"Jangan Ragukan Kemampuan Kita. Lihatlah Yang Mau Anda Hafalkan Itu Mukjizat!" | ust. Abdul Aziz Abdur Rauf, Alhafidz
Posted on January 11, 2015
Bedah Buku:
Menghapal Al quran itu Mudah
Andapun Bisa Menjadi Hafidz Al quran
Ust. Abdul Aziz Abdur Rouf
@Markaz Al Quran
11 Januari 2015
Imam Hasan Albanna: Sesungguhnya Alquran saat ini dalam kehidupan umat islam menjadi sesuatu yang 'hilang' walaupun kelihatannya masih terpelihara.
Al quran itu sebenarnya sesuatu yg 'diacuhkan' walaupun masih terlihat wujud kitabnya.
Keawaman umat ini terhadap masih sangat tinggi. Ia telah hilang dan diacuhkan walaupun selalu kita baca. Sadarkah kita?
Setiap orang beriman seharusnya merasa memiliki kewajiban utk menegakkan Al quran dalam kehidupan. bisa jadi 99% dr umat islam ini awam. Fungsi Al quran tidak terjalankan dalam hidup kita.
contohnya Al baqarah 183 dgn 178. Kita lebih mudah mengaplikasikan Al baqarah 183 tentang puasanya, tapi enggan untuk menerapakan Qishash Al baqarah 178. Apakah seperti itu fungsi Al quran?
Harusnya kita sebagai muslim, jug tahu ketika ditanya tentang apa sih surat Al an'am, surat Al a'raf dan seluruh surat yg lain. Sudah bisakah kita mendeteksi?
Sudah ngeh-kah kita ketika dibacakan apakah ini hadist ataukah ayat Alquran?
Sudah ngeh-kah kita ketika dibacakan sebuah surah ada di juz manakah dia?
Yang Hilang walau terpelihara. Yang Diacuhkan walau terlihat.
Baik, Judul buku ini ingin mmberi pesan kpada umat bahwa menghapal Al quran adalah MUKJIZAT yang diberikan kepada UMAT BERIMAN.
Tidak disebut mukjizat jika yang bisa menghapal hanya segelintir orang saja, Rasul, sahabat saja. Ia disebut mukjizat karena bisa dihapal oleh Semua orang beriman. itulah yg dijanjikan Allah dalam Al quran. Allah telah memudahkannya untuk kita.
Maka pahami dulu ketika kita menghapal, jangan pernah ukur diri kita, kemampuan kita. Tapi lihat yang kita baca dan hapal ini adalah mukjizat!. Maka tidak mukjizat jika kita tdk bisa. Maka dalam bayangan kita,kelak semua kita adalah penghapal Alquran, bukan soal kenal alfabet A B atau C saja. Tapi kelak seluruhnya dr kanak2 hingga kakek nenek akan hafal Qur'an
Adapun nanti hasilnya dapat 30 juz atau (cuma) juz ke 30 itu adalah ibarat rejeki kita. Yang penting kita selalu optimis bahwa kita selalu berusaha utk menjadi hafidz dan tidak terpengaruh dengan godaan setan. Kita mau berusaha hafalkan mukjizat, itu saja
Tidak ada lagi alasan : 'saya kan sudah tua, ngomong aja gak jelass.'. 'Saya kan sibuk ngurus anak masih kecil'. 'Saya kan sibuk kerja dari subuh hingga tengah malam'. Tidak ada lagi alasan2 yang sumbernya berasal dari setan.
Ingat, Alquran adalah mukjizat!!
Kalau kita dari awal sudah yakin dan tidak memvonis diri karena keterbatasan diri atau lingkungan. Al quran ini mukjizat!!!!
berapa juz yg kita dapat tergantung dengan keinginan kita. 5 juz atau 30 juz?
Biasanya kalau orang menghapal quran terlalu fokus pada dua hal saja:
1. unsur ta'abbudinya
2. fokus pada teknisnya
maka orang jadi malas ngapal karena terlalu fokus pada poin ke dua. Padahal yang lebih penting dan membuat kita PD, yakin adalah jika kita fokus pada poin 1.
Kalau kuat dipoin 1, kita akan kreatif untuk poin ke 2, sesuai keadaan kita.
Ilmu apapun yg paling penting itu murajaahnya, pengulangnnya, dan keseringan dalam berinteraksi.
Teknis itu gak bisa dipaksakan kepada smua orang. ada orang yang cocok ngapal ba'da subuh. tapi kalau saya bada dzuhur itu waktu ngapal, kalau ba'da isya itu peguatan hapalan, subuh itu setoran. karena saya gak punya waktu kalau sdh subuh. Itu teknis, dan tiap orang beda caranya.
Hakekat menghapal adalah meng-'Al fatihah kan semua ayat Al quran yang ada'.
sudah berapa kali kita baca Al fatihah? 100 kali? lebih? 1000 kali? lebih!! bahkan tidak terhitung.. makanya kita gak pernah lupa
hakekat menghapal adalah bagaimana ayat2 ini melekat pada diri kita, hingga nyaris terlekat selalu pada diri kita
Lagi ngapal dan ketika menemui kesulitan, jangan lagi lagi kita bilang kalau karena kita kepala lima (usia). yang kepala satu aja belum tentu juga bisa.
Yang harus ada dipikiran kita bahwa kesulitan itu karena kita membacanya tidak sebanyak Al fatihah.
Setidaknya agar melekat dalam diri kita, kita pernah mengulangnya 365 x 5 kali. Seperti Al fatihah, Al ikhlas, yang sudah lebih dari itu.
sayangnya, kita sudah murajaah berkali2. beribu ribu kali, tapi itu muraja'ah lagu2 doank. Saat disebut penyanyinya, kita otomatis tahu deretan lagunya.
"tidakkah kami ciptakan kalian dari air yg hina" (Al mursalat)
Dan kehinaan kita itu terbawa sampai dewasa. buktinya apapun yang keluar dari tubuh kita, itu semuanya hina. baik dari lubang terbesar bahkan pori2 terkecil. mana ada manusia yang mau. Mau ga make tusuk gigi yg nempel sebentar pada gigi orang lain? Atau mau memakai baju orang lain yg blum dicuci? Ini karena kita hina.
Maka alangkah ruginya kita jika kita tidak memuliakan diri kita dengan al quran
Jika kita belum terpancing memiliki semangat utk menghapal, saya sarankan coba mulai dr menghapal awal2 ayat dari tiap surat saja.
Jadi jangan cuma pas mendengar yasin saja kita ngeh itu yasin.
Tapi ketika dibaca 'Alhamdulillahi fathiris samawati..', kita gak tahu itu surat apa. padahal itu ada disamping (sebelum) Yasin, yakni surat Fathir. jadi coba mulai dipancing dengan mnghapal awal2 surat, setidaknya itu membasmi keawaman dasar kita terhadap al quran
Balik ke buku, intinya buku ini agar kita menghapal dengan pendekataan TA'ABUDDI. Yaitu kita yakin bahwa yg membuat kita hapal itu adalah kekuatan Allah. »» makanya kita selalu berdoa dalam ta'abbud2 kita (ibadah): setiap sholat dan doa atau sebelum menghapal agar Allah memudahkan Al qurannya. kita menggunakan kekuatan dan keyakinan pada Allah
maka kalau ada orang menghapal jangan terkagum dan memuji kalau dia pintar, dia hebat. tapi harusnya kita sadar, kalau mrreka doanya kencang, istighfarnya banyak, hingga Allah membantu
Berdoa dan beristighfarlah selalu setiap saat. Terutama jangan stop berdoa saat jumat dari kamis malam sampai menjelang maghrib esok malamnya, terutama saat sholat jumatnya, terutama saat khatib naik mimbarnya.
Apalagi doanya orang berpuasa,doanya saat diantara adzan-iqamah. Berdoa dan berdoa.
untuk membuktikan kita ingin mnghapal, selalu dibaca, dibiasakn lidah agar akrab. InsyaAllah dimudahkan.
Saya bisa dibilang terlambat menghapal karena mulainya saat 17 tahun. Tapi dimudahkan karena sejak kecil sebelumnya saya sudah bisa khatam 1 bulan 1 kali. Ini yang mengakrabkan saya.
Selain itu, cari sosok panutan yg mbuat kita semangat menghapal Al quran. agar termotivasi. tapi tetap saja kalau kita nggak Doa dulu, gak rajin interaksi dgn Al quran, percuma aja kalau ada panutan, tapi kalau poin 1 2 tidak dijalankan, insyaAllah panutan akan membuat kita semakin berenergi.
Menghapal Al quran bukan sekedar kegiatan membaca atau mengulang2. Tapi kegiatan utk mendekatkan diri pada Allah. Makanya cara mendekatkan dirinya dengan sholat malam dan memperbanyak puasa, akan semakin memudahkan kita menghapal Al quran.
"Jika kamu tidak bisa menjadi orang yang sholeh, setidaknya mirip lah kamu seperti orang sholeh"
Kita juga harus mempelajari kesabaran mempelajari Alquran melalui kisah hidup para sahabat.Sudahkah?
Ummu Waraqah itu hapal surah Qaff karena sering mendengar Rasulullah membaca Alquran
Pelajari bagaimana Hudzaifah sabarnya membaca Alquran. Saat diajak Rasulullah, untuksholat malam. sebagai mutarabbi, Hudzaifah yakin bahwa Rasulullah tidak akan panjang baca ayat2nya. Eh rupanya lanjut. Hingga bersurah surah. Kata hatinya dia ingin rukuk, tapi imannya bilang terus sabar ikuti Rasulullah. sampai diakhir surah ketiga kalinya "dalam hatinya Hudzaifah berharap semoga Rasul segera rukuk, tapi masih saja tidak. Kesabarannya lagi lagi diuji
Padahal kalau sholat sunnah, dia bisa pisah jd makmum. Rasulullah tidak merusak hukum. Tapi hudzaifah memutuskan lanjut dan bersabar.
Mungkin kita berpikir, mengapa hudzaifah gak tadabbur ayat2 yang Rasul baca aja, masa' mikirin kapan rukuk? ini menggambarkan bahwa Hudzaifah pernah dalam kondisi masih baru terbina, makanya wajar. Tapi yang harus kita pelajari, bagaimana ia mencoba bersabar hingga akhir. walau sulit. Hingga akhirnya Rasulullah mengakhiri surahnya dengan Ali imran ayat terakhir:
"Hai orang yang beriman Bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran dan bertahanlah dalam kesiagaan penuh, dan bertakwalah kalian agar beruntung"
Q: pentingkah seorang guru dalam menghapal?
A: Saya menghapal sendiri juz 1-7 sendiri dan gak disetorkan. tapi stlh itu nyerah. setelah itu dikasih lagi kesempatan sampai juz 14. Tapi setelah itu nyerahnya lamanya minta ampun. Hingga saya ketemu guru dan hapalan saya meningkat tajam. Karena musyrif itu yang mengingatkan, yang memotivasi, dan menghasilkan hapalan yang akurat kalimat maupun harakatnya.
Apalagi sekarang sudah berkembang teknologi, kita bisa dibimbing via telpon. Seperti saudara kita di Papua,yang setiap jam 3 subuh menelpon ke lembaga hanya untuk menyetorkan hapalannya. atau juga bisa via Whatsapp
Pe-resume: RS Sentia
Sumber: http://seizeyours.wordpress.com/2015/01/11/jangan-ragukan-kemampuan-kita-lihatlah-yang-mau-anda-hafalkan-itu-mukjizat-ust-abdul-aziz-abdur-rauf-alhafidz/