life Planningmendahului Financial Planning. Life Planning mendahului Business Planning.
Setiap orang memiliki impian yang ingin ia wujudkan dalam hidupnya. Sayangnya tidak semua impian diciptakan sama. Ada impian yang dibangun di atas khayalan, sebagian lagi dibangun di atas realitas yang kokoh. Ada impian yang menciptakan ketakutan dan keputusasaan, ada pula impian yang menciptakan semangat dan harapan. Ada impian yang tak pernah menjadi kenyataan, ada pula impian yang perlahan-lahan menjelma menjadi nyata. Apa perbedaannya?
Pertanyaan ini kemudian dijawab oleh John C. Maxwell dalam bukunya: Put Your Dream to The Test[1]. Untuk mengubah impian menjadi kenyataan, kita perlu menjawab YA pada 10 pertanyaan yang diajukan di bawah ini.
Sebelum mulai, silakan pikirkan satu impian Anda, lalu tanyakan sepuluh pertanyaan berikut.
Pertanyaan #1: Apakah ini benar-benar impian saya?
Bila Anda ingin mewujudkan impian Anda, Anda perlu benar-benar memilikinya. Sesuatu yang benar-benar ingin Anda lakukan dan wujudkan. Impian Anda, bukan impian orangtua Anda, guru Anda atau orang lain. Jangan bandingkan impian Anda dengan impian orang lain. Anda dan mereka berbeda. Bila Anda tidak benar-benar memiliki impian Anda, Anda tidak akan bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya. Anda tidak akan bersedia membayar harganya.
Pertanyaan #2: Apakah saya dapat melihat dengan jelas impian saya?
Seperti apa kelihatannya? Semakin jelas maka akan semakin menarik dan semakin memotivasi Anda untuk mewujudkannya. Impian yang jelas akan memudahkan Anda dalam menetapkan prioritas. Impian yang jelas juga memudahkan Anda menyusun strategi untuk mewujudkannya. Sebaliknya, impian yang kabur tidak memotivasi Anda dan hanya menciptakan kebingungan.
Pertanyaan #3: Apakah impian itu ada di dalam kendali saya?
Apakah saya tidak bergantung pada orang lain untuk mewujudkannya? Apakah Anda membangun impian Anda di atas realitas yang kokoh bukan hanya di atas khayalan yang rapuh? Apakah Anda memulai tindakan dari kekuatan dan bakat Anda sendiri? Apakah Anda memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk membuatnya menjadi nyata? Bila tidak, dapatkah Anda mengembangkan dan melatihnya? Apakah Anda memiliki kebiasaan yang mendukung untuk mewujudkannya? Bila tidak, dapatkan Anda memulai kebiasaan itu? Sebuah impian akan lebih mudah terwujud bila dimulai dari apa yang benar-benar bisa Anda lakukan dengan baik. Sehingga Anda tidak menunda-nunda tindakan Anda. Anda dapat mulai bertindak sekarang.
Pertanyaan #4: Apakah saya memiliki energi untuk mencapainya?
Pikirkan salah satu pencapaian besar Anda. Berapa banyak energi yang Anda butuhkan untuk mencapainya? Apakah impian Anda benar-benar penting bagi Anda sehingga Anda memiliki energi yang cukup untuk mewujudkannya? Mewujudkan impian adalah sebuah perjalanan panjang. Anda memerlukan bahan bakar yang cukup selama perjalanan. Kunci awalnya adalah passion & preseverance, gairah dan ketekunan.
Pertanyaan #5: Apakah saya memiliki strategi untuk mencapainya?
Apakah Anda punya rencana kongkrit untuk mewujudkannya? Apakah Anda sudah mengidentifikasi langkah-langkah yang perlu Anda lakukan untuk mencapainya? Tanpa rencana yang realistis, impian hanyalah impian. Tak akan pernah mewujud menjadi nyata dalam kehidupan Anda.
Pertanyaan #6: Apakah saya melibatkan orang lain yang dapat membantu saya?
Siapakah tim Anda? Siapakah pelatih Anda? Siapakah yang akan memantau kemajuan Anda> Siapa yang dapat mendukung dan membantu Anda? Bila Anda belum memiliki orang yang tepat dalam tim Anda, identifikasi orang-orang yang Anda perlukan, pikirkan bagaimana mereka dapat membantu Anda.
Pertanyaan #7: Apakah saya bersedia membayar harganya?
Semakin besar impian Anda, semakin besar harga yang perlu dibayarkan. Apakah Anda bersedia memberikan usaha terbaik dan bekerja keras mewujudkan impian Anda? Apakah Anda bersedia menghadapi hambatan dan mengelola ketidakpuasan yang mungkin akan Anda temui di perjalanan Anda? Selalu ada kritik, selalu ada hambatan, selalu ada pengorbanan. Itulah harga yang perlu Anda bayar untuk mewujudkan impian Anda.
Pertanyaan #8: Apakah saya bergerak mendekati impian saya?
Apakah hari ini Anda semakin mendekati impian Anda dibandingkan kemarin? Apakah Anda sudah mulai melakukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mewujudkan impian Anda? Batu bata dari perwujudan impian adalah tindakan harian Anda. Setiap hari Anda perlu melangkah, merangkak, merayap mendekat ke impian Anda.
Pertanyaan #9: Apakah bekerja dalam mewujudkan impian saya membawa kepuasan batin?
Bahagia itu ada di perjalanannya. Impian hanyalah sebuah puncak gunung. Anda mendaki dan menaklukkannya, menikmatinya sejenak lalu Anda cari puncak gunung lainnya. Waktu Anda lebih banyak Anda habiskan untuk proses mewujudkan impian dibandingkan menikmatinya. Bila saat bekerja menuju impian Anda tidak merasakan kepuasan, mungkin Anda perlu mengidentifikasi impian lainnya. Perjalanan Anda menuju impian Anda perlu membawa kepuasan batin bagi Anda.
Pertanyaan #10: Apakah impian saya memberi manfaat bagi orang lain?
Banyak orang mengejar impiannya hanya untuk berjuang mempertahankan diri. Sebagian lagi, untuk mengejar kebanggaan dan pujian. Sebagian lagi untuk memberi manfaat yang lebih luas bagi sesama. Maka, dimanakah Anda? Apakah impian Anda bermanfaat bagi orang lain? Jika iya, untuk siapa? Mengapa? Jika impian Anda terlalu egois, Anda akan sulit mewujudkannya.
Inilah 10 pertanyaan untuk menguji impian Anda. Sudahkah impian Anda lulus dari 10 pertanyaan ini?
"Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world." ~Harriet Tubman
Semoga dengan memperjelas impian akan memperjelas langkah kita menuju impian...
Selamat menata impian anda menuju pada kehidupan yang lebih bahagia....
Libatkan pasangan agar impian menjadi lebih mempunyai energi....
Agung Budi Santoso
Happines Life Coach