Financial literacy part 1

Financial Literacy:
7 Essential Stage
For build and grow business

7 tahapan yang diperlukan (esensi) untuk membangun & menumbuhkan bisnis

Stage 1 : Creation

Tahapan awal dalam membangun bisnis adalah berkreasi, membangkitkan ide, membuat inspirasi, menciptakan sesuatu yang bisa dimiliki, dinikmati, dibanggakan. Setelah itu kita mulai berpikir bagaimana semua itu dibiayai (dimodali). Tidak mesti kita yg punya misal sekaligus, bisa sj org lain, tapi itu tergantung kreatifitas kita, jika kita tidak mampu membiayai sendiri, maka yakinkan orang lain bahwa sesuatu yg kita buat adalah sesuatu yg nantinya sangat menguntungkan dan mempunyai daya tarik orang lain untuk membeli, maksimalkan kemampuan kita utk mempresentasikannya supaya calon investor mau dg senang hati membiayai penciptaan ide kita.
Lalu berikutnya adalah kita mulai berusaha 'menuntaskan' ide kita dengan mewujudkannya dalam suatu produk, wujudkan dengan biaya yg semurah, seefektif, dan seefisien mungkin tapi tanpa mengesampingkan kualitas, kualitas sebaik mungkin. Nah, saatnya kita menjual. Jadilah penjual yg terbaik, kita harus mampu berkomunikasi dg konsumen dan meyakinkannya.
Hal perlu diperhatikan dalam stage ini adalah :
๐Ÿ”น experiment, hati2 dg eksperimen yg kita lakukan, kebanyakan yg terjadi 50% bisnis dihabiskan pd tahapan ini, ini masalah.
๐Ÿ”น finding traction, harus kita perhatikan betul mengenai  'permintaan pasar yg terukur', pastikan semua dilakukan dg teratur

Stage 2 : Niche

Penajaman/pengkhususan/pemfokusan pasar suatu produk. Fitur produk dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar tertentu, baik harga, kualitas, demografi, dll. Carilah sudut pasar paling menguntungkan bagi kita. Temukan Niche Market kita dalam 3 Pertanyaan Fundamental dalam bisnis :
๐Ÿ”น Siapa target market kita ?
๐Ÿ”น Siapa kompetitor kita ?
๐Ÿ”นApa 'Value' kita ?
Dalam Hukum 80/20 (The Pareto Principle), bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya, Dalam implementasinya, prisip 80/20 ini dapat diterapkan untuk hampir semua hal, sebagai contoh :
๐Ÿ”น80% dari keluhan pelanggan muncul dari 20% dari produk atau jasa.
๐Ÿ”น80% dari keterlambatan jadwal timbul dari 20% dari kemungkinan penyebab penundaan.
๐Ÿ”น 20% dari produk atau jasa mencapai 80% dari keuntungan.
๐Ÿ”น20% dari tenaga penjualan memproduksi 80% dari pendapatan perusahaan.
๐Ÿ”น20% dari cacat sistem menyebabkan 80% masalah.
Ingat bahwa membangun bisnis setajam-tajamnya bukan seluas-seluasnya, semakin dalam fokus kita maka semakin kita dapat menjual. Sebagai dampak dari hal tersebut biasanya kita akan kebanjiran order dan efek berantai berikutnya adalah kemungkinan kita akan 'capek' nolak order (exhaust), hati-hati dalam menanganinya, jika tidak maka dapat berdampak buruk bagi bisnis kita.

Stage 3 : Leverage

Memperbesar daya ungkit untuk bisa menaikkan kekuatan transaksi, menaikkan kekuatan untuk mengendalikan jumlah yang besar dengan kekuatan yang kecil (Have more, doing less). Berikut jenis-jenisnya :
๐Ÿ”น Other People Time (OPT), Perlu orang-orang atau sumber daya manusia yang khusus.
๐Ÿ”น Other People Money (OPM), Perlu tambahan investasi.
๐Ÿ”น Other People Network (OPN), Perlu memperluas jaringan.
Yang perlu diperhatikan dalam hal ini, kita harus lebih mengerti dan lebih menguasai dari pada orang lain mengenai bisnis kita sendiri. Ada pemahaman yang salah selama ini yaitu : 'Want to be on business, not in the business', dengan hal itu kita mudah diperdaya oleh orang lain baik orang luar maupun orang dalam. Lalu dengan alasan Leverage, jangan sampai kita menyerahkan pekerjaan kepada orang lain dengan melepaskan tanggung jawab kita untuk diberikan kepada orang lain (abdication), ini kesalahan besar.

www.msfirmansyah.blogspot.com
www.baitulquran-magetan.com

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan