Masalah adalah guru terbaik.

Seorang anak muda mengeluh pada ibunya tentang banyak masalahan dalam kehidupannya.

Namun betapa kagetnya, karena ternyata ibunya hanya diam saja, seolah tidak ingin mendengarkan keluh kesahnya.
Bahkan sang ibu malah masuk ke dapur dan anaknya terus bercerita sambil mengikutinya.
Sang ibu lalu memasak air Sampai mendidih, lalu menuangkan air itu ke dalam 3 gelas yg telah disiapkan.
Di gelas pertama ia masukkan WORTEL, di gelas kedua, ia masukkan TELUR, dan di gelas ketiga, ia masukkan KOPI.
Setelah beberapa saat, ia mengangkat isi ketiga gelas tadi, dan hasilnya:
WORTEL yg KERAS menjadi LUNAK,
TELUR yg mudah PECAH menjadi KERAS
Dan KOPI menghasilkan aroma yg HARUM.
Lalu sang ibu menjelaskan :
Nak MASALAH DALAM HIDUP ITU BAGAIKAN AIR MENDIDIH.
Namun sikap kitalah yg akan menentukan dampaknya.
Kita bisa menjadi Lembek seperti Wortel, mengeras seperti Telur, atau harum seperti Kopi.
Wortel dan telur bukan mempengaruhi air, tetapi malah berubah karena air mendidih itu,
sementara KOPI malah mengubah AIR, membuatnya menjadi HARUM.
Setiap Masalah, selalu tersimpan Mutiara Iman yg berharga.
Sangat mudah untuk bersyukur saat Iman tertanam didalam hati.
Tapi apakah kita dapat tetap percaya saat pertolongan ALLAH seolah tidak kunjung datang?
Ada 3 reaksi orang saat masalah datang :
1. Ada yg menjadi lembek, suka mengeluh (seperti wortel tadi) dan mengasihani diri sendiri.
2. Ada yg mengeras (seperti telur), marah dan berontak kepada Tuhannya.
3 Ada juga yg justru semakin harum (seperti kopi), menjadi semakin kuat dan percaya pada Tuhan Nya.
Ada kalanya ALLAH sengaja menunda pertolonganNYA.
Apa tujuannya?
Agar kita belajar percaya dan setia,
Karena tidak pernah ada masalah yg tidak bisa ALLAH selesaikan.
Allah SWA berfirman:

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (QS. Al-Insyiroh: 6)

kertas

Akte kelahiran... adalah kertas.
Kartu imunisasi... kertas.
Piagam kelulusan... kertas.
Ijazah... juga kertas. --- semuanya hanya berupa kertas!! --- Akad nikah... kertas.
Paspor... kertas.
Surat kepemilikan rumah... juga kertas.
Resep dokter... kertas.
Undangan acara... juga kertas. .
Kehidupan kita layaknya kertas-kertas.
Seiring waktu berlaku, dirobek, kemudian dibuang.
.
Dunia itu semuanya terdiri dari kertas2.
.
Berapa banyak orang bersedih karena "kertas-kertas" yg dimilikinya.
.
Dan berapa banyak orang begitu bahagia dengan "kertas-kertas" yg dimilikinya.
.
Tetapi, ada satu lembar kertas yg tidak mungkin dilihat manusia selamanya, yaitu:
SURAT KEMATIAN.
.
Maka persiapkanlah untuk menghadapi kematian, karena itu adalah "KERTAS" terpenting.
.
Imam Ali bin Abi Thalib berkata:
Dua hal yg tidak akan kekal dalam diri seorang mukmin: "masa mudanya dan kekuatannya."
.
Dan dua hal yg berguna untuk setiap mukmin: "akhlak yang mulia dan jiwa yang lapang".
.
Dan dua hal pula yg akan mengangkat derajat seorang mukmin: "sikap tawadhu (rendah hati) dan menolong kesulitan orang lain".
.
Dan dua hal pula yg menjadi penolak bala': "sedekah dan silaturahmi"
.
Ada tiga fase hidup yg tampak lucu:

1. Masa puber: anda punya waktu dan kekuatan tetapi tidak punya uang.

2. Masa bekerja: anda punya harta dan kekuatan, tetapi tidak punya waktu.

3. Masa tua: anda punya harta dan punya waktu, tetapi tidak punya kekuatan.
.
Inilah kehidupan, ketika kita mendapat sebuah karunia. Maka akan hilang karunia lainnya.
.
Anda selalu yakin bahwa kehidupan orang lain, selalu lebih baik dari kehidupan kita !!!
.
Dan orang lain pun meyakini, bahwa kehidupan kita lebih baik darinya.
.
Hal itu dikarenakan kita melupakan hal terpenting dalam hidup kita, yaitu bersikap Qanaah (mensyukuri apa yang kita miliki).
.
Seandainya ada toko yang menjual kebahagiaan, anda akan melihat orang-orang akan berebut mendatanginya. Kemudian membelinya meskipun mahal harganya. Mereka melupakan bahwa kebahagiaan itu dengan menyempurnakan (sholat) di mesjid. (Diterjemahkan oleh Yasin Elgehad, Lc) .dari @ifitrianty

Panggilan Surga

"Apa kamu udah shalat Ashar, istriku?" Tanya sang suami.
"Belum" Jawab istrinya.
"Kenapa?"
"Aku baru pulang kerja. Capek banget. Aku tadi tidur sebentar."
"Oke. Kalau begitu, sekarang wudhu terus shalat ya. Sebelum datang waktu maghrib."

Di hari selanjutnya, sang suami pergi ke luar kota untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Setibanya di tempat tujuan, ia tidak mengabarkan istrinya bahwa ia telah tiba dengan selamat tepat waktu.

Karena itu, sang istri begitu khawatir dan cemas. Ini kali pertama suaminya itu tak memberi kabar. Tak seperti biasa.

Adakah yang terjadi di perjalanan? Atau suaminya tak lagi peduli? Atau ia sedang jalan dengan mawar lain yang lebih harum dan jelita?

Ia putuskan untuk menghubungi suaminya agar hatinya tenang dan memastikan bahwa suaminya tiba dengan selamat.

Tak ada jawaban. Dia mengulang-ulang panggilan. Tetap tak ada jawaban. Semakin ia gelisah. Semakin ia gundah.

Berjam-jam menunggu. Akhirnya sang suami menghubunginya.
"Hei, apa kamu sudah tiba dengan selamat, suamiku?" Ia segera bertanya setelah teleponnya berdering.

"Iya. Aku telah tiba dengan selamat. Alhmdulillah."
"Tadi tiba jam berapa?"
"Kira-kira 4 jam yang lalu."
"Empat jam yang lalu? Terus kenapa tidak hubungi?" Tanya istri dengan nada marah.
"Tadi aku capek banget. Aku tidur sebentar."
"Tak adakah waktu walau barang sedetik saja engkau ajak aku bicara? Apa kau tak dengar handphone berdering ketika kuhubungi?"
"Aku dengar kok."
"Terus kenapa tidak diangkat? Apa tak peduli lagi denganku?"
"Tentu saja aku peduli. Kemarin, engkau juga tak peduli dengan suara adzan, panggilan Allah."

Sang istri pun terdiam. Kalimat itu mengena di hati. Tiba-tiba air matanya kini berbicara.
"Iya. Maafkan aku. Engkau benar."
"Bukan kepadaku. Mintalah ampun kepada Allah. Jangan diulangi lagi ya. Aku tak inginkan apapun kecuali kebersamaan kita di surga sambil menatap wajah Allah yang Mulia."

Hatinya pun meleleh mendengar ungkapan sang suami. Hari-hari berlalu dan sang istri pun tak pernah meninggalkan kewajibannya.

Diterjemahkan dan diadaptasi dari page Khash li al-Mutazawwijin.

menangis

๐ŸกOASE DAKWAH
Senin, 27 Juli 2015


Mengapa Kita Menangis?
Oleh: Rochma Yulika


Kapan kita bisa menangis?
Mungkin kala diri kita mendapat sikap yg sinis
Mengapa kita menangis?
Mungkin kala hati kita serasa teriris-iris

Bolehkah kita menangis?
Abu Abdirrahman Ra dengan bijak mengatakan "Tangis yang dibenarkan ialah jika berasal dari suara hati karena dorongan iman, lalu diwujudkan dengan tindakan"

Menangislah hai sahabat...
Karena takut akan ajal mendekat
Karena takut Allah akan melaknat
Bila tiada henti dan jera kita bermaksiat

Kita menangis karena kita punya hati
Kita menangis karena kita punya rasa empati
Kita menangis karena ada duka dalam hati
Kita menangis karena ada rasa takut pada Ilahi
Dan kita menangis lantaran beban berat yang tak mampu ditanggung sendiri

Terpekur diri sambil menghitung hari
Tanpa terasa semua seperti mimpi
Waktu berlalu hari demi hari
Hanya berkawan sepi, bersahabat sunyi

Berbenah diri menjadi kewajiban
Jaga diri dari bujuk rayu syaitan
Jaga hati tuk jadikan jiwa tetap beriman
Jaga pekerti agar menjadi tauladan bagi insan

Tetaplah berjuang hingga akhir usia
Rela berkorban demi Allah semata
Jangan pernah ragu atau bimbang dirasa
Yakinlah kelak akan hidup mulia


Divisi Tarqiyah Imaniyah PSDM ODOJ
DTI/52/27/07/2015
oaseodoj@gmail.com

Facebook Status Anak Kita

SEKALI waktu, tengoklah status Facebook anakmu. Jelajahilah alam pikirannya. Pahamilah apa yang sedang terjadi padanya. Dan bersiap-siaplah untuk terkejut disebabkan apa yang berharga bagi hidupnya, membanggakan dirinya, menyenangkan hatinya dan menjadi keinginannya justru perkara yang kita membencinya. Mereka sangat berhasrat justru terhadap apa-apa yang kita ajarkan kepada mereka untuk menjauhi. Astaghfirullahal 'adzim.

Sekali saat, periksalah status Facebook anak-anakmu. Ketahuilah apa yang sedang berkecamuk dalam dirinya. Rasakan apa yang menjadi keinginan kuatnya. Rasakan pula yang membuatnya terkagum-kagum. Dan bersiap-siaplah untuk terperangah jika anak-anak itu lebih fasih mengucapkan kalimat-kalimat yang tak berharga, ucapan yang tak bernilai, pembicaraan yang mendekatkan kepada maksiat, dan bahkan ada yang mendekati kekufuran. Mereka berbicara kepada kita dengan bahasa yang kita inginkan, tetapi mereka membuka dirinya kepada manusia di seluruh dunia dengan perkataan-perkataan ingkar. Mereka menyiarkan keburukan dirinya sendiri, tetapi mereka tidak menyadarinya. Astaghfirullahal 'adzim.

Kalau suatu saat ada kesempatan, cermatilah apa yang ditulis oleh anakmu, gambar apa yang ditampilkan dan siapa yang dielu-elukan di Facebooknya. Sadari apa yang telah terjadi dan sedang terjadi pada diri mereka. Ketahui perubahan apa yang menerpa jiwa mereka. Dan bersiaplah untuk terkejut bahwa apa yang tampak di depan mata tak selalu sama dengan apa yang terjadi di belakang kita. Mereka bisa bertutur tentang keshalihan karena berharap terhindar dari kedukaan atau bahkan kemurkaan kita. Tetapi di Facebook, mereka merasa merdeka mengungkapkan apa pun yang menjadi kegelisahan, keinginannya dan kebanggaannya yang benar-benar terlahir dari dalam diri mereka.

Beberapa waktu saya memeriksa akun Facebook anak-anak SDIT, alumni SDIT dan mereka yang masih belajar di SMPIT maupun SMAIT. Hasilnya? Sangat mengejutkan. Harapan saya tentang isi pembicaraan anak-anak yang telah memperoleh tempaan bertahun-tahun di sekolah Islam terpadu itu atau yang sejenis dengannya adalah sosok anak-anak yang hidup jiwanya, cerdas akalnya, tajam pikirannya dan jernih hatinya. Tetapi ternyata saya harus terkejut. Sekolah-sekolah Islam itu ternyata hanya mampu menyentuh fisiknya, tetapi bukan jiwanya. Betapa sedih ketika melihat anak-anak yang dulu jilbabnya besar berkibar-kibar, hanya beberapa bulan sesudah lulus dari SDIT atau SMPIT, sudah berganti dengan busana yang menampakkan auratnya dan ia perlihatkan kepada orang lain melalui foto-foto yang mereka pajang di Facebook.

Tentu saja saya tidak dapat mengatakan bahwa pendidikan Islam terpadu, integral atau apa pun istilahnya telah gagal total. Tetapi apa yang dapat dengan mudah kita telusuri dari tulisan mereka di Facebook maupun media sosial lainnya memberi gambaran betapa kita perlu berbenah dengan segera. Selagi aqidah, akhlak dan secara umum agama ini hanya kita sampaikan secara kognitif, maka tak banyak perubahan yang dapat kita harapkan. Jika yang kita berikan adalah pelajaran tentang agama, dan bukan pendidikan beragama yang dikuati oleh budaya karakter yang kuat di sekolah, maka anak-anak itu mampu berbicara agama dengan fasih tapi tidak menjiwai. Tak ada kebanggaan pada diri mereka terhadap apa-apa yang datang dari agama; apa-apa yang menjadi tuntunan Allah Ta'ala dan rasul-Nya.

Astaghfirullahal 'adzim. Na'udzubillahi min dzaalik.

Lalu apa yang merisaukan dari anak-anak itu? Sekurangnya ada tiga hal. Pertama, cara mereka berbahasa. Ini menggambarkan alam berpikir sekaligus kesehatan mental mereka. Kedua, sosok yang mereka banggakan dan mereka elu-elukan kehadirannya maupun tingkah-lakunya. Sosok yang menjadi panutan (role model). Ketiga, nilai-nilai dan keyakinan yang mereka banggakan sehingga mempengaruhi sikap dan perilaku mereka, meskipun tak tampak di mata orangtua dan guru.

Betapa Mengenaskan Bahasa Mereka

Salah satu kelebihan Bani Sa'diyah adalah kefasihannya berbahasa. Kepada Halimah dari Bani Sa'diyah Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam disusukan, sehingga masa kecilnya memperoleh pengalaman berbahasa yang baik. Tampaknya sepele, tetapi bagaimana kita berbahasa sangat mempengaruhi pertumbuhan mental dan perkembangan cara berpikir.

Adalah Alfred Korzybski, ahli semantik asal Rusia yang menunjukkan bahwa cara berbahasa yang salah berhubungan erat dengan mental yang sakit pada masyarakat. Terlebih jika kesalahan serius dalam berbahasa itu secara intens dilakukan oleh seseorang, utamanya lagi yang masih dalam tahap perkembangan sangat menentukan, yakni anak atau remaja. Dan kondisi mengenaskan inilah yang sedang terjadi pada anak-anak kita; dalam pergaulan dan terutama terlihat dari SMS maupun status facebook mereka.

Mari kita ingat kembali ketika Lev Vygotsky, seorang psikolog yang juga asal Rusia. Ia menunjukkan bahwa apa pun kecerdasan yang ingin kita bangun, kuncinya adalah bahasa. Ia juga menunjukkan betapa erat kaitan antara bahasa dan pemikiran. Penggunaan bahasa mempengaruhi cara berpikir. Siapa diri kita tercermin dari bagaimana kita berbahasa. Sebaliknya, cara kita berbahasa akan berpengaruh besar terhadap diri kita.

Nah, lalu apa yang bisa kita katakan terhadap anak-anak yang berbahasa alay dan berbicara dengan perkataan yang tak berguna penuh sampah? Sungguh, tengoklah status Facebook dan SMS mereka. Dan bersiaplah terkejut dengan apa yang terjadi pada diri mereka. Khawatirilah apa yang akan terjadi pada diri mereka di masa-masa mendatang.

Astaghfirullah. Laa ilaaha illa Anta subhanaKa ini kuntu minazh-zhaalimin.

Bukan Rasulullah Saw. yang Mereka Kagumi

Cara berbahasa mempengaruhi apa yang berharga dan apa yang tidak. Sulit bagi seseorang untuk mengagumi dan menjadikan seseorang yang cara berbahasanya sangat berbeda –apalagi bertolak-belakang—sedang sosok yang ingin mereka tiru, mereka banggakan dan mereka pelajari kehidupannya. Maka jangan heran jika mereka lebih terharu-biru oleh Justin Bieber daripada para shahabat radhiyallahu 'anhum ajma'in. Jangan terkejut pula jika Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam justru sosok yang sangat asing bagi mereka. Ironisnya, anak-anak yang seperti itu justru banyak lahir dari lembaga-lembaga Islam; sejak jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Apa pengaruhnya? Jika Rasulullah shallaLlahu 'alaihi wa sallam yang menjadi sosok panutan (role model) yang mereka banggakan, maka mereka akan berusaha untuk mempelajari jejak-jejaknya, mengingati kata-katanya dan mencoba melaksanakan apa yang mereka mampu dalam hidupnya. Mereka juga bangga terhadap orang yang meniru sosok panutannya. Itu juga berarti, jika sosok panutan mereka adalah Justin Bieber atau Lady Gaga, maka atribut, kata-kata dan segala hal yang berkait dengan mereka akan mereka buru dengan penuh kebanggaan. Mereka juga berusaha mengidentifikasikan diri dengan sosok panutannya.

Na'udzubillahi min dzaalik. Laa haula wa laa quwwata illa biLlah.

Pacaran Online Pun Terjadi

Maka, jangan terkejut jika anak-anak alumni SDIT yang masih belajar di SMPIT atau sekolah Islam sejenis justru amat liar pikirannya. Jangan terkejut juga jika menemukan anak seorang ustadz asyik pacaran online, mengungkapkan perasaan yang tidak sepatutnya ia ungkapkan kepada lawan jenis, apalagi membiarkannya diketahui oleh orang banyak. Sungguh, kemaksiatan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi lebih ringan nilainya dibanding kemaksiatan yang ia umumkan sendiri.

Ingin sekali berbincang lebih panjang. Tetapi tak tega rasanya berbicara blak-blakan tentang masalah ini.

Semoga catatan sederhana ini dapat menjadi pengingat untuk kita semua. Semoga Allah mudahkan kita menempuh kebaikan. Semoga pula Allah Ta'ala menjaga iman kita dan anak-anak kita.

Sebelum kita akhiri perbincangan ini, mari sejenak kita ingat firman Allah 'Azza wa Jalla:

ูˆَู„ْูŠَุฎْุดَ ุงู„َّุฐِูŠู†َ ู„َูˆْ ุชَุฑَูƒُูˆุงْ ู…ِู†ْ ุฎَู„ْูِู‡ِู…ْ ุฐُุฑِّูŠَّุฉً ุถِุนَุงูุงً ุฎَุงูُูˆุงْ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ูَู„ْูŠَุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ّู‡َ ูˆَู„ْูŠَู‚ُูˆู„ُูˆุงْ ู‚َูˆْู„ุงً ุณَุฏِูŠุฏุงً

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.

Oleh: Mohammad Fauzil Adhim

antara kapur, penghapus dan guru

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

omarkingdom.com
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"

"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.

Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…"

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."

"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang…"

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:

"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu."(QS. At Taubah :32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…?

#fb ust yusuf mansur

antara kapur penghapus dan bu guru

Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.

Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat penghapus ini, maka berserulah "Penghapus!" Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Ibu Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, kian lama kian cepat.

omarkingdom.com
Beberapa saat kemudian sang guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka berserulah "Penghapus!", jika saya angkat penghapus, maka katakanlah "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya murid-murid itu keliru dan kikuk, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kikuk. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya.

"Anak-anak, begitulah ummat Islam. Awalnya kalian jelas dapat membedakan yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Namun kemudian, musuh musuh ummat Islam berupaya melalui berbagai cara, untuk menukarkan yang haq itu menjadi bathil, dan sebaliknya.

Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kalian menerima hal tersebut, tetapi karena terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kalian terbiasa dengan hal itu. Dan kalian mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kalian tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, sex sebelum nikah menjadi suatu hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham Bu Guru"

"Baik permainan kedua," Ibu Guru melanjutkan. "Bu Guru ada Qur'an, Bu Guru akan meletakkannya di tengah karpet. Quran itu "dijaga" sekelilingnya oleh ummat yang dimisalkan karpet. Sekarang anak-anak berdiri di luar karpet.

Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada di tengah dan ditukar dengan buku lain, tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain, tetapi tak ada yang berhasil.

Akhirnya Sang Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an ditukarnya dengan buku filsafat materialisme. Ia memenuhi syarat, tidak memijak karpet.

"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak kalian dengan terang-terangan. Karena tentu kalian akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tetapi mereka akan menggulung kalian perlahan-lahan dari pinggir, sehingga kalian tidak sadar. Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina pundasi yang kuat. Begitulah ummat Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau fondasinya dahulu. Lebih mudah hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dahulu, kursi dipindahkan dahulu, lemari dikeluarkan dahulu satu persatu, baru rumah dihancurkan…"

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kalian. Mereka tidak akan menghantam terang-terangan, tetapi ia akan perlahan-lahan meletihkan kalian. Mulai dari perangai, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun kalian itu Muslim, tetapi kalian telah meninggalkan Syari'at Islam sedikit demi sedikit. Dan itulah yang mereka inginkan."

"Kenapa mereka tidak berani terang-terangan menginjak-injak Bu Guru?" tanya mereka. Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tetapi sekarang tidak lagi. Begitulah ummat Islam. Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tetapi kalau diserang serentak terang-terangan, baru mereka akan sadar, lalu mereka bangkit serentak. Selesailah pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang…"

Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya.
***
Ini semua adalah fenomena Ghazwu lFikri (perang pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh Islam. Allah berfirman dalam surat At Taubah yang artinya:

"Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, sedang Allah tidak mau selain menyempurnakan cahayaNya, sekalipun orang-orang kafir itu benci akan hal itu."(QS. At Taubah :32).

Musuh-musuh Islam berupaya dengan kata-kata yang membius ummat Islam untuk merusak aqidah ummat umumnya, khususnya generasi muda Muslim. Kata-kata membius itu disuntikkan sedikit demi sedikit melalui mas media, grafika dan elektronika, tulisan-tulisan dan talk show, hingga tak terasa.

Begitulah sikap musuh-musuh Islam. Lalu, bagaimana sikap kita…?

#fb ust yusuf mansur

melawan penguasa

Kisah Para Nabi Melawan Penguasa

Assalamu'alaikum wr. wb.

Saya yakin Antum semua di bulan Ramadhan kemarin telah mengkhatamkan Alquran. Tinggal masalahnya, berapa kali khatam?

Ikhwah fillah. Interaksi kita dengan Alquran baru akan terwujud ketika kita merasa dibimbing Alquran dalam setiap interaksi kita, termasuk pengalaman-pengalaman hidup kita. Pola interaksi kita dengan Alquran itulah yang harus kita tingkatkan, agar Alquran benar-benar memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita.

Ikhwah fillah. Salah satu kandungan Alquran adalah sejarah yang berisi fakta-fakta kemudian ditafsirkan. Tujuan utamanya bukan menguasai fakta-fakta itu, tetapi bagaimana kita mengambil pelajaran dari fakta-fakta sejarah tersebut.

Kisah Alquran yang erat kaitannya dengan kehidupan bernegara, di antaranya adalah kisah Nabi Yusuf, Nabi Sulaiman, dan Nabi Musa vs Penguasa kala itu.

Nabi Musa mengajarkan kepada kita tentang bagaimana memposisikan diri sebagai oposisi. Nabi Yusuf mengajarkan kepada kita konsep dan aplikasi tentang "musyarakah" sehingga kisahnya yang berawal di penjara dapat berujung di istana. Berbeda lagi kisah tentang Nabi Sulaiman, yang bercerita tentang bagaimana jika agama telah mampu menguasai negara.

Ketiga cerita tersebut meskipun berbeda, tetapi mempunyai persamaan:

(1) Konflik

Baik ketika beroposisi, bermusyarokah, maupun menguasai negara, konflik itu selalu ada. Bahkan (cikal bakal) konflik antara Nabi Musa dan Fir'aun telah ada jauh sebelum Nabi Musa lahir, yaitu keinginan Fir'aun melenyapkan setiap bayi laki-laki karena dikhawatirkan akan menyingkirkan kekuasaannya.

Konflik adalah salah satu bentuk cobaan Allah kepada manusia. Manusia yang paling keras cobaannya adalah para nabi dan orang-orang yang paling "mirip" dengan para nabi itu (orang-orang shalih).

Konflik itu biasa, bahkan konflik antara Yusuf dan Benyamin (satu ibu-satu bapak) dengan saudara-saudaranya yang juga anak-anak keturunan Nabi (keluarga Yusuf, 4 generasi ke atas adalah Nabi semua) hingga berujung pada skenario pembunuhan. Apalagi hanya dalam sebuah organisasi atau negara. Kata Sayid Qutb: kita tidak bisa memilih untuk tidak berkonflik, yang bisa kita pilih adalah di kubu mana kita berada.

Khusus cerita Yusuf kita dapati konflik terjadi karena kecemburuan akan kadar keikhlasan saudara-saudaranya. Maka, prinsip dakwah kita yang pertama dan utama adalah salamatush-shadr (lapang dada, wujud ukhuwah paling minimal -ed).

(2) Konspirasi

Hal yg patut dicatat: ayat-ayat yang berkaitan dengan konspirasi kepada para nabi itu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah dan kepada taqdir, supaya kita punya keyakinan bahwa Allah-lah yang mengendalikan semuanya. Dia-lah sebaik-baik pembuat tipu daya.

Kita lihat bagaimana kisah Nabi Musa yang diselamatkan Allah dengan mengantarkan beliau ke istana Fir'aun melalui Sungai Nil kemudian ditemukan oleh isteri Fir'aun. Siapakah yang mengendalikan pikiran isteri Fir'aun sehingga Musa diselamatkan dan diijinkan menikmati hidup di istana? Bukankah sebelumnya Fir'aun ingin agar setiap bayi laki-laki dibunuh? Mengapa dia justeru setuju untuk membesarkan Musa di istananya? Allah telah mengubah persepsi Fir'aun dan isterinya sehingga menyelisihi niatnya sendiri.

Ingat pertempuran Fir'aun dan Musa, ketika Musa terjepit Ia justru lari ke laut. Logika perang modern dimana-mana kalau terjepit larinya ke gunung atau hutan bukan ke laut. Maka tatkala Fir'aun mengetahui hal itu, ia dan pasukannya besorak karena sangat mudah menghancurkan Musa dan pengikutnya. Tapi Allah punya rencana, diperintahkan Musa memukulkan tongkat ke laut dan terbelah-lah lautan. Fir'aun pun tak sempat berpikir panjang, mengejar ke tengah lautan yang terbuka, dan ia pun binasa ditelan lautan.

Demikian pula, siapakah yang mengendalikan pikiran saudara Yusuf sehingga mereka hanya menceburkan Yusuf ke dalam sumur, dan bukan membunuhnya? Ingat, sebab utama konflik antara Nabi Yusuf dan saudara-saudaranya adalah KECEMBURUAN, yang berakhir pada konspirasi untuk membunuh Yusuf as.

Jika kita punya kesadaran tentang kekuasaan Allah, tidak boleh ada ancaman yang membuat kita berhenti bergerak dan berjuang. Maka, jangan pernah memandang besar dan kuat terhadap musuh-musuh kita. Allah-lah yang memberikan kita kekuatan dan persepsi itu.

(3) Jarak

Yang dimaksud di sini adalah jarak antara mimpi dan realisasi atas mimpi itu. Kita harus punya optimisme bahwa mimpi kita pasti terwujud. Harus punya nafas perjuangan yang panjang agar mimpi kita terwujud. Berapa lama jarak antara mimpi Nabi Yusuf dan realisasi kekuasaan beliau? Salah satu riwayat menjelaskan, jarak itu adalah 40 tahun. Kesabaran Yusuf itulah yang menjadikannya dimenangkan oleh Allah SWT.

Kesabaran adalah faktor yang sangat penting dalam suatu perjuangan. Kisah nabi Yusuf antara dibuang saudara-saudaranya dengan realitas mimpi ayahnya nabi Yakub, bahwa saudara-saudara akan menyembah/sujud ke nabi Yusuf, adalah sekitar 40 tahun (8x pemilu), riwayat lain 80 tahun (16x pemilu).

Jatuh bangun dalam pilkada, pileg, adalah biasa dalam pendakian menuju kemenangan. Yang pasti, kita harus terus naik, meskipun dlm perjalanan naik itu kadangkala butuh istirahat. Kalaupun kita menang pilkada bahkan memenangkan negara ini masih akan panjang perjuangan (tantangan dan konfliknya). Usai memenangi negara kita harus berjuang dan berkonflik memenangkan tahap berikutnya hingga sampai ustadziyatul 'alam.

Jadi miliki nafas yang panjang, jangan pernah patah arang apalagi hanya karena survey.

Siapa yang akan menang, adalah mereka yang berumur lebih panjang: stamina tetap, teknik semakin baik. Pemimpin Bosnia kala tahun 1994 diwawancarai oleh Fox News ditanya tentang masa depan Bosnia, beliau mengatakan, "Yang memenangi peperangan ini bukanlah yang membunuh lebih banyak jiwa, tetapi siapa yang bisa hidup lebih lama." Fakta sejarah menunjukkan bahwa pada akhirnya Serbia pergi dan Bosnia berdiri merdeka.

Yakinlah kapanpun itu kita akan tetap menang pada akhirnya. Mana lebih lama umur negara atau agama? Imperium Romawi-Yunani sekarang mana? Tapi agama yang dulu pernah mereka kalahkan sampai hari ini masih tetap ada. Maka karena kita berjuang untuk agama ia akan selalu menang! Politisi menciptakan voters, tapi agama menciptakan Followers. Kuat mana voters dan followers?

(4) Mindset

Baik Nabi Yusuf, Musa, maupun Sulaiman, ketiganya punya mindset sebagai PEMENANG, bukan pengabdi. Coba perhatikan, Doa Nabi Sulaiman yang sangat dahsyat: Robbii hablii mulkan laa yanbaghii li ahadin min ba'dii. Sulaiman minta negara dan ia minta negara itu tidak diberikan kepada selainnya.

Kita doanya apa? kita doa minta istri, anak-anak sholeh, dan semua itu diberikan oleh Allah. Tapi pernahkah kita berdoa minta negara?

*Sulaiman bukan hanya minta negara, tapi negara/kekuasaan yang tak diberikan Allah kepada setelahnya*

Kalau kita tak pernah meminta (berdoa) minta negara akankah Allah berikan kita negara ini? Oleh karena itu mari kita tambah doa-doa kita dengan doa Sulaiman.

*Kalau kita minta negara maka Allah akan sertakan segala isinya, tapi kalau kita hanya minta suami, istri, anak sholeh belum tentu negara akan diberikan pada kita. Sulaiman karena doanya itu menurut riwayat istrinya 99, bahkan Daud istrinya 1000*

Berdoalah kepada Allah agar kita diberikan kekuasaan yang dengannya kita memperbaiki umat dan bangsa ini. Bahkan lebih daripada itu, kita akan tunjukkan peran kita di muka bumi ini.

Apakah Antum siap untuk mengubah mindset sebagai pemenang? Apakah Antum siap memenangkan dakwah ini? Yakinkah Antum dengan kemenangan yang akan Allah berikan?

Inspirasi Dari Kisah Nabi Musa, Yusuf dan Sulaiman.

by Anis Matta

Jumat… ied ....

KETIKA IDUL FITRI HARI JUM'AT

Ketika hari raya, baik idul fitri maupun idul adha, terjadi pada hari Jum'at, maka berarti dua hari raya telah berhimpun dan berkumpul pada satu hari, yakni hari raya tahunan dan hari raya pekanan.

Nah ketika itu terjadi, seperti pada idul fitri yang lalu, Jum'at tanggal 17 Juli 2015!

apa yang harus atau boleh kita lakukan? Apakah disamping shalat Id, kitapun tetap wajib menghadiri shalat Jum'at pula? Ataukah shalat Jum'at hanya wajib bagi yang tidak ikut shalat Id paginya ? Dan bagi yang telah menghadiri shalat Id, apakah ia tetap wajib mengerjakan shalat dzuhur, ataukah kewajiban dzuhurpun sekaligus ikut gugur? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, mari kita cermati beberapa riwayat berikut ini:

1. Sahabat Mu'awiyah bin Abi Sufyan ra. bertanya kepada sahabat Zaid bin Arqam: Apakah Engkau pernah bersama Rasulullah SAW menyaksikan terjadinya dua hari raya dalam satu hari? Jawab Zaid: Ya, pernah. Lalu apa yang Beliau lakukan?, tanya Mu'awiyah lagi. Zaid menjelaskan bahwa, Beliau (Rasulullah SAW) mengerjakan shalat Id, lalu memberikan rukhshah (keringanan) dalam hal shalat Jum'at, seraya bersabda: "Siapa yang ingin tetap shalat Jum'at, maka silakan ikut hadir" (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai, Ibnu Majah, Ad-Darimi dan Al-Hakim).

2. Hadits Abu Hurairah ra: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Telah berkumpul pada hari kalian ini dua hari raya (yakni Idul Fitri dan hari Jum'at). Siapa yang ingin, maka (shalat Id-nya) telah cukup baginya sebagai pengganti shalat Jum'at. Namun kami akan tetap mengadakannya" (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Al-Hakim, Al-Baihaqi, dan lain-lain).

3. Hadits Ibnu Umar ra, dimana beliau berkata: Pernah terjadi bertemunya dua hari raya (hari raya Idul Fitri dan hari raya Jum'at) pada masa Rasulullah SAW. Maka Beliaupun mengadakan shalat Id bersama kaum muslimin, lalu bersabda: "Siapa yang ingin tetap ikut shalat Jum'at, maka silakan hadir, dan siapa yang memilih tidak ikut, juga tidak mengapa" (HR. Ibnu Majah dan Ath-Thabrani).

4. Hadits Ibnu Abbas ra. riwayat Ibnu Majah, dengan makna dan teks yang hampir sama dengan hadits Ibnu Umar diatas.

5. Dari 'Atha' bin Abi Rabah, beliau berkata: Ibnu Az-Zubair ra. pernah shalat Id bersama kami pada hari Jum'at, di pagi hari. Lalu kami pergi lagi untuk shalat Jum'at, namun beliau (Ibnu Az-Zubair yang menjadi khalifah saat itu) justru tidak keluar ke masjid. Sehingga kamipun shalat sendiri (maksudnya shalat berjamaah Jum'at tanpa kehadiran sang khalifah). Saat itu Ibnu Abbas ra. sedang berada di Thaif. Dan begitu tiba, kamipun menceritakan kepada beliau (tentang apa yang dilakukan khalifah Ibnu Az-Zubair ra), lalu beliau berkomentar: Dia (Ibnu Az-Zubair) telah sesuai dengan sunnah. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah). Di akhir teks riwayat Ibnu Khuzaimah terdapat tambahan: Ibnu Az-Zubair berkata: Aku melihat Umar bin Al-Khaththab, ketika bertemu dua hari raya pada satu hari, beliau melakukan seperti yang aku lakukan.

6. Terdapat beberapa riwayat lain dari praktik khalifah Utsman bin 'Affan ra. (HR. Al-Bukhari dan Malik dalam Al-Muwaththa'), dari praktik khalifah Ali bin Abi Thalib ra. (HR. Abdur Razzaq dan Ibnu Abi Syaibah), dan lain-lain, dengan isi dan kandungan makna yang secara umum sama dengan riwayat-riwayat hadits diatas.

Maka dari riwayat-riwayat hadits marfu' dan mauquf diatas, bisa ditarik beberapa kesimpulan hukum dan sikap sebagai berikut:

1. Siapa yang telah shalat Id, maka dirukhshahkan (diringankan) baginya untuk tidak menghadiri shalat Jum'at, namun ia tetap wajib shalat dzuhur di waktunya seperti hari-hari biasa. Akan tetapi lebih baik dan lebih afdhal apabila ia memilih untuk tetap menghadiri shalat Jum'at bersama kaum muslimin lain yang mengerjakannya.

2. Adapun bagi kaum laki-laki yang, karena satu dan lain hal, tidak ikut shalat Id, maka rukhshah (keringanan) soal shalat Jum'at tidak berlaku baginya. Sehingga ia tetap wajib shalat Jum'at seperti pada hari-hari Jum'at yang lain. Kecuali ketika ternyata tidak diadakan shalat Jum'at di masjid yang memungkinkan baginya untuk melakukannya. Maka dalam kondisi ini, ia cukup shalat dzuhur pada waktunya seperti biasa.

3. Wajib bagi penanggung jawab, pengurus, takmir atau imam tetap masjid jami' (masjid yang biasa mengadakan shalat jum'at) untuk tetap menyelenggarakan shalat jum'at, agar kaum muslim yang ingin, bisa mengikutinya. Demikian pula bagi seorang khatib yang telah terikat janji untuk berkhutbah sesuai jadwal, tentu tetap wajib memenuhi janji khutbahnya, meskipun ia telah ikut shalat Id pada pagi harinya. Kecuali bila memang telah ada khatib pengganti yang disepakati.

4. Sebagian ulama menyebutkan bahwa, tidak disyariatkan adanya kumandang adzan di waktu dzuhur, pada hari itu, kecuali adzan untuk shalat jamaah Jum'at di masjid-masjid yang menyelenggarakannya saja. Jadi intinya tidak ada seruan adzan, pada hari itu, untuk shalat dzuhur.

5. Pendapat yang mengatakan bahwa, bagi yang telah shalat Id, maka gugur pulalah baginya shalat Jum'at dan shalat dzuhur sekaligus, adalah pendapat yang marjuh (tidak kuat), karena bersandar kepada dasar yang sangat lemah. Oleh karenanya, para ulama sepanjang sejarah mengabaikan pendapat tersebut dan tidak menghiraukannya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri.
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Semoga kita semua termasuk yang tercatat dalam daftar para pemenang dan juara dengan piala taqwa yang lebih istimewa.

tekad kader?

Taujih Ust Musyaffa AR :

ุฏُู…ُูˆْุนُ ุงู„ْู…ُุฑَุจِّูŠ…!
Air Mata Murabbi … !

ูˆَู„َุนَู„َّู‡َุง ูƒَู„ِู…َุฉٌ ู‚َุงุณِูŠَุฉٌ - ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ْุฅِุฎْูˆَุฉُ - ูˆَู„َูƒِู†َّู‡َุง ู…ِู†َ ุงู„ْุญَู‚ِّ:

Bisa jadi, ini merupakan kosa kata yang kasar – wahai ikhwah – namun, ia bagian dari kebenaran.

ู†َุณْุชَุดْู‡ِุฏُู‡َุง ู‡ُู†َุง، ูِูŠْ ู‡َุฐَุง ุงู„ْู…َูˆْุทِู†ِ، ุจِู‚َูˆْู„ٍ ุตَุงุฏِู‚ٍ ู„ِุณُูْูŠَุงู†َ ุงَู„ุซَّูˆْุฑِูŠِّ - ุฑَุญِู…َู‡ُ ุงู„ู„ู‡ُ –

Kosa kata itu kami jadikan dasar di sini, di tempat ini, kosa kata yang terambil dari ucapan jujur seorang ulama' tabi'in: Sufyan Ats-Tsauri – rahimahullah -

ูَู‚َุฏْ ุฑُุคِูŠَ ุญَุฒِูŠْู†ًุง، ูَู‚ِูŠْู„َ ู„َู‡ُ: ู…َุง ู„َูƒَ؟

ูَู‚َุงู„َ: (ุตِุฑْู†َุง ู…َุชْุฌَุฑًุง ู„ِุฃَุจْู†َุงุกِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง، ูŠَู„ْุฒَู…ُู†َุง ุฃَุญَุฏُู‡ُู…ْ، ุญَุชَّู‰ ุฅِุฐَุง ุชَุนَู„َّู…َ: ุฌُุนِู„َ ู‚َุงุถِูŠًุง ุฃَูˆْ ุนَุงู…ِู„ًุง).

Di mana beliau pada suatu hari terlihat berduka, maka ditanyakan kepada beliau: "apa yang membuatmu berduka?". Maka beliau menjawab: "Kami telah menjadi bursa bagi para pencari dunia, menjadi kewajiban kami untuk mentarbiyah dan mendidik mereka, namun, setelah ia (selesai) belajar, ia menjadi hakim atau pejabat"!!!.

ู‚َุงู„َ ุฃَุญْู…َุฏُ ุงَู„ุฑَّุงุดِุฏُ ู…ُุนَู„ِّู‚ًุง:

Syekh Ahmad Ar-Rasyid berkomentar demikian:

ุฅِู†َّู‡َุง ุงู„ْุญَู‚ِูŠْู‚َุฉُ ุงู„ْู…ُุคْู„ِู…َุฉُ ูِูŠْ ุญَูŠَุงุฉِ ูƒَุซِูŠْุฑٍ ู…ِู†َ ุงู„ุฏُّุนَุงุฉِ.

Sungguh, ini merupakan fakta yang menyakitkan, fakta dalam kehidupan kebanyakan aktifis dakwah

ุชُุนَู„ِّู…ُู‡ُู…ُ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉُ ุงَู„ْูَุตَุงุญَุฉَ ูˆَุงู„ู„َّุจَุงู‚َุฉَ ุงู„َّุชِูŠْ ุชُู…َูƒِّู†ُู‡ُู…ْ ู…ِู†ْ ุญِูŠَุงุฒَุฉِ ูُุฑَุตٍ ุฌَูŠِّุฏَุฉٍ، ูَุฅِุฐَุง ุญَุงุฒُูˆْู‡َุง: ูَุชُุฑُูˆْุง،

Di mana dakwah telah mengajarkan kefasihan dan ketangkasan kepada mereka, kefasihan dan ketangkasan yang membuat mereka mendapatkan banyak peluang bagus, namun, begitu mereka mendapatkannya, mereka futur!!!

ุฃَูˆْ ุชَูْุชَุญُ ู„َู‡ُู…ُ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉُ ุจَุงุจَ ุงู„ุฏِّุฑَุงุณَุงุชِ ุงู„ْุนُู„ْูŠَุง، ูˆَู„َุนَู„َّ ุฅِุฎْูˆَุงู†َู‡ُู…ْ ุณَุนَูˆْุง ู„َู‡ُู…ْ ู„َุฏَู‰ ุงู„ْู…َุณْุคُูˆْู„ِูŠْู†َ ุงَู„ْุญُูƒُูˆْู…ِูŠِّูŠْู†َ ู„ِุญَูŠَุงุฒَุฉِ ุงู„ْุจِุนْุซَุงุชِ ูˆَุงู„ุฒِّู…َุงู„َุงุชِ، ูˆَู„َุฑُุจَّู…َุง ุฃَุนَุงู†ُูˆْู‡ُ ุจِุงู„ْู…َุงู„ِ، ุซُู…َّ ูŠُุคْู†ِุณُู‡ُ ุฅِุฎْูˆَุงู†ُู‡ُ ูِูŠْ ุบُุฑْุจَุชِู‡ِ ูˆَูŠَุนْุตِู…ُูˆْู†َู‡ُ ุงู„ْูِุชَู†َ، ูˆَูŠَุฎْู„ُูُูˆْู†َู‡ُ ูِูŠْ ุฃَู‡ْู„ِู‡ِ، ูَุฅِุฐَุง ุชَุฎَุฑَّุฌَ ูˆَุฑَุฌَุนَ: ูَุชَุฑَ، ูˆَูَูƒَّุฑَ ูِูŠْ ุนُุฐْุฑٍ ูŠَุชَู…َู„َّุตُ ุจِู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ْุนَู…َู„ِ.

Atau, dakwah telah membuka untuk para aktifis itu peluang studi pasca sarjana, dan bisa jadi, ikhwah yang lain telah mengupayakan melalui berbagai pihak di pemerintahan untuk mendapatkan peluang studi di luar negeri atau peluang pertukaran pelajar, dan bisa jadi ikhwah yang lain itu telah membantunya dengan harta, lalu, ikhwah yang terlebih dahulu ada di luar negeri mendampinginya selama berada di luar negeri, membentenginya agar terlindung dari berbagai godaan. Mereka pun mengurus keluarganya yang ditinggalkan. Namun, begitu sang akh lulus dan kembali, ia malah menjadi futur dan berfikir mencari alasan untuk tidak terlibat dalam aktifitas dakwah.

ู‚َุฏْ ุชَุตِูŠْุฑُ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉُ ู…َุชْุฌَุฑًุง ู„ِุฃَุจْู†َุงุกِ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง، ูŠَู„ْุฒَู…ُู‡َุง ุฃَุญْูŠَุงู†ًุง، ุญَุชَّู‰ ِุฅِุฐَุง ุตَุงุฑَ ู…ُูˆَุธَّูًุง ูƒَุจِูŠْุฑًุง، ุฃَูˆْ ุฃُุณْุชَุงุฐًุง ุฌَุงู…ِุนِูŠًّุง، ูˆَ(ุงุฎْุชِุตَุงุตِูŠًّุง ุฎَุจِูŠْุฑًุง): ุชَุฑَูƒَู‡َุง، ูˆَุงู†ْูَุฑَุฏَ ูŠَุจْู†ِูŠْ ู…ُุณْุชَู‚ْุจَู„َู‡ُ.

Dengan demikian, dakwah telah menjadi bursa bagi para pencari dunia yang terkadang menjadi kewajibannya untuk hal ini, lalu, setelah seorang aktifis menjadi pejabat besar, atau guru besar di perguruan tinggi, atau menjadi konsultan ternama, ia malah meninggalkan dakwah dan membangun masa depan pribadinya.

ูƒَู„ِู…َุฉٌ ู…ُุฑَّุฉٌ ูŠَุฌِุจُ ุฃَู†ْ ูŠَุชَู‚َุจَّู„َู‡َุง ุงู„ุฏُّุนَุงุฉُ، ูَุฅِู†َّ ูƒَุชِูَ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉِ ูŠَุฆِู†ُّ ู„ِูƒَุซْุฑَุฉِ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุญَู…َู„َู‡ُู…ْ ูˆَุชَู†َูƒَّุฑُูˆْุง ู„َู‡ُ.

Sungguh, sebuah kosa kata yang pahit yang harus ditelan oleh para aktifis dakwah, sebab pundak dakwah semakin berat menanggung beban orang-orang yang harus dipikulnya dan lalu melupakannya.

ูَุงุนْู‚ِุฏُูˆุง ุงู„ْุนَุฒْู…َ ุนَู„َู‰ ุงู„ْูˆَูَุงุกِ ู„ِู‡َุฐِู‡ِ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉِ ุงู„ْู…ُุจَุงุฑَูƒَุฉِ - ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ุฅِุฎْูˆَุฉُ - ูˆَุงุฌْุนَู„ُูˆุง ุงู„ุดَّู‡َุงุฏَุฉَ ุงู„ْุนَุงู„ِูŠَุฉَ ุฃَูˆِ ุงู„ุชِّุฌَุงุฑَุฉَ ุฃَูˆِ ุงู„ْู…َู†ْุตِุจَ ูِูŠْ ุฎِุฏْู…َุฉِ ุงู„ุฏَّุนْูˆَุฉِ، ู„َุง ู„ِู„ุตِّูŠْุชِ، ูˆَุฅِู„َّุง، ูَุฅِู†َّ ุงู„ْุฃَู…ْุฑَ ูƒَู…َุง ูŠَู‚ُูˆْู„ُ ุจَุนْุถُ ุงู„ุณَّู„َูِ:

Oleh karena itu – wahai aktifis dakwah – bulatkan tekad untuk tetap setia kepada dakwah yang berkah ini, dan jadikan ijazah kesarjanaan, atau sukses bisnis, atau jabatan, untuk berkhidmah kepada dakwah, bukan untuk mencari popularitas, jika tidak, maka urusannya seperti perkataan sebagian salafus-salih:

(ุฅِู†َّู‡ُ ู‚َู„َّ ู…َู†ْ ูŠُุณِุฑُّ ู„ِู†َูْุณِู‡ِ ุงู„ْุฌَุงู‡َ ูˆَุงู„ุตِّูŠْุชَ ูَุฃَู…ْูƒَู†َู‡ُ ุงู„ْุฎُุฑُูˆْุฌَ ู…ِู†ْู‡ُ).

"Sesungguhnya, sedikit sekali orang yang berkata pada dirinya untuk mendapatkan pangkat dan popularitas, lalu ia dapat keluar dengan selamat darinya".

(ู…ู† ูƒุชุงุจ "ุงู„ู…ุณุงุฑ" ู„ุฃุญู…ุฏ ุงู„ุฑุงุดุฏ)

Sumber: kitab al-Masar, karya Ahmad Ar-Rasyid.

Istighfar ! ramadhan berakhir

MEMPERBANYAK ISTIGHFAR DI AKHIR RAMADHAN

Istighfar adalah meminta ampunan pada Allah SWT. Istighfar adalah penutup setiap amalan sholih. Shalat lima waktu, haji, shalat malam, dan pertemuan dalam majelis biasa ditutup dengan amalan dzikir istighfar ini. Jika istighfar berfungsi sebagai dzikir, maka itu jadi penambah pahala. Sedangkan jika ada sesuatu yang sia-sia dalam ibadah, maka fungsi istighfar sebagai kafaroh (penambal).

'Umar bin 'Abdul 'Aziz pernah membuat tulisan yang ingin dikirimkan ke berbagai ke negeri. Isi surat tersebut adalah memerintahkan mereka untuk menutup bulan Ramadhan dengan istighfar dan shodaqoh yaitu zakat fithri. Karena zakat fithri menyucikan orang yang berpuasa dari hal-hal yang sia-sia dan dari kata-kata yang haram. Sedangkan bacaan istighfar adalah sebagai penambal atas kekurangan yang dilakukan saat puasa karena melakukan hal-hal yang sia-sia dan haram. Oleh karena itu, sebagian ulama mengibaratkan shodaqoh fithri (zakat fitrah) seperti sujud sahwi dalam shalat.

'Umar bin 'Abdul 'Aziz menulis dalam kitabnya tersebut,"Ucapkanlah seperti yang diucapkan oleh ayah kalian Adam 'alaihis salam,

ุฑَุจَّู†َุง ุธَู„َู…ْู†َุง ุฃَู†ูُุณَู†َุง ูˆَุฅِู† ู„َّู…ْ ุชَุบْูِุฑْ ู„َู†َุง ูˆَุชَุฑْุญَู…ْู†َุง ู„َู†َูƒُูˆู†َู†َّ ู…ِู†َ ุงู„ْุฎَุงุณِุฑِูŠู†َ
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi" (QS. Al A'rof: 23).

Ucapkanlah seperti yang diucapkan Nuh 'alaihis salam,

ูˆَุฅِู„َّุง ุชَุบْูِุฑْ ู„ِูŠ ูˆَุชَุฑْุญَู…ْู†ِูŠ ุฃَูƒُู† ู…ِّู†َ ุงู„ْุฎَุงุณِุฑِูŠู†َ
"Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi" (QS. Hud: 47)

Ucapkanlah seperti yang diucapkan Ibrahim 'alaihis salam,

ูˆَุงู„َّุฐِูŠ ุฃَุทْู…َุนُ ุฃَู† ูŠَุบْูِุฑَ ู„ِูŠ ุฎَุทِูŠุฆَุชِูŠ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ุฏِّูŠู†ِ
"dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat" (QS. Asy Syu'ara: 82)

Ucapkanlah seperti yang diucapkan Musa 'alaihis salam,

ุฑَุจِّ ุฅِู†ِّูŠ ุธَู„َู…ْุชُ ู†َูْุณِูŠ ูَุงุบْูِุฑْ ู„ِูŠ
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku" (QS. Al Qashash: 16)

Begitu pula ucapkanlah seperti yang diucapkan Dzun Nun (Yunus) 'alaihis salam,

ู„َّุง ุฅِู„َٰู‡َ ุฅِู„َّุง ุฃَู†ุชَ ุณُุจْุญَุงู†َูƒَ ุฅِู†ِّูŠ ูƒُู†ุชُ ู…ِู†َ ุงู„ุธَّุงู„ِู…ِูŠู†َ
"Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim" (QS. Al Anbiya': 87)

Puasa kita butuh pada istighfar, sedangkan amalan sholih sebagai penggenapnya. Bukanlah puasa kita penuh cacat dikarenakan pelanggaran yang kita lakukan saat puasa?. Sebagian salaf berkata setelah kita shalat, maka kita beristighfar untuk menambal cacat dalam shalat. Ini dilakukan sebagaimana orang yang berbuat dosa beristighfar. Inilah keadaan orang-orang yang bagus ibadahnya (muhsin). Sedangan para pelaku maksiat, bagaimana keadaan keseharian mereka? Sungguh merugi jika waktu untuk berbuat baik malah berbalik menjadi maksiat. Lalu waktu berbuat taat, malah jadi waktu sia-sia.

Al Hasan Al Bashri berkata, "Perbanyaklah istighfar karena kalian tidaklah tahu kapan waktu turunnya rahmat. Lukman pun pernah berkata pada anaknya, "Wahai anakkku, basahilah lisanmu dengan bacaan istighfar (permohonan ampun pada Allah) karena Allah telah memilih beberapa waktu yang do'a orang yang meminta tidak tertolak saat itu".

Demikian ringkasan dari Lathoiful Ma'arif, karya Ibnu Rajab, hal. 376-378. Semoga di penghujung Ramadhan, kita mendapat banyak maghfiroh dari Allah SWT Aamiin Yaa Robbal Aalaamiin .

mental miss kill (n)

Ada seorang anak muda yg merasa dirinya tdk tampan, tidak kaya dan nggak punya rezeki, sehingga tiap saat merasa gelisah. Malaikat bijak datang kepadanya:

"Anak muda, kenapa engkau tdk bahagia?"

"Saya merasa bingung ..., mengapa aku miskin terus ?"

"Miskin ...? kamu bukannya kaya?"

"Gimana bisa anda katakan kalo aku kaya? Dari mana anda menilainya?"

"Kalo sekarang engkau kehilangan 1 jari tanganmu, aku beri 50 juta, apa kamu mau?"

"Ehm ... Gak mau ..."

"Jikalau kamu kehilangan sebelah lenganmu, aku beri 500 juta, mau?"

"Ehm ... Gak mau ..."

"Kalo sepasang matamu buta, aku beri 10 milliar rupiah, mau ?"

"Gak mau ..."

Kalo aku jadikan engkau menjadi kakek berumur 80 tahun sakit sakitan, aku beri 100 milliar, mau?"

"Gak mau ..."

"Kalo sekarang engkau langsung meninggal, aku beri kamu 1 Trilliun, mau?"

"Gak mau ..."

"Hahahaha ... Berarti benar kan kalo kamu sdh memiliki kekayaan tak terhingga ...? Di dalam hatimu, kenapa masih mengeluh miskin ...?"

Anak muda itu tiba2 terdiam tanpa bisa berkata apa dan akhirnya mengerti apa arti kekayaan.

๐ŸŒฑKarena HIDUP adalah WAKTU yg dipinjamkan.
๐ŸŒฑdan HARTA adalah ANUGERAH yg dipercayakan.
๐ŸŒทBERSYUKURlah atas nafas yg masih kita miliki,
๐ŸŒทBERSYUKURlah atas tubuh yg masih kita miliki,
๐ŸŒทBERSYUKURlah atas kesehatan yg masih kita miliki,
๐ŸŒทBERSYUKURlah atas keluarga yg masih kita miliki,
๐ŸŒทBERSYUKURlah atas teman & sahabat yg masih kita miliki,
๐ŸŒทBERSYUKURlah atas pekerjaan yg masih kita miliki .....

๐Ÿ’›Mari kita sadari bahwa kita selalu DIBERI YG TERBAIK SESUAI KEBUTUHAN..... BUKAN YG KITA MAU....

rizki qu

๐ŸŒน Ada Rezeki pada Hati ๐ŸŒน

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Rezeki itu ada dua macam yaitu rezeki pada badan dan rezeki pada hati.

Rezeki pada badan yaitu rezeki yang diberikan pada hewan, manusia, jin dengan ketentuan dari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Ta'ala berfirman,

ูˆَู…َุง ู…ِู†ْ ุฏَุงุจَّุฉٍ ูِูŠ ุงู„ْุฃَุฑْุถِ ุฅِู„َّุง ุนَู„َู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุฑِุฒْู‚ُู‡َุง ูˆَูŠَุนْู„َู…ُ ู…ُุณْุชَู‚َุฑَّู‡َุง ูˆَู…ُุณْุชَูˆْุฏَุนَู‡َุง ูƒُู„ٌّ ูِูŠ ูƒِุชَุงุจٍ ู…ُุจِูŠู†ٍ

"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh)" (QS. Huud: 6)

Rezeki pada hati yaitu rezeki berupa tauhid dan iman yang Allah berikan kepada siapa saja yang Allah kehendaki. Rezeki semacam ini yang dibawa oleh para nabi dan rasul serta para da'i ilallah. Rezeki ini yang Allah berikan kepada yang berhak mendapatkannya dan yang mau bersyukur. Allah memberikan rezeki tersebut pada siapa yang berusaha mencari sebab-sebabnya. Itulah Maha Hakim dan Maha Mengetahuinya Allah. Dalam ayat disebutkan,

ู‚ُู„ْ ุฅِู†َّ ุงู„ْูَุถْู„َ ุจِูŠَุฏِ ุงู„ู„َّู‡ِ ูŠُุคْุชِูŠู‡ِ ู…َู†ْ ูŠَุดَุงุกُ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุงุณِุนٌ ุนَู„ِูŠู…ٌ (73) ูŠَุฎْุชَุตُّ ุจِุฑَุญْู…َุชِู‡ِ ู…َู†ْ ูŠَุดَุงุกُ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุฐُูˆ ุงู„ْูَุถْู„ِ ุงู„ْุนَุธِูŠู…ِ (74)

"Katakanlah: "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Luas karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui"; Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Ali Imran: 73-74)

Ketahuilah bahwa karunia, nikmat dan rezeki dari Allah itu begitu besar yang tak mungkin dihitung. Allah Ta'ala berfirman,

ูˆَุขَุชَุงูƒُู…ْ ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ู…َุง ุณَุฃَู„ْุชُู…ُูˆู‡ُ ูˆَุฅِู†ْ ุชَุนُุฏُّูˆุง ู†ِุนْู…َุฉَ ุงู„ู„َّู‡ِ ู„َุง ุชُุญْุตُูˆู‡َุง ุฅِู†َّ ุงู„ْุฅِู†ْุณَุงู†َ ู„َุธَู„ُูˆู…ٌ ูƒَูَّุงุฑٌ

"Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS. Ibrahim: 34).

Rezeki pada hati itulah yang paling besar dibandingkan pada badan. Karena rezeki pada hati yang hanya diberikan pada orang-orang yang spesial. Buktinya dapat kita lihat dalam ayat berikut yang membicarakan tentang diutusnya rasul dengan membawa Al-Qur'an dan As-Sunnah. Lantas setelah itu disebut bahwa itu adalah karunia yang besar yang diberikan pada siapa saja yang Allah kehendaki. Jadi ilmu dan iman adalah nikmat besar yang tiada taranya. Dalam ayat disebutkan,

ู‡ُูˆَ ุงู„َّุฐِูŠ ุจَุนَุซَ ูِูŠ ุงู„ْุฃُู…ِّูŠِّูŠู†َ ุฑَุณُูˆู„ًุง ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูŠَุชْู„ُูˆ ุนَู„َูŠْู‡ِู…ْ ุขَูŠَุงุชِู‡ِ ูˆَูŠُุฒَูƒِّูŠู‡ِู…ْ ูˆَูŠُุนَู„ِّู…ُู‡ُู…ُ ุงู„ْูƒِุชَุงุจَ ูˆَุงู„ْุญِูƒْู…َุฉَ ูˆَุฅِู†ْ ูƒَุงู†ُูˆุง ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ُ ู„َูِูŠ ุถَู„َุงู„ٍ ู…ُุจِูŠู†ٍ (2) ูˆَุขَุฎَุฑِูŠู†َ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ู„َู…َّุง ูŠَู„ْุญَู‚ُูˆุง ุจِู‡ِู…ْ ูˆَู‡ُูˆَ ุงู„ْุนَุฒِูŠุฒُ ุงู„ْุญَูƒِูŠู…ُ (3) ุฐَู„ِูƒَ ูَุถْู„ُ ุงู„ู„َّู‡ِ ูŠُุคْุชِูŠู‡ِ ู…َู†ْ ูŠَุดَุงุกُ ูˆَุงู„ู„َّู‡ُ ุฐُูˆ ุงู„ْูَุถْู„ِ ุงู„ْุนَุธِูŠู…ِ (4)

"Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang ummi (yang tidak pernah memperoleh kitab) seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar." (QS. Al Jumu'ah: 3).

Syaikh As-Sa'di rahimahullah berkata, "Ini adalah karunia terbesar yang Allah berikan pada siapa saja yang Allah kehendaki dari hamba-Nya. Nikmat diutusnya Rasul tersebut lebih besar dibandingkan dengan nikmat kesehatan badan dan keluasan rezeki, begitu pula lebih besar dari nikmat dunia lainnya. Nikmat diin (agama) tentu lebih besar dibandingkan nikmat lainnya karena nikmat tersebut adalah poros keberuntungan dan kebahagiaan yang kekal abadi." (Tafsir As-Sa'di, hal. 911).

Jadi, jangan yang selalu diharap adalah rezeki pada badan saja. Yang terpenting adalah rezeki pada hati, itu yang mesti selalu dipinta setiap waktu. Moga Allah terus memberikan iman dan takwa pada kita. Aamiin

Semoga bemanfaat. Wallahu waliyyut taufiq.

Referensi: ๐ŸŒธ๐Ÿ€

Kitab At-Tauhid fi Dhau' Al-Qur'an wa As-Sunnah. Cetakan pertama tahun 1432 H.

Muhammad bin Ibrahim bin 'Abdullah At-Tuwaijiriy. Penerbit Dar Ashda' Al-Mujtama'.
Tafsir As-Sa'di. Cetakan kedua tahun 1433

H. Syaikh 'Abdurrahman bin Nashir As-Sa'di. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.

๐ŸŒธ๐Ÿ€

Perjuangan Kawan!

Resume Kuliah Subuh I'tikaf Masjid Baitul Ilmi Labschool Jakarta 1436 H

Tanggal:
Selasa, 27 Ramadhan 1436 H/ 14 Juli 2015

Pengisi:
Prof. Dr. Arief Rachman (Kepala Sekolah Labschool Jakarta, Guru Besar UNJ, Duta UNESCO Indonesia)

Penulis:
- M. Syahnuryawan Jahja (Mahasiswa Psikologi FIP UNJ, 2013)
- Darwati Effendy (Mahasiswi Silvikultur FAHUTAN IPB 50)

----------------------

Kampus Tempat Anda Berjuang

Assalaamu'alaikum Wr. Wb.

Ketika bertemu mahasiswa, mengingatkan dengan perjuangan saya dkk dahulu. Di tahun 1966, kami mahasiswa saat itu bergerak menyuarakan "Trikura", dimana salah satu sahabat saya, sdr. Arif Rahman Hakim, tertembak di Jl. Medan Merdeka Utara. Jaket Hijau, Kuning, Biru, bersatu tuk berjuang. (Nama beliau diabadikan menjadi Nama Masjid UI Salemba)

Ketika dahulu kampus ini (UNJ) masih bagian dari FKIP UI tahun 1962, sampai berproses menjadi IKIP dan akhirnya UNJ, itu juga perjuangan.

Selama itu saya telah dipenjara selama 17 kali, bahkan saya ditendang dari S2 oleh pemerintah karena mengkritik pemilu 1977 saat itu.

Lalu mengapa saya perlu ceritrakan ini diawal? Jadi seperti ini kawan.

Ibadah itu tidak hanya di dalam masjid, tapi di luar masjid lebih banyak lagi ladang kita beramal dan berdakwah, memperbaiki ummat.

Saya saat datang kemari, secara random membuka tafsir Al-Quran, lalu terbukalah surat Al-lukman yang bicara tentang pendidikan. Juga teringat kisah pemuda Al-Kahfi yang tertuang dalam surat Al-Kahfi. Serta surat Ar-Rahman yang dibacakan oleh imam saat sholat subuh.

Tiga surat ini; Al-Lukman, Al-Kahfi, dan Ar-Rahman, merupakan surat yang sangat dahsyat bagi para pemuda, khususnya untuk anda para mahasiswa.

Terkait pendidikan, jangan jadikan kampus itu sebagai tempat cari title atau gelar, anda bisa lihat bagaimana anggota dewan saat ini, cari kedudukan atau memperjuangkan rakyat?

Jadi jadikan kampus sebagai tempat anda berjuang, berjuang untuk dapat IP tinggi, Toefl 560 agar bisa kuliah di luar negeri, buat penelitian, menulis jurnal ilmiah, disiplin waktu, menikah dengan seseorang yang satu gelombang (visi) dengan anda. Bahkan seorang muslim harus kaya, karena harta merupakan kendaraan untuk mencapai kejayaan islam dan kendaraan untuk mengantar kita ke surga Allaah.

Niatkan semuanya semata-mata untuk memperjuangkan agama Allaah.

Anda harus tahu kawan, bahwa 10 SMP terbaik di Jakarta, 7 diantaranya dikuasai oleh SMP Non Islam, 3 sisanya adalah SMP Labschool Jakarta, SMP Labschool Kebayoran dan SMPN 115 Jakarta. Apalagi kita tahu bahwa Jakarta dipimpin oleh seseorang yang bukan Islam kawan.

Maka dengan kapasitas pendidikan tinggi, dapat anda gunakan untuk menguasai pendidikan itu sendiri, bahkan pemerintahan demi kepentingan islam.

Lalu selain ahli dalam pendidikan, anda juga harus jadi aktivis, menyuarakan islam (kebenaran), jangan hanya sibuk baca buku kuliah.

Saya dulu pernah berhadapan dengan menteri pendidikan karena merekomendasikan kebijakan rok panjang untuk perempuan di SMP Al-Azhar, yang memang pada zaman itu tidak diperbolehkan. Saya bilang ini aturan islam harus nutup aurat Pak, aturan pemerintah yang salah.

Dari pembahasan tadi, jika kita sambungkan dengan kisah pemuda Al-Kahfi, mereka juga menjadi aktivis di zamannya, melawan pemimpin dzalim, lalu saat kondisi terdesak, mereka berstrategi melarikan diri ke gua kahfi.

Maka jadikan kampus dan masjidnya sebagai gua kafhi, tempat untuk anda berstrategi memikirkan masa depan ummat, meninggalkan selaga hingar bingar dunia karena Allaah Ta'ala.

Saya ambil contohnya pada Masjid Salman Al-Farisi ITB, dimana ketika saya melakukan penelitian disana, 3/4 mahasiswinya telah berjilbab. Masjid itu bukan hanya sekedar masjid, tapi menjadi pusat berjalannya keilmuan islam dan lainnya. Itupun juga dulunya diprakarsai oleh seorang alumnus ITB yang 'ditendang' dari ITB, maka berat makna "berjuang" itu kawan.

Selain itu kita bisa ambil contohnya pejuang-pejuang kemerdekaan terdahulu, yang ketika mereka berjuang, tidak pernah lepas dari kalimat takbir, Allaahu Akbar.

Kalaupun anda salah dalam berstategi, kalah dalam persaingan, itu tak mengapa. Sebab kalah dalam perperangan, itu tidak berarti kalah dalam perjuangan kawan.

Dan dalam berjuang, kita juga harus senantiasa bersyukur, jangan terus mengeluh.

Mungkin selama ini kita kurang ajar dengan Allaah, banyak mengeluh seperti Allaah gambarkan di surat Ar-Rahman sebanyak 31x.

"Fabiayyi A'laa Irabbikuma Tukadziban"

Mana nikmat Tuhan yang engkau dustakan?

Lalu yang tak kalah pentingnya dalam berjuang, adalah bagaimana hubungan anda dengan ibu dan ayah.

Jangan tampakkan diri anda sebagai mahasiswa didepannya, tapi tampakkan diri anda sebagai anak yang patuh terhadapnya.

Mungkin anda pernah berbeda pendapat dengan ibu, bahkan anda menganalisis setiap persoalan yang terjadi.

Memang boleh jadi itu benar kawan, tapi apakah itu menjadikan anda pantas untuk melawan dan membatahnya? Apakah dulu ketika dia mengandung anda, dia pernah menganalisis seberapa perutnya akan membesar dan menahan rasa sakit?

Tentu tidak kawan, dia tetap memperjuangkan anda, sampai anda lahir dan Allaah pertemukan kita hari ini.

Jangan sampai perjuangan anda menjadi semakin berat, karena ibu meneteskan air mata akibat perilaku tidak baik anda.

Ketika anda lahir pula, siapa yang mengadzankan di telinga kanan anda?

Tentunya ayah anda bukan. Hayya A'lal Falah, suatu perkataan doa bahwa kita harus jadi pemenang dalam perjuangan ini kawan.

Maka yakinlah, bahwa pertolongan Allaah akan datang dari arah yang tak pernah anda duga.

Saya memang pernah masuk penjara sebanyak 17 kali, namun Allaah izinkan saya berhaji sebanyak 18 kali. Saya do'akan semoga anda juga bisa kesana suatu saat.

Sebagai penutup, jadilah mahasiswa yang tegak ibadahnya, cerdas akalnya, bersih hatinya, kuat jasmaninya dan erat silaturahimnya, itulah modal anda untuk berjuang kawan.

Sekian dari saya, mohon maaf lahir dan bathin.

Wabillaahi Taufiq Wal Hidayah

Wassalaamu'alaikumWr. Wb.

syukur

Bersyukurlah bahwa kamu belum siap memiliki segala sesuatu yang kamu
inginkan... Seandainya sudah, apalagi yang harus diinginkan?

Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu sesuatu, karena itu memberimu
kesempatan untuk belajar...

Bersyukurlah untuk masa-masa sulit, di masa itulah kamu bertumbuh...

Bersyukurlah untuk keterbatasanmu, karena itu memberimu kesempatan untuk
berkembang...

Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru, karena itu akan membangun 
kekuatan dan karaktermu....

Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat, itu akan mengajarkan 
pelajaran yang berharga...

Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih, karena itu berarti kamu telah
membuat suatu perbedaan...

Mungkin mudah untuk kita bersyukur akan hal-hal yang baik ...
Hidup yang berkelimpahan datang pada mereka yang juga bersyukur akan masa
yang surut ...

Rasa syukur dapat mengubahkan hal yang negatif menjadi  positif....
Temukan cara untuk bersyukur akan masalah-masalahmu dan semua itu akan
menjadi berkah bagimu

C E L A K A

ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ّู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…َู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ


CELAKA


Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam naik ke atas mimbar kemudian berkata, "Aamiin, Aamiin, Aamiin".

Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, kenapa engkau mengatakan perkara tersebut?"

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jibril berkata kepadaku, 'Celaka seorang hamba yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup akan tetapi tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah Aamiin!' Maka kukatakan, 'Aamiin.'"

Kemudian Jibril berkata lagi, 'Celaka seorang hamba yang masuk bulan Ramadhan tetapi keluar dari bulan Ramadhan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah Aamiin!' Maka aku katakan, 'Aamiin'.

Kemudian Jibril berkata,
'Wahai Muhammad, celaka seseorang yang jika disebut namamu namun dia tidak bershalawat kepadamu dan katakanlah Aamiin!' Maka kukatakan, 'Aamiin.'" (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu. Asy Syaikh Al Albani mengatakan bahwa haditsnya hasan shahih).

Jibril mendoakan kecelakaan kepada orang yang menyia-nyiakan ramadhan. Bulan ramadhan telah Allah limpahi dengan curahan rahmat dan ampunan, tapi masih ada hamba-hambanya yang tidak memanfaatkannya untuk beroleh ampunan Allah. Orang-orang inilah yang akan mendapat kerugian.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuk kepada kita utk memanfaatkan momen Ramadhan ini, mengisinya dgn berbagai amal shalih sehingga kita pun beroleh ampunan-Nya.

ุจَุงุฑَูƒَ ุงู„ู„ู‡ُ ูِูŠْูƒ

Kebaikan dan Kemalasan

ุงู„ู„ู‡ู… ุฃุนู†ูŠ ุนู„ู‰ ุฐูƒุฑูƒ ูˆ ุดูƒุฑูƒ ูˆ ุญุณู† ุนุจุงุฏุชูƒ
Ya Allah tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu" HR Abu Dawud no 1522 dishahihkan oleh Al Hakim dan disepakati oleh Imam Adz Dzahabi

Bismillah,
Alloh subhaanahu wa ta'ala berfirman:

(ูˆَู„َูˆْ ุฃَุฑَุงุฏُูˆุง ุงู„ْุฎُุฑُูˆุฌَ ู„َุฃَุนَุฏُّูˆุง ู„َู‡ُ ุนُุฏَّุฉً ูˆَู„َٰูƒِู†ْ ูƒَุฑِู‡َ ุงู„ู„َّู‡ُ ุงู†ْุจِุนَุงุซَู‡ُู…ْ ูَุซَุจَّุทَู‡ُู…ْ ูˆَู‚ِูŠู„َ ุงู‚ْุนُุฏُูˆุง ู…َุนَ ุงู„ْู‚َุงุนِุฏِูŠู†َ)

"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu".
(QS: Attaubah: 46)

Syekh Ibnul Utsaimin -rahimahullah- berkata,
"Ayat ini adalah ayat yang sangat penting sekali, karena ayat ini adalah barometer bagi seorang hamba..

๐Ÿ“Œ Apabila kau melihat manusia semua berlomba-lomba..
✅ Untuk melakukan ketaatan
✅ Sholat malam
✅ Tarawih
✅ memperbanyak doa
✅ Sungguh-sungguh diatas sunnah dan mengamalkan sunnah
✅ Sungguh-sungguh beribadah kepada Alloh azza wa jalla

⛔ SEDANGKAN dirimu bermalas-malasan melakukan semua itu...
๐Ÿ“› Maka sadarilah bahwa Alloh tidak menginginkan kebaikan untuk mu...
Sehingga Alloh melemahkan semangat mu
❌ Karena Alloh tidak menyukai amalanmu dan Alloh tidak suka engkau mendapat kebaikan sebabnya adalah penyakit yang ada didalam hatimu"

๐Ÿ“šSyekh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin

http://ar.miraath.net/fawaid/11705

dr ustadz Kholid Syamhudi, Lc

¤¤(*)¤¤

UKASYAH

☆☆☆ UKASYAH ☆☆☆

Kisah ini terjadi pada diri Rasulullah SAW sebelum meninggal.

Rasulullah SAW telah jatuh sakit agak lama, sehingga kondisi beliau sangat lemah.

Pada suatu hari Rasulullah SAW meminta Bilal memanggil semua sahabat datang ke Masjid. Tidak lama kmdn, penuhlah Masjid dg para sahabat. Semuanya merasa rindu setelah agak lama tidak mendpt taushiyah dr Rasulullah SAW.
Beliau duduk dg lemah di atas mimbar. Wajahnya terlihat pucat, menahan sakit yg tengah dilderitanya.

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Wahai sahabat2 ku semua. Aku ingin bertanya, apakah telah aku sampaikan semua kepadamu, bahwa sesungguhnya Allah SWT itu adalah satu2nya Tuhan yg layak di sembah?"

Semua sahabat menjawab dg suara bersemangat, " Benar wahai Rasulullah, Engkau telah sampaikan kpd kami bahwa sesungguhnya Allah SWT adalah satu2nya Tuhan yg layak disembah."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Persaksikanlah ya Allah. Sesungguhnya aku telah menyampaikan amanah ini kpd mereka."
Kemudian Rasulullah bersabda lagi, dan setiap apa yg Rasulullah sabdakan selalu dibenarkan oleh para sahabat.

Akhirnya sampailah kepada satu pertanyaan yg menjadikan para sahabat sedih dan terharu. Rasulullah SAW bersabda:
"Sesungguhnya, aku akan pergi menemui Allah. Dan sebelum aku pergi, aku ingin menyelesaikan segala urusan dg manusia. Maka aku ingin bertanya kpd kalian semua. Adakah aku berhutang kpd kalian? Aku ingin menyelesaikan hutang tsb. Karena aku tidak mau bertemu dg Allah dlm keadaan berhutang dg manusia."

Ketika itu semua sahabat diam, dan dlm hati masing2 berkata "Mana ada Rasullullah SAW berhutang dg kita? Kamilah yg banyak berhutang kpd Rasulullah".

Rasulullah SAW mengulangi pertanyaan itu sebanyak 3 kali.
Tiba2 bangun seorang lelaki yg bernama UKASYAH, seorang sahabat mantan preman sblm masuk Islam, dia berkata:

"Ya Rasulullah! Aku ingin sampaikan masalah ini. Seandainya ini dianggap hutang, maka aku minta engkau selesaikan. Seandainya bukan hutang, maka tidak perlulah engkau berbuat apa-apa".

Rasulullah SAW berkata: "Sampaikanlah wahai Ukasyah".

Maka Ukasyah pun mulai bercerita:
"Aku masih ingat ketika perang Uhud dulu, satu ketika engkau menunggang kuda, lalu engkau pukulkan cambuk ke belakang kuda. Tetapi cambuk tsb tidak kena pada belakang kuda, tapi justru terkena pada dadaku, karena ketika itu aku berdiri di
belakang kuda yg engkau tunggangi wahai Rasulullah".

Mendengar itu, Rasulullah SAW berkata: "Sesungguhnya itu adalah hutang wahai Ukasyah. Kalau dulu aku pukul engkau, maka hari ini aku akan terima hal yg sama."
Dengan suara yg agak tinggi, Ukasyah berkata: "Kalau begitu aku ingin segera melakukannya wahai Rasulullah."

Ukasyah seakan-akan tidak merasa bersalah mengatakan demikian. Sedangkan ketika itu sebagian sahabat berteriak marah pd Ukasyah. "Sungguh engkau tidak berperasaan Ukasyah. bukankah Baginda sedang sakit..!?"

Ukasyah tidak menghiraukan semua itu. Rasulullah SAW meminta Bilal mengambil cambuk di rumah anaknya Fatimah.

Bilal meminta cambuk itu dari Fatimah, kemudian Fatimah bertanya: "Untuk apa Rasulullah meminta cambuk ini wahai Bilal?"

Bilal menjawab dg nada sedih: "Cambuk ini akan digunakan Ukasyah utk memukul Rasulullah"
Terperanjat dan menangis Fatimah seraya berkata:
"Kenapa Ukasyah hendak pukul ayahku Rasulullah? Ayahku sdg sakit, kalau mau mukul, pukullah aku anaknya".

Bilal menjawab: "Sesungguhnya ini adalah urusan antara mereka berdua".

Bilal membawa cambuk tsb ke Masjid lalu diberikan kpd Ukasyah.

Setelah mengambil cambuk, Ukasyah menuju ke hadapan Rasulullah. Tiba2 Abu bakar berdiri menghalangi Ukasyah sambil
berkata: "Ykasyah..! kalau kamu hendak memukul, pukullah aku. Aku orang yg pertama beriman dg apa yg Rasulullah SAW sampaikan. Akulah sahabtnya di kala suka dan duka. Kalau engkau hendak memukul, maka pukullah aku".

Rasulullah SAW: "Duduklah wahai Abu Bakar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah. Kemudian Umar berdiri menghalangi Ukasyah sambil berkata:
"Ukasyah..! kalau engkau mau mukul, pukullah aku. Dulu memang aku tidak suka mendengar nama Muhammad, bahkan aku pernah berniat untuk menyakitinya, itu dulu. Sekarang tidak boleh ada seorangpun yg boleh menyakiti Rasulullah Muhammad. Kalau engkau berani menyakiti Rasulullah, maka langkahi dulu mayatku..!."

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Umar. Ini urusan antara aku dg Ukasyah".

Ukasyah menuju kehadapan Rasulullah, tiba2 berdiri Ali bin Abu Talib sepupu sekaligus menantu Rasulullah SAW.

Dia menghalangi Ukasyah sambil berkata: "Ukasyah, pukullah aku saja. Darah yg sama mengalir pada tubuhku ini wahai Ukasyah".

Lalu dijawab oleh Rasulullah SAW:
"Duduklah wahai Ali, ini urusan antara aku dg Ukasyah" .

Ukasyah semakin dekat dg Rasulullah. Tiba2 tanpa disangka, bangkitlah kedua cucu kesayangan Rasulullah SAW yaitu Hasan dan Husen. Mereka berdua memegangi tangan Ukasyah sambil memohon. "Wahai Paman, pukullah kami Paman. Kakek kami sedang sakit, pukullah kami saja wahai Paman. Sesungguhnya kami ini cucu kesayangan Rasulullah, dg memukul kami sesungguhnya itu sama dg menyakIiti kakek kami, wahai Paman."

Lalu Rasulullah SAW berkata: "Wahai cucu2 kesayanganku duduklah kalian. Ini urusan Kakek dg Paman Ukasyah".

Begitu sampai di tangga mimbar, dg lantang Ukasyah berkata:
"Bagaimana aku mau memukul engkau ya Rasulullah. Engkau duduk di atas dan aku di bawah. Kalau engkau mau aku pukul, maka turunlah ke bawah sini."

Rasulullah SAW memang manusia terbaik. Kekasih Allah itu meminta bbrp sahabat memapahnya ke bawah. Rasulullah didudukkan pada sebuah kursi, lalu dengan suara tegas Ukasyah berkata lagi:
"Dulu waktu engkau memukul aku, aku tidak memakai baju, Ya Rasulullah"

Para sahabat sangat geram mendengar perkataan Ukasyah.

Tanpa berlama2 dlm keadaan lemah, Rasulullah membuka bajunya. Kemudian terlihatlah tubuh Rasulullah yg sangat indah, sedang bbrp batu terikat di perut Rasulullah pertanda Rasulullah sedang menahan lapar.

Kemudian Rasulullah SAW berkata:
"Wahai Ukasyah, segeralah dan janganlah kamu berlebih2an. Nanti Allah akan murka padamu."

Ukasyah langsung menghambur menuju Rasulullah SAW, cambuk di tangannya ia buang jauh2, kemudian ia peluk tubuh Rasulullah SAW seerat-eratnya. Sambil menangis sejadi2nya, Ukasyah berkata:
"Ya Rasulullah, ampuni aku, maafkan aku, mana ada manusia yang sanggup menyakiti engkau ya Rasulullah. Sengaja aku melakukannya agar aku dapat merapatkan tubuhku dg tubuhmu. Seumur hidupku aku bercita2 dapat memelukmu. Karena sesungguhnya aku tahu bahwa tubuhmu tidak akan dimakan oleh api neraka. Dan sungguh aku takut dengan api neraka. Maafkan aku ya Rasulullah..."

Rasulullah SAW dg senyum berkata:
"Wahai sahabat2ku semua, kalau kalian ingin melihat ahli Surga, maka lihatlah Ukasyah..!"

Semua sahabat meneteskan air mata. Kemudian para sahabat
bergantian memeluk Rasulullah SAW.

*****
Meski sudah sering membaca dan mendengar kisah ini berulang-ulang, tetap saja aku menangis.
Semoga tetesan air mata ini membuktikan kecintaan kita kepada kekasih Allah SWT....

Allahumma sholli 'alaa Muhammad.
Allahumma sholli 'alayhi wassalam.
------------------

love you

Duhai Istri, berusahalah bahagiakan hati suami

1. Suami dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
.
.

2. Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung nafkahnya oleh ayah ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti ayah dan ibunya.
.
.

3. Suami ridha menghabiskan waktunya untuk mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal dia tahu, di sisi ALLAH, engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya di sisi ALLAH.
.
.

4. Suami berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu dan berusaha menyelesaikannya sendiri.Sedangkan engkau terbiasa mengadukan masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. Padahal bisa saja disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. Namun tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
.
.

5. Suami berusaha memahami bahasa diammu,bahasa tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja. Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
.
.
6. Bila engkau melakukan maksiat,maka dia akan ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah di tuntut ke neraka karena apa yang dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.

SUBHANALLAH . .
Semoga kita semua mendapatkan jodoh yang sholeh dan sholehah yang di Ridhoi ALLAH Subhanahu Wa Ta'ala..
Aamiin.....

antara kamu dan cita cita mu

Masihkah ada anganmu itu?

Oleh: @alfredodstefano

Kamu bilang kelak pengen pengajian bareng sama Rasulullah, untuk belajar Islam langsung dari sumbernya..

Kamu pernah cerita kelak mau nantang dan belajar gulat melawan Umar bin Khatab, sang Singa Padang Pasir yang bahkan setan pun lari terbirit-birit mendengar namanya..

Kamu punya angan kelak bertarung seru bersama Sang Pedang Allah, Khalid bin Walid, panglima perang nomer satu kala itu..

Kamu sampaikan kelak ingin adu jitu memanah dengan Saad bin Abi Waqqas, yang bahkan Rasulullah bersumpah atas nama ayah dan ibunya untuknya..

Kamu memiliki asa kelak belajar adzan sama Bilal, sang budak mulia yang sandalnya sudah terdengar di surga padahal saat itu masih di dunia..

Saat semua angan, cita-cita dan harapan ini membumbung tinggi, timbullah pertanyaan menyakitkan..

Dimanakah solat ontime berjamaah di masjidmu?
Lalu, bacaan Alquran harianmu?
Terus solat dhuha bahagiamu?
Kemudian, mana sedekah2 totalitasmu?
Dan dimanakah solat malammu? Tangis ampun akan kesalahan2mu yang telah berlalu?

Heiiii, jangan cuma senyum2 menyeringai dengan muka sok lugu, emang ini lucu? Apa jawabanmu?

Masihkah kamu merasa layak memiliki angan-angan tinggi seperti di atas itu?
Lantas, apakah semuanya masih mungkin terjadi padamu?

Coba Tanyakan pada cermin di rumahmu..
:'(

cahaya da gelap

Menemukan artikel yg penuh hikmah.

Seorang profesor yang Atheis berbicara dalam sebuah kelas fizik.

Profesor: "Apakah Allah menciptakan segala yang ada?"

Para mahasiswa: "Betul! Dia pencipta segalanya."

Profesor: "Jika Allah menciptakan segalanya, berarti Allah juga menciptakan kejahatan."

(Semua terdiam. Agak kesulitan menjawab hipotesis profesor itu).

Tiba-tiba suara seorang mahasiswa memecah kesunyian.

Mahasiswa: "Prof! Saya ingin bertanya. Apakah dingin itu ada?"

Profesor: "Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, dingin itu ada."

Mahasiswa: "Prof! Dingin itu tidak ada. Menurut hukum fizik, yang kita anggap dingin sebenarnya adalah ketiadaan panas.

Suhu -460 degree Fahrenheit adalah ketiadaan panas sama sekali. Semua partikel menjadi diam. Tidak boleh bertindak pada suhu tersebut.

Kita menciptakan kata 'dingin' untuk mengungkapkan ketiadaan panas ya.

Selanjutnya! Apakah gelap itu ada?"

Profesor: "Tentu saja ada!"

Mahasiswa: "Anda salah lagi Prof! Gelap juga tidak ada.

Gelap adalah keadaan di mana tiada cahaya. Cahaya boleh kita pelajari. Sedangkan gelap tidak boleh.

Kita boleh menggunakan prisma Newton untuk mengurai cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari panjang gelombang setiap warna.

Tapi! Anda tidak boleh mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur melalui berapa besar intensiti cahaya di ruangan itu.

Kata 'gelap' dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan cahaya.

Jadi! Apakah kejahatan, kemaksiatan itu ada?"

Profesor mulai bimbang tapi menjawab juga: "Tentu saja ada."

Mahasiswa: "Sekali lagi anda salah Prof! Kejahatan itu tidak ada. Allah tidak menciptakan kejahatan atau kemaksiatan. Seperti dingin dan gelap juga.

Kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk menggambarkan ketiadaan Allah dalam dirinya.

Kejahatan adalah hasil dari tidak hadirnya Allah dalam hati manusia."

Profesor terpaku dan terdiam!

Dosa terjadi kerana manusia lupa hadirkan Allah dalam hatinya..

Hadirkan Allah dalam hati pada setiap saat, maka akan selamatlah diri kita..

Itulah IMAN..

SESUNGGUHNYA DOSA ITU LAHIR SAAT IMAN TIDAK HADIR DALAM HATI KITA..

Jurus Memikat wanita

⭕⭕⭕๐Ÿ„⭕⭕⭕
5 JURUS MEMIKAT WANITA

Alhamdulillah acara HBO kemarin sore hingga malam meriah, terlihat harapan dari binar mata peserta yang hadir semoga HBO bisa menjadi Solusi masalah yang selama ini hinggap dan tak tahu kapan kan selesai.

Pagi ini dari Solo, saya ingin berbagi buat HBO member yang jualan produk wanita (perempuan).. Yang Dimana segmen utamanya adalah perempuan… Rasanya perlu tahu 5 hal ini deh agar jualannya laris.. Hee..

Kata orang tua dulu….."Jika ingin mengenal karakter pasangan wanitamu… Ajaklah dia berbelanja" hee…
Jika jualan kita produk wanita,..gunakan emosinya untuk mendapatkan penjualan (sales)

Ada 5 hal yang disukai wanita….

1. DISKON. Hehe…. Wanita suka diskon… Kebanyakan wanita…tapi Kalau wanita di grup ini sih saya yakin nda sepeti wanita yang lain yang CINTA DISKON, kalau pun ada disini…yah paling hanya 1…atau 2 atau 3,4,5,6,7,8,9 dst,, :-)

Maka gunakanlah kalimat DISKON untuk menarik emosi pembeli wanita.
Turunkan sedikit keuntungan per pcs kita dengan DISKON, maka kita akan mendapatkan LABA besar dari total penjualan.

2. Gimmic/ HADIAH. Point kedua ini bisa dipakai oleh bapak2 juga lho untuk menaklukkan wanitanya  heee.. Kebanyakan wanita LOVE hadiah very much.

Pernah ada sebuah acara perkumpulan ibu2, lalu didatangi oleh sebuah produk yang nebeng acara itu… Beberapa saat sebelum acara di mulai, produknya sudah habis…..

Usut punya usut… Ternyata ibu ibu ini pada membeli bukan karena produknya, namun karena ingin mendapatkan tas cantik hadiah jika membeli produk ini hanya di tempat itu……

Sekali lagi keuntungannya diturunkan per pcs, namun dapatkan LABA secara total keseluruhan.

Saya pernah mencoba jualan Mukena, keuntungan per buah 40.000 lalu saya turunkan jadi 20,000 saja, sisa 20.000 nya saya belikan pasmina,… Dan berikan sebagai hadiah…… Penjualan saya meningkat hingga 300%…..:-)

Di bahasa promo, saya tulis.. Promo.. Selama Juli setiap pembelian 1 buah mukena, dapatkan pashmina cantik seharga 50.000 gratis… Warna bisa memilih sendiri. Selama persediaan masih ada.. Buruan.!

Saya tulis pashminanya seharga jual 50.000 tapi belinya sih 20.000 kan menarik tuh bagi pembeli heehe… (kalau mau beli pashminanya saja dari saya jual 50.000)

Lanjut point 3

3. JANJI MANIS. Heehehe…ini tidak mengada- ngada.. Namun wanita suka diberi janji #ups. Kebanyakan mereka

Yang tertarik dengan tulisan "HARGA TERMURAH" atau "JIKA ADA YANG LEBIH MURAH KAMI GANTI DUA KALI LIPAT" atau Janji manis lain….. Hanya wanita. Sedangkan lelaki lebih logis dalam membeli.
Maka jangan lupa, tambahkan bumbu…. JANJI-JANJI MEMIKAT untuk memikat pembeli wanita.

Kata kata rayuan, disukai dan dipercaya wanita, karena memang kodratnya.

Produk yang sama, dijual dengan kalimat promosi berbeda…akan menghasilkan jumlah penjualan yang berbeda pula….. Padahal hanya kalimat ajakannya yang berbeda. Fikirkan MANTRA apa yang bisa kita berikan dan menarik buat pelanggan wanita kita?

4. Visual. Apalagi produk fasyien… Maka visual sangat berpengaruh besar terhadap penjualan.

Coba saja buktikan, produk yang sama, di foto berbeda akan menghasilkan penjualan yang beda. Maka kita harus memberi perhatian yang besar terhadap tampilan atau visualisasi produk kita.

Seringkali saya dan istri tersenyum melihat produk yang fotonya bagus sekali, namun setelah kita peroleh..ternyata biasa sekali…. Istilah istriku… Bajunya lebih bagus di pakai sama manekin daripada dipakai orang he..:-)

Intinya kita jangan asal foto produk lalu di pasang di toko ONline kita. Harus perhatikan faktor keindahannya.
Dan terakhir ke lima….

5. BATASI waktunya. Jika beri program… Batasi waktunya sampai kapan. Pembeli terutama wanita akan terpacu untuk memperoleh produk kita yang sedang diskon atau program lain karena waktu yang dibatasi… Misal hanya 1 minggu, 1 bulan, atau hanya 3 hari. Semakin dibatasi semakin bagus.. Jangan terlalu panjang waktu berlakunya program.. Karena nanti tidak beda dengan biasanya.

Silahkan dicoba.. Dan lihat apa yang akan terjadi, ituh.! (niru gaya mario teguh)

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉGenpro
Fitra Jaya Saleh ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ
⭕⭕⭕๐Ÿ„⭕⭕⭕

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by PKS Piyungan